Situasi dunia siber memanas, setelah hacker Tiongkok dan Vietnam saling serang. Setelah hacker Vietnam mengklaim telah menyerang beberapa situs Tiongkok, 102 situs Vietnam diserang balik oleh hacker asal Tiongkok. Saling serang antar kedua negara ini ditakutkan dapat memicu perang di dunia maya.
Seperti yang dilaporkan oleh Security Daily pada Jumat, (09-05-2014), sepuluh situs organisasi dan perusahaan Tiongkok telah diserang oleh hacker Vietnam. Modus penyerangan adalah dengan DDos. Beberapa situs pribadi organisasi dengan domain tw (Taiwan) juga menjadi korban penyerangan hacker Vietnam.
Para ahli menyatakan kekhawatirannya mengenai peperangan antara Vietnam dan Tiongkok kini. Jika peperangan ini terjadi, pengguna internet Vietnam akan mengalami kerugian yang besar.
Pada Minggu lalu (11/05/14), Pusat Teknologi Informasi Hoang Cuong mempublikasikan sebuah artikel pada Security Daily, yang menyebutkan ada sekitar 102 situs Vietnam yang telah diserang oleh hacker Tiongkok. Bahkan sumber yang lain merilis angka yang lebih besar tentang penyerangan terhadap situs Vietnam.
Penulis tersebut bahwa situs-situs Vietnam tersebut telah mati, dan mereka telah diretas. Dia meminta kepada kelompok hacker Vietnam untuk bertanggung jawab atas aksi mereka, dan memikirkan untuk memikirkan dulu sebelum melakukan aksinya.
Lalu penulis dari Huang Chong ini kembali pada para hacker untuk menghentikan serangannya, dan memikirkan bahwa menyerang situs Tiongkok bukan alasan untuk mengekspresikan patriotisme. Dia lalu menyarankan kepada para hacker Vietnam untuk memiliki hati yang hangat dan pikiran yang dingin ketika melakukan aksi untuk melindungi kedaulatan Vietnam.
Pesan yang dikirim oleh Huang Chong tersebut juga menyatakan bahwa terhadap situs-situs yang menjadi korban hacker Tiongkok, mereka akan memberi bantuan yang diperlukan untuk memperbaiki pada situs-situs tersebut.
Menurut Wakil Presiden, perusahaan konsultan keamanan internet, BKAV, Ngo Tuan Anh, ada kecenderungan perkembangan konflik yang terjadi di dunia nyata antara dua negara menjadi konflik yang terjadi di dunia siber. Menghadapi fenomena ini, banyak pemerintahan yang menyiapkan tim khusus untuk mengatasi perang semacam itu. Menurut Anh negara Vietnam harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi.
Koran lokal Vietnam, Buu Dien, melaporkan bahwa banyak dari situs yang diserang oleh hacker Tiongkok adalah situs milik pribadi atau perusahaan kecil. Situs-situs tersebut tidak memperhatikan langkah-langkah keamanan terhadap situsnya, jadi situs-situs tersebut dapat dengan mudah dibobol oleh hacker Tiongkok.
Bagaimanapun, para ahli keamanan informasi Vietnam telah memperingatkan bahwa hacker Tiongkok juga bisa menyerang situs dan portal informasi besar yang dimiliki organisasi besar. Agensi pemerintah dan perusahaan sangat penting untuk memeriksa sistem dan mengaplikasikan sistem keamanan informasi. Ahli tersebut juga menyatakan bahwa jika perang dunia maya antara kedua negara ini benar-benar terjadi maka kedua pihak akan mengalami kerugian yang besar.
Seperti yang dilaporkan oleh Security Daily pada Jumat, (09-05-2014), sepuluh situs organisasi dan perusahaan Tiongkok telah diserang oleh hacker Vietnam. Modus penyerangan adalah dengan DDos. Beberapa situs pribadi organisasi dengan domain tw (Taiwan) juga menjadi korban penyerangan hacker Vietnam.
Para ahli menyatakan kekhawatirannya mengenai peperangan antara Vietnam dan Tiongkok kini. Jika peperangan ini terjadi, pengguna internet Vietnam akan mengalami kerugian yang besar.
Pada Minggu lalu (11/05/14), Pusat Teknologi Informasi Hoang Cuong mempublikasikan sebuah artikel pada Security Daily, yang menyebutkan ada sekitar 102 situs Vietnam yang telah diserang oleh hacker Tiongkok. Bahkan sumber yang lain merilis angka yang lebih besar tentang penyerangan terhadap situs Vietnam.
Penulis tersebut bahwa situs-situs Vietnam tersebut telah mati, dan mereka telah diretas. Dia meminta kepada kelompok hacker Vietnam untuk bertanggung jawab atas aksi mereka, dan memikirkan untuk memikirkan dulu sebelum melakukan aksinya.
Lalu penulis dari Huang Chong ini kembali pada para hacker untuk menghentikan serangannya, dan memikirkan bahwa menyerang situs Tiongkok bukan alasan untuk mengekspresikan patriotisme. Dia lalu menyarankan kepada para hacker Vietnam untuk memiliki hati yang hangat dan pikiran yang dingin ketika melakukan aksi untuk melindungi kedaulatan Vietnam.
Pesan yang dikirim oleh Huang Chong tersebut juga menyatakan bahwa terhadap situs-situs yang menjadi korban hacker Tiongkok, mereka akan memberi bantuan yang diperlukan untuk memperbaiki pada situs-situs tersebut.
Menurut Wakil Presiden, perusahaan konsultan keamanan internet, BKAV, Ngo Tuan Anh, ada kecenderungan perkembangan konflik yang terjadi di dunia nyata antara dua negara menjadi konflik yang terjadi di dunia siber. Menghadapi fenomena ini, banyak pemerintahan yang menyiapkan tim khusus untuk mengatasi perang semacam itu. Menurut Anh negara Vietnam harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi.
Koran lokal Vietnam, Buu Dien, melaporkan bahwa banyak dari situs yang diserang oleh hacker Tiongkok adalah situs milik pribadi atau perusahaan kecil. Situs-situs tersebut tidak memperhatikan langkah-langkah keamanan terhadap situsnya, jadi situs-situs tersebut dapat dengan mudah dibobol oleh hacker Tiongkok.
Bagaimanapun, para ahli keamanan informasi Vietnam telah memperingatkan bahwa hacker Tiongkok juga bisa menyerang situs dan portal informasi besar yang dimiliki organisasi besar. Agensi pemerintah dan perusahaan sangat penting untuk memeriksa sistem dan mengaplikasikan sistem keamanan informasi. Ahli tersebut juga menyatakan bahwa jika perang dunia maya antara kedua negara ini benar-benar terjadi maka kedua pihak akan mengalami kerugian yang besar.