Jurnalis The Guardian, Glenn Greenwald, akan membeberkan penyadapan yang dilakukan oleh NSA terhadap muslim Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan oleh organisasi American Civil Liberties Union (ACLU).
Seperti yang dikutip dari RT pada Kamis (03/07), Direktur Eksekutif ACLU, Anthony Romero, mengatakan bahwa data yang bocor berisi indikasi bahwa muslim di Amerika Serikat menjadi subjek penyadapan oleh NSA seperti yang dulu dilakukan Direktur FBI, J. Edgar Hoover, terhadap aktivis persamaan hak-hak warga kulit hitam Martin Luther King.
Hal ini disampaikan Romero kepada para panelis pada acara Aspen Ideas Festival yang digelar pada Rabu (02/07). Namun Romero tidak menjelaskan secara detail dokumen atau waktu dokumen tersebut akan dipublikasikan. Romero menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan hal ini cukup sulit, karena materi presentasi ini merupakan data yang penting.
Ini akan menjadi menarik untuk melihat siapa yang terdapat pada daftar di dokumen ini, ungkap Romero.
Romero juga mengatakan akan menjadi menarik jika terdapat nama anggota kongres yang terdapat dalam daftar tersebut. Ini akan menjadi menarik untuk melihat jika terdapat anggota kongres pada daftar ini, judicial preview seperti apa yang akan terjadi jika hal ini terjadi, lanjut Romero.
Praktek diskriminasi seperti penyadapan kepada warga negara Amerika Serikat yang menganut agama Islam terjadi setelah tragedi (9/11). Hal ini terungkap ketika kantor berita AP melaporkan bahwa Kepolisian New York memata-matai pemeluk agama Islam di New York dan New Jersey.
Kegiatan mata-mata ini memicu kemarahan, yang berefek ketika puluhan pemimpin Muslim dan kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia berbicara menentang kegiatan ini. Namun hal ini tetap dilakukan hingga April 2014. Praktek-praktek kontroversial ini berjalan setelah mendapatkan perintah dari pengadilan federal dengan alasan untuk melaksanakan program anti terorisme dan pengadilan mengatakan bahwa penyadapan tidak melanggar hak-hak sipil.
Seperti yang dikutip dari RT pada Kamis (03/07), Direktur Eksekutif ACLU, Anthony Romero, mengatakan bahwa data yang bocor berisi indikasi bahwa muslim di Amerika Serikat menjadi subjek penyadapan oleh NSA seperti yang dulu dilakukan Direktur FBI, J. Edgar Hoover, terhadap aktivis persamaan hak-hak warga kulit hitam Martin Luther King.
Hal ini disampaikan Romero kepada para panelis pada acara Aspen Ideas Festival yang digelar pada Rabu (02/07). Namun Romero tidak menjelaskan secara detail dokumen atau waktu dokumen tersebut akan dipublikasikan. Romero menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan hal ini cukup sulit, karena materi presentasi ini merupakan data yang penting.
Ini akan menjadi menarik untuk melihat siapa yang terdapat pada daftar di dokumen ini, ungkap Romero.
Romero juga mengatakan akan menjadi menarik jika terdapat nama anggota kongres yang terdapat dalam daftar tersebut. Ini akan menjadi menarik untuk melihat jika terdapat anggota kongres pada daftar ini, judicial preview seperti apa yang akan terjadi jika hal ini terjadi, lanjut Romero.
Praktek diskriminasi seperti penyadapan kepada warga negara Amerika Serikat yang menganut agama Islam terjadi setelah tragedi (9/11). Hal ini terungkap ketika kantor berita AP melaporkan bahwa Kepolisian New York memata-matai pemeluk agama Islam di New York dan New Jersey.
Kegiatan mata-mata ini memicu kemarahan, yang berefek ketika puluhan pemimpin Muslim dan kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia berbicara menentang kegiatan ini. Namun hal ini tetap dilakukan hingga April 2014. Praktek-praktek kontroversial ini berjalan setelah mendapatkan perintah dari pengadilan federal dengan alasan untuk melaksanakan program anti terorisme dan pengadilan mengatakan bahwa penyadapan tidak melanggar hak-hak sipil.