Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Perang Siber dan Perdamaian
Internet of things (IOT) memberikan banyak keuntungan sekaligus membuka peluang terciptanya perang siber, papar Javier Solana, mantan sekjen NATO asal Spanyol. Solana menyatakan bahwa pada tahun 2020 nanti, hampir semua aspek kehidupan manusia akan terhubung ke Internet. Saygnya, konsep yg dikenal dengan nama IoT tersebut memiliki risiko yg sangat besar.
Serangan siber akan semakin intens & hal ini berdampak besar pada kehidupan manusia, ujar Solana. Sejumlah serangan yg muncul dari dunia siber sudah semakin banyak. Hal ini semakin meningkat ketika dunia sudah terhubung satu sama lain, lanjutnya.
Solana menuturkan bahwa serangan siber semacam ini bersifat asimetris. Tidak ada lagi batasan di dunia siber. Pemerintah pun kesulitan dalam menerapkan aturan khusus terkait regulasi di dunia maya, papar Solana.
Di satu sisi, Solana menjelaskan bahwa perang siber pun akan mudah terjadi seiring terkoneksinya manusia di seluruh penjuru dunia. Mereka yg memiliki sumber daya terbatas dapat melumpuhkan sistem keamanan sebuah negara dibandingkan realita di dunia nyata, kata Solana. Dampak kerusakan akibat peperangan siber bersifat transnasional, tetapi memiliki dampak yg besar terhadap dunia global, tambahnya.
Namun, Solana sendiri tidak menampik bahwa perdamaian di dunia siber bisa saja terjadi. Solana mengungkapkan bahwa perdamaian dapat tercipta jika ada itikad baik di antara tiga negara besar yaitu Rusia, Tiongkok & AS. Menurut Solana, ketiga negara tersebut memiliki peranan yg sangat penting dalam menciptakan perdamaian di dunia siber. Ketiganya memiliki power yg mumpuni di dunia maya saat ini.
Mengacu pada The Global Conference on Cyberspace (GCCS) di Amsterdam beberapa waktu lalu, perdamaian di dunia siber perlu dibangun di semua multistake holder, kata Solana. Pembangunan perdamaian tersebut menurut Solana perlu melibatkan beberapa unsur. Seperti contohnya unsur negara, perusahaan, individu orpun lembaga internasional untuk menanganinya.
Solana sendiri tidak menampik bahwa yg menyulitkan perdamaian tercipta adalah masih berkembangnya sentimen di antara negara-negara besar terkait spionase siber. Baik Tiongkok, Rusia orpun AS masih saling mencurigai & di antara ketiga negara itu terlibat perang siber satu sama lain. Perdamaian hanya dapat tercipta jika ada kepercayaan. Itulah yg sulit, ungkap Solana.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenPerang Siber dan Perdamaian diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Internet of things (IOT) memberikan banyak keuntungan sekaligus membuka peluang terciptanya perang siber, papar Javier Solana, mantan sekjen NATO asal Spanyol. Solana menyatakan bahwa pada tahun 2020 nanti, hampir semua aspek kehidupan manusia akan terhubung ke Internet. Saygnya, konsep yg dikenal dengan nama IoT tersebut memiliki risiko yg sangat besar.
Serangan siber akan semakin intens & hal ini berdampak besar pada kehidupan manusia, ujar Solana. Sejumlah serangan yg muncul dari dunia siber sudah semakin banyak. Hal ini semakin meningkat ketika dunia sudah terhubung satu sama lain, lanjutnya.
Solana menuturkan bahwa serangan siber semacam ini bersifat asimetris. Tidak ada lagi batasan di dunia siber. Pemerintah pun kesulitan dalam menerapkan aturan khusus terkait regulasi di dunia maya, papar Solana.
Di satu sisi, Solana menjelaskan bahwa perang siber pun akan mudah terjadi seiring terkoneksinya manusia di seluruh penjuru dunia. Mereka yg memiliki sumber daya terbatas dapat melumpuhkan sistem keamanan sebuah negara dibandingkan realita di dunia nyata, kata Solana. Dampak kerusakan akibat peperangan siber bersifat transnasional, tetapi memiliki dampak yg besar terhadap dunia global, tambahnya.
Namun, Solana sendiri tidak menampik bahwa perdamaian di dunia siber bisa saja terjadi. Solana mengungkapkan bahwa perdamaian dapat tercipta jika ada itikad baik di antara tiga negara besar yaitu Rusia, Tiongkok & AS. Menurut Solana, ketiga negara tersebut memiliki peranan yg sangat penting dalam menciptakan perdamaian di dunia siber. Ketiganya memiliki power yg mumpuni di dunia maya saat ini.
Mengacu pada The Global Conference on Cyberspace (GCCS) di Amsterdam beberapa waktu lalu, perdamaian di dunia siber perlu dibangun di semua multistake holder, kata Solana. Pembangunan perdamaian tersebut menurut Solana perlu melibatkan beberapa unsur. Seperti contohnya unsur negara, perusahaan, individu orpun lembaga internasional untuk menanganinya.
Solana sendiri tidak menampik bahwa yg menyulitkan perdamaian tercipta adalah masih berkembangnya sentimen di antara negara-negara besar terkait spionase siber. Baik Tiongkok, Rusia orpun AS masih saling mencurigai & di antara ketiga negara itu terlibat perang siber satu sama lain. Perdamaian hanya dapat tercipta jika ada kepercayaan. Itulah yg sulit, ungkap Solana.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenPerang Siber dan Perdamaian diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber