Pembocor data perusahaan software raksasa Microsoft diganjar hukuman 3 bulan penjara dan dideportasi dari Amerika Serikat. Seperti yang dilaporkan oleh itnews.com mantan pegawai Microsoft ini diganjar dengan hukuman tersebut karena mencuri dan membocorkan data rahasia Microsoft.
Pria yang bernama Alex Kibkalo ini merupakan warga negara Rusia. Kibkalo telah bekerja tujuh tahun bersama perusahaan Microsoft. Saat di Microsoft, Kibkalo bekerja sebagai software architect di Lebanon dan Rusia. Kibkalo ditangkap oleh FBI pada Maret lalu. Kibkalo ditangkap karena tuduhan kejahatan pencurian produk Windows 8 RT dan detail produk Activation Server Software Development Kit dan menjualnya kepada seorang bloger di Perancis.
Bloger tersebut lalu menyebarkan informasi yang didapatnya secara online lalu menjual nomor aktivasi Windows Server melalui eBay. Saat proses pengadilan sebelumnya Kibkalo sebelumnya telah mengaku mencuri dan membocorkan informasi rahasia. Jaksa pada saat itu merekomendasikan tiga bulan penjara dan 22.500 dolar AS pembayaran kepada Microsoft.
Microsoft menemukan sumber kebocoran setelah memeriksa akun Hotmail bloger yang mengatakan hal itu diizinkan untuk melakukan sebagai bagian dari persyaratan layanan dalam “keadaan luar biasa”. Setelah mendapatkan kritik dari pembela kebebasan pribadi, Microsoft merubah kebijakan tentang pemeriksaan konten pelanggan yang dilakukan oleh penegak hukum.
Pria yang bernama Alex Kibkalo ini merupakan warga negara Rusia. Kibkalo telah bekerja tujuh tahun bersama perusahaan Microsoft. Saat di Microsoft, Kibkalo bekerja sebagai software architect di Lebanon dan Rusia. Kibkalo ditangkap oleh FBI pada Maret lalu. Kibkalo ditangkap karena tuduhan kejahatan pencurian produk Windows 8 RT dan detail produk Activation Server Software Development Kit dan menjualnya kepada seorang bloger di Perancis.
Bloger tersebut lalu menyebarkan informasi yang didapatnya secara online lalu menjual nomor aktivasi Windows Server melalui eBay. Saat proses pengadilan sebelumnya Kibkalo sebelumnya telah mengaku mencuri dan membocorkan informasi rahasia. Jaksa pada saat itu merekomendasikan tiga bulan penjara dan 22.500 dolar AS pembayaran kepada Microsoft.
Microsoft menemukan sumber kebocoran setelah memeriksa akun Hotmail bloger yang mengatakan hal itu diizinkan untuk melakukan sebagai bagian dari persyaratan layanan dalam “keadaan luar biasa”. Setelah mendapatkan kritik dari pembela kebebasan pribadi, Microsoft merubah kebijakan tentang pemeriksaan konten pelanggan yang dilakukan oleh penegak hukum.