• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Italia Pemain Terbaik Juventus 2014/15: Leonardo Bonucci, Benteng Kokoh Si Nyonya

Bola

SBOBET
Journalist
Juventus tinggal selangkah lagi menggapai impian treble winners musim ini, setelah merengkuh gelar juara Coppa Italia, Kamis (21/5) dini hari WIB. Hasil itu melengkapi gelar Serie A Italia keempat beruntun mereka dan tinggal menyempurnakannya dengan Liga Champions.

Sekalipun gagal di final oleh Barcelona nantinya, musim ini tetap bakal dianggap sebagai salah satu musim terbaik Juve. Ya...atau setidaknya musim terbaik dalam 19 tahun, sejak jadi kampiun Eropa terakhir kali pada 1996. Kesuksesan kali ini jelas tak bisa lepas dari deretan sosok krusial, yang jadi penentu hasil akhir laga di sepanjang musim ini.

Sebagai tim yang lebih mengedepankan kolektivitas dalam bermain, sulit rasanya menunjuk salah satu Juventino yang layak diberi predikat pemain terbaik. Karenanya tak heran jika sosok pelatih anyar, Massimiliano Allegri, lebih kerap diangkat pamornya ketimbang anak asuhnya sendiri.

Setelahnya, publik sepakbola dunia pasti sepakat menunjuk bintang utama I Bianconeri dalam dua musim terakhir, Carlos Tevez. Tidak salah memang, karena El Apache begitu eksplosif musim ini dengan jadi top skor sementara Serie A dan sudah menorehkan tujuh gol di Liga Champions.

Tapi ketika kita korek lebih dalam, sejatinya lini pertahananlah yang jadi kunci utama kesuksesan Juve. Bersama Allegri, Tim Hitam Putih jauh lebih pragmatis ketimbang era Antonio Conte yang membabi buta dalam menyerang. Mereka bisa bermain lebih variatif dengan menggunakan tiga, empat, bahkan lima bek sekaligus. Tak heran jika pertahanan Juve musim ini jadi yang terbaik kedua di bawah Barca, dengan baru kebobolan 40 gol.

Dan sosok paling tepat ditunjuk sebagai yang terbaik di area itu adalah Leonardo Bonucci. Sosok bek modern yang memiliki konsistensi performa luar biasa musim ini.



Periode awal kedatangannya lewat banderol €15 juta pada musim 2010/11 menuai kecaman. Bonucci dicap sebagi bek medioker yang dinilai terlampau tinggi. Belum lagi latar belakangnya yang merupakan lulusan akademi rival abadi Juve, FC Internazionale.

Dalam skema empat bek yang jadi pakem pelatih saat itu, Luigi Del Neri, Bonucci sungguh jadi titik lemah. Dirinya terlampau kerap melakukan blunder konyol, entah itu kesalahan dalam melepas operan maupun penempatan posisi. Pemain kelahiran Viterbo ini memiliki andil besar dalam 47 gol yang bersarang ke jala Juve. Untungnya debut musim mengenaskan itu masih bisa dimaafkan manajemen klub.

Sosok pelatih Juve selanjutnya, Antonio Conte, lantas berjasa pada perbaikan karier sepakbola Bonucci, sejak kedatangannya di musim 2011/12. Mantan kapten La Vecchia Omcidi itu sadar jika sang bek memang kurang memiliki ketahanan dalam skema man to man marking. Karenanya formasi empat bek selalu membuat Bonucci terlihat buruk.

Kelebihan tak lazim dari seorang bek justru dilihat Conte dalam diri Bonucci. Pemain pengagum nomor 19 ini memiliki kelebihan dalam akurasi operan, entah itu direct pass atau long ball, tajam dalam duel udara, dan punya visi bermain yang luar biasa. "Mereka semua salah jika memandang Bonucci sebagai bek medioker. Ia adalah calon bek terbaik Italia, generasi lanjutan dari dinasti cattenaccio Italia. Namun dirinya lahir dalam bentuk yang lebih modern. Ia semakin matang dan Anda akan terkesima dengan penampilannya dalam waktu dekat ini," tegas Conte.

Pernyataan Conte itu terbukti lewat variasi taktik tiga bek dalam formasi 3-5-2. Dengan diapit oleh dua bek berkelas macam Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli, secara mengejutkan Bonucci lebih berperan layaknya sweeper. Ia ditugaskan untuk berbagi tugas dengan Pirlo sebagai depp lying midfielder, dengan memainkan tempo, melepaskan fantasi operan, dan wajib maju ke depan dalam situasi bola mati.

Hasilnya luar biasa! Bonucci yang memiliki stamina tak terbatas sukses melakukan segalanya dengan nyaris sempurna. Ia tampil matang dengan jauh lebih elegan ketika bertahan. Dirinya juga tajam dalam memanfaatkan kemelut dari situasi bola mati, entah melalui tandukan mautnya atau tembakan geledeknya.

Sejak Bonucci menempati posisi itu, La Fidanzata d'Italia selalu keluar sebagai kampiun dan pemilik pertahanan terbaik Serie A hingga kini. Mereka juga selalu masuk tiga besar tim dengan pertahanan terbaik di Eropa. "Saya tak ingin terdengar sombong tapi Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli dan saya adalah kombinasi pertahanan terbaik di dunia. Statistik tidak berbohong," tegas Bonucci, yang selalu emosional menyerang para pengritik ketika merayakan gol.



Seiring berjalannya waktu, posisi Bonucci mulai tak tergantikan. Tidak oleh Chiellini dan Barzagli yang memang berbeda tipe dengannya, serta Angelo Ogbonna sang pelapis. Bonucci sudah menjadi intisari dari kokohnya lini pertahanan Si Nyonya musim ini, sehingga bagai anti terhadap kebijakan rotasi.

Sekalipun Allegri mulai mengandalkan skema empat bek dalam formasi 4-3-1-2, Bonucci tetap tak tergantikan. Kematangan permainan yang sudah dimiliki, membuatnya tak lagi kikuk bermain sebagai bek murni. "Siapa yang bilang saya tak bisa bermain dengan skema empat bek? Saya mampu! Meski begitu harus diakui jika bermain dalam formasi tiga bek lebih mengeluarkan potensi sejati saya," ungkap Bonucci.

Statistik memang membenarkan pernyataannya. Di usianya yang baru saja menginjak 28 tahun, Bonnie bisa dikatakan mencapai puncak kariernya musim ini. Jumlah gol, intersep dan sapuan bolanya menunjukkan angka tertinggi di sepanjang kariernya, yang juga terbaik di antara rekannya di lini belakang.

Semua sudah dibuktikan oleh Bonucci. Kini tinggal bagaimana dirinya menyempurnakan statusnya sebagai pemain terbaik Juve musim ini, dengan jadi juara atau pecundang di final Liga Champions.

"Meraih Scudetto [empat kali beruntun] dan Coppa Italia membuat kami begitu merasa istimewa. Kami telah menorehkan sejarah di Italia dan sekarang berkesempatan untuk menyampurnakan perjalanan luar biasa ini di Liga Champions!" tegas Il Bono.

liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Pemain Terbaik Juventus 2014/15: Leonardo Bonucci, Benteng Kokoh Si Nyonya
 
Top