Sebuah startup baru asal Surabaya ingin membantu para penjual online dalam mengelola pembukuan transaksi online mereka dengan sebuah layanan berbasis cloud bernama Ngorder. Startup ini dibentuk oleh Agus Eko Setiyono & Alif Akbar Fitrawan
Dengan Ngorder pengguna bisa mencatat setiap pemesanan online yg terjadi. Data yg dicatat mulai dari nama pemesan, tanggal, nama produk, status pembayaran, hingga jenis pengiriman yg digunakan.
Ini adalah sebuah ide yg menarik untuk membantu para penjual online mengelola & memantau transaksi penjualan mereka dengan lebih rapih. Khususnya penjual yg menjual produk mereka di berbagai situs marketplace maupun iklan baris.
Sayangnya Ngorder tidak terintegrasi langsung dengan situs-situs e-commerce tersebut. Artinya pengguna harus tetap memperbarui status apakah pemesanan sudah dibayar, dikirim, & diterima oleh pemesan.
Fitur lain yg ditawarkan adalah laporan analisis penjualan. Bentuknya berupa grafik penjualan dari hari ke hari. Dalam grafik tersebut pengguna bisa melihat berapa produk yg telah terjual & jumlah keuntungan yg diperoleh.
Baca juga: Transaksi E-commerce Indonesia Tahun Depan Diprediksi Capai $4,5 Miliar
Model freemium & aplikasi mobile
Saat ini Ngorder masih dalam tahap beta & akan meluncurkan versi final pada awal bulan depan. Untuk jumlah pengguna pun masih sangat minim. Agus mengungkapkan bahwa target utama mereka adalah para reseller, dropshipper, & supplier jual beli online.
Di Indonesial, walau tersedia banyak situs marketplace & iklan baris, belum banyak layanan yg menyediakan pengelolaan bisnis online. Salah satu startup asal Thailand yg menjadi kompetitor Ngorder secara tidak langsung adalah Page365.
Disinggung mengenai model bisnis, Agus mengungkapkan bahwa ia menggunakan model bisnis freemium. Artinya layanan Ngorder bisa digunakan gratis. Namun, untuk bisa menikmati semua fiturnya tanpa ada batasan jumlah pengguna & transaksi, pengguna harus membayar Rp100.000 per bulan. Tarif yg terjangkau untuk bisnis online yg tidak memerlukan toko fisik.
Bagaimanapun tantangan terbesar untuk produk seperti ini adalah akuisisi pengguna yg sedang menjadi fokus utama & PR besar bagi Agus & Alif. Ke depannya, Agus juga ingin menambahkan lebih banyak fitur & juga meluncurkan versi mobile untuk Android & iOS.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
Dikutip dari sini