• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Italia Moskwa, Saksi Berakhirnya Kejayaan Diego Maradona Bersama Napoli

Bola

SBOBET
Journalist
Napoli menjamu Dinamo Moskwa pada leg pertama babak 16 besar Liga Europa, Kamis (12/3) malam, dengan nuansa déjà vu berkat sosok pelatih tim lawan, Stanislav Cherchesov.

Sebagian publik Napoli mungkin masing mengingatnya. Sosok Cherchesov yang mengenakan kaus kuning dan celana panjang hitam, serta misai tebal yang membentang di atas bibirnya, mengingatkan kenangan 25 tahun lalu. Saat itu, Cherchesov menjadi salah satu figur dalam momen titik balik bagi Napoli. Pertemuan Cherchesov dengan Napoli sebelumnya terjadi pada malam ketika klub berjuluk Azzurri itu memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Diego Maradona.

Cherchesov berdiri di bawah gawang Spartak Moskwa kala Napoli datang ke Rusia pada leg kedua Piala Champions 1990/91. Leg pertama di Napoli berakhir sama kuat, 0-0. Masalahnya, seluruh skuat Napoli datang dengan persiapan yang baik jelang leg kedua, tetapi tidak dengan Maradona.

Bintang Argentina itu merupakan bagian penting bagi Napoli dengan mengantarkan dua gelar juara Serie A, satu trofi Piala UEFA, Piala Super Italia, dan satu gelar topskor. Maradona dan Azzurri seperti pasangan yang berjodoh. Sayangnya, perjodohan bahagia mereka berujung porak-poranda.

Usai Piala Dunia 1990 yang digelar di Italia, Maradona lepas kendali. Ejekan dari fans yang sudah dianggapnya sebagai negara kedua baginya di final melawan Jerman Barat sungguh melukai hatinya. Maradona tak pernah mampu bangkit dari hantu kekalahan itu sehingga menjadi pecandu koakin.

Hubungannya dengan Napoli awalnya berlangsung mesra. Memasuki musim 1990-91, muncul perubahan. Peristiwa menjelang leg kedua di Moskwa menjadi titik krusial dari pecahnya hubungan mesra itu.

"Saya tak mau pergi ke Moskwa," ujar Diego memberikan pengumuman. Dia memilih memberikan kepercayaan kepada rekan-rekan setimnya untuk melalui leg kedua dengan lancar. Direktur Luciano Moggi, yang belakangan Anda kenal populer bersama Juventus, menduga Maradona bakal merusak harmoni tim. Apalagi sang bintang berencana tiba belakangan di Moskwa.

"Siapapun yang tidak berangkat bersama-sama, tidak akan dimainkan," ancam Moggi. Maradona bergeming.

Sekelompok rekan setim bahkan meluangkan waktu mengunjungi apartemen Maradona di kawasan Posilipo guna membujuk Maradona agar mau berangkat bersama-sama sesuai waktu yang ditentukan, yaitu Senin pagi. Saat tiba, mereka diberitahu asisten Maradona kalau sang bintang sedang tidur. Belakangan ketahuan kalau Maradona tidur akibat efek pesta semalam suntuk dengan diimbuhi taburan bubuk kokain.
Untuk menyusul tim ke Moskwa, Maradona menyewa pesawat pribadi senilai 30 juta lira dan tiba Selasa malam. Kedatangannya di penginapan tim bersama pasangan Claudia Villafane dan agen Marcos Franchi disambut dingin Moggi dan pelatih Alberto Bigon. Kecewa dengan perlakuan tersebut, Maradona pergi keluar hotel untuk berpelesiran.

Eks kiper Cherchesov yang kini menjadi pelatih Dinamo Moskwa​

Dia mengunjungi Red Square. Tentu saja kawasan ikonik tersebut sudah ditutup dan sekelompok polisi Rusia tak memberinya izin masuk. Maradona adalah Maradona, dan dia menemukan cara untuk masuk serta menikmati tur pribadi ke Mausoleum Lenin serta kawasan pelesiran terkenal lain di sekitar kawasan itu. Dia baru kembali ke hotel pukul 3 pagi, atau kurang dari 12 jam sebelum kick-off pertandingan melawan Spartak.

Saat Diego memasuki lapangan di Stadion Lenin, kini bernama Luzhniki, dia mengenakan kaus bernomor punggung 16 dan bukan 10. Ancaman Moggi menjadi nyata. Sang bintang dipinggirkan ke bangku cadangan karena menolak berangkat bersama-sama rombongan tim.

Pada menit ke-63 pertandingan, Maradona masuk lapangan menggantikan Gianfranco Zola. Tak banyak kontribusinya di atas lapangan. Pertandingan leg kedua berakhir 0-0 sehingga pemenang harus ditentukan melalui adu penalti.

Ciro Ferrara dan Massimo Mauro menjalankan tugas sebagai eksekutor dengan baik, tapi begitu pula dengan para pemain Spartak. Saat kedudukan 3-2, Marco Baroni, yang menjadi pencetak gol penentu scudetto enam bulan sebelumnya, menjadi eksekutor. Tendangan Baroni melenceng. Eksekusi sukses Maradona pun menjadi sia-sia karena Napoli tak selamat dari kekalahan.

Maradona saat merayakan gelar juara Piala UEFA 1989​

"Maradona harus membayar kesalahannya," tukas Moggi menahan geram usai tersingkir. Sang bintang menolak menjadi kambing hitam, "Saya toh mencetak gol dari eksekusi penalti." Pembelaan yang tak meyakinkan manajemen klub.

Moggi dan presiden Corrado Ferlaino bersiap mengakhiri hubungan cinta Maradona dengan klub serta seisi kota. Mereka menyeret perusahaan pribadi Maradona ke pengadilan guna memotong gajinya yang dianggap terlampau besar dibandingkan dengan nilai kontribusinya. Klub sudah jengah dengan tingkah laku Maradona. Meski tak pernah dinyatakan di depan publik, klub juga muak dengan semua kontroversi yang ditimbulkannya.

Empat bulan kemudian, Maradona gagal dalam tes doping usai kemenangan 1-0 Napoli atas Bari. Klub tak lagi berniat mengajukan pembelaan baginya, tak seperti insiden-insiden yang terjadi sebelumnya. Era Maradona bersama Napoli telah selesai. Gambar Maradona duduk di bangku cadangan Stadion Lenin 25 tahun yang lalu pun menjadi momen yang bersejarah.

Begitu pula halnya dengan gambar kegembiraan Cherchesov, merayakan kemenangan dengan berlutut dan mengacungkan kedua tangannya tinggi-tinggi. Kedua momen itu menjadi kenangan yang sangat berkesan dari rekaman nostalgia Napoli dan Moskwa.

Kini, Cherchesov sudah berusia 51 tahun dan menjadi pelatih Dinamo Moskwa. Bukan tidak mungkin kemenangan atas Napoli akan kembali diwujudkannya. Dalam beberapa pekan ini, Cherchesov akan membuat Neapolitan mengenang kembali kejadian yang pernah membuat mereka patah hati.



liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Moskwa, Saksi Berakhirnya Kejayaan Diego Maradona Bersama Napoli
 
Top