Menanggapi pidato Presiden Joko Widodo di puncak acara HUT Golkar, yang meminta agar para politisi oposisi menghentikan politik bohong, kubu oposisi justru menyindir balik Presiden Jokowi, mengatakan bahwa Jokowi dan kubunyalah yang selalu menyebar politik kebohongan.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan bahwa pidato Jokowi tersebut menyindir dirinya sendiri. “Ibarat pepatah, Pak Jokowi itu sedang menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri,” kata Andre seperti yang dikutip dari cnnindonesia.com.
Menurut Andre, justru Jokowi yang lebih sering melakukan politik bohong selama empat tahun sejak ia terpilih sebagai presiden. Andre menyebut politik kebohongan Jokowi termasuk janji-janji kampanye yang ia sampaikan saat pemilu presiden 2014. Janji-janji Jokowi tersebut tak ditepati Jokowi sampai sekarang, menurut klaim Andre.
“Bilang saya enggak akan impor kebutuhan pokok, ternyata impor. Bilang enggak akan berhutang, ternyata raja hutang. Bilang enggak akan angkat jaksa agung dari parpol, eh Jaksa Agungnya dari NasDem. Saya akan ciptakan lapangan kerja, eh malah lebih banyak pengangguran,” tambah Andre.
Senada dengan Andre, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon, juga turut menyinggung janji-janji kampanye Jokowi empat tahun lalu. Fadli mengatakan bahwa Jokowi “sedang dalam refleksi” dengan menyindir diri sendiri.
“Saya kira ini sudah tepat empat tahun, banyak sekali janji-janji itu yang tidak ditunaikan. Itulah yang namanya politik kebohongan. Jadi, menurut saya, Pak Jokowi sedang menyindir dirinya sendiri,” ungkap Fadli kepada pojoksatu.id.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, juga menyuarakan hal yang sama. Menurutnya, politik kebohongan Jokowi malah diproduksi dengan sengaja dan terencana yang bertujuan untuk memperdaya rakyat.
“Banyak sekali kebohongan yang diproduksi, sangat sistematis misalnya akuisisi 51 persen saham Freeport, itu saja sudah terbukti kan ingin mengelabui rakyat,” katanya.
Sementara itu, Partai Gerindra melalui Ketua DPP Gerindra Sodik Mujahid, seperti yang dilansir dari detik.com, menyerukan agar Jokowi segera menindaklanjuti pidato itu, dengan mempersiapkan hukuman bagi dirinya sendiri dan jajaran timses dan kabinetnya.
Karena menurut Sodik, selama ini pabrik hoax dan kebohongan berada di tempat-tempat tersebut, jadi dengan berpidato seperti itu, Jokowi seperti “maling teriak maling”.
“Tolong sampaikan dengan sungguh-sungguh dan siapkan langkah sanksi jika tidak dipenuhi ajakannya. Ajakan dan sanksi berikan kepada dirinya sendiri, jajaran kabinetnya, jajaran tim suksesnya,” kata Sodik.
Baca Sumber
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan bahwa pidato Jokowi tersebut menyindir dirinya sendiri. “Ibarat pepatah, Pak Jokowi itu sedang menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri,” kata Andre seperti yang dikutip dari cnnindonesia.com.
Menurut Andre, justru Jokowi yang lebih sering melakukan politik bohong selama empat tahun sejak ia terpilih sebagai presiden. Andre menyebut politik kebohongan Jokowi termasuk janji-janji kampanye yang ia sampaikan saat pemilu presiden 2014. Janji-janji Jokowi tersebut tak ditepati Jokowi sampai sekarang, menurut klaim Andre.
“Bilang saya enggak akan impor kebutuhan pokok, ternyata impor. Bilang enggak akan berhutang, ternyata raja hutang. Bilang enggak akan angkat jaksa agung dari parpol, eh Jaksa Agungnya dari NasDem. Saya akan ciptakan lapangan kerja, eh malah lebih banyak pengangguran,” tambah Andre.
Senada dengan Andre, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon, juga turut menyinggung janji-janji kampanye Jokowi empat tahun lalu. Fadli mengatakan bahwa Jokowi “sedang dalam refleksi” dengan menyindir diri sendiri.
“Saya kira ini sudah tepat empat tahun, banyak sekali janji-janji itu yang tidak ditunaikan. Itulah yang namanya politik kebohongan. Jadi, menurut saya, Pak Jokowi sedang menyindir dirinya sendiri,” ungkap Fadli kepada pojoksatu.id.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, juga menyuarakan hal yang sama. Menurutnya, politik kebohongan Jokowi malah diproduksi dengan sengaja dan terencana yang bertujuan untuk memperdaya rakyat.
“Banyak sekali kebohongan yang diproduksi, sangat sistematis misalnya akuisisi 51 persen saham Freeport, itu saja sudah terbukti kan ingin mengelabui rakyat,” katanya.
Sementara itu, Partai Gerindra melalui Ketua DPP Gerindra Sodik Mujahid, seperti yang dilansir dari detik.com, menyerukan agar Jokowi segera menindaklanjuti pidato itu, dengan mempersiapkan hukuman bagi dirinya sendiri dan jajaran timses dan kabinetnya.
Karena menurut Sodik, selama ini pabrik hoax dan kebohongan berada di tempat-tempat tersebut, jadi dengan berpidato seperti itu, Jokowi seperti “maling teriak maling”.
“Tolong sampaikan dengan sungguh-sungguh dan siapkan langkah sanksi jika tidak dipenuhi ajakannya. Ajakan dan sanksi berikan kepada dirinya sendiri, jajaran kabinetnya, jajaran tim suksesnya,” kata Sodik.
Baca Sumber