Sudah kurang lebih selama tiga pekan Direktur Teknik Pengembangan Sepakbola Usia Muda, Pieter Huistra, berada di Indonesia. Pria asal Belanda itu pun terus mempelajari bagaimana kultur sepakbola di Indonesia khususnya bagaimana sepakbola usia muda di tanah air.
Mantan pemain tim nasional Belanda itu mengaku terkejut dengan negara sebesar Indonesia yang memiliki fasilitas yang minim untuk pengembangan sepakbola usia muda. Belum lagi, Pieter mengatakan, bahwa banyak lapangan di Indonesia masih dalam kategori buruk.
"Saya di Indonesia baru tiga minggu. Dan saya masih mempelajari serta menginvestigasi keadaan di sini," buka Pieter dalam acara workshop dan diskusi bersama PSSI Pers, Senin (15/12). "Saya melihat antusiame sepakbola di sini sangat tinggi. Banyak yang menyaksikan dan menyukai sepakbola, bahkan banyak yang ingin membantu perkembangan sepakbola usia muda," tambahnya.
Pieter berucap bahwa ia sudah bisa mulai menarik kesimpulan tentang terhambatnya prestasi sepakbola Indonesia. "Saya sudah melihat beberapa pertandingan, berbicara dengan beberapa praktisi sepakbola dan saya pikir sudah bisa menarik kesimpulan."
"Mohon maaf, tapi saya sangat terkejut begitu sedikit fasilitas sepakbola di Indonesia, kualitas lapangan dan stadion di sini juga sangat buruk. Anda harus membayar lapangan dengan tarif yang tidak murah dan hal itu jadi penghambat kemajuan sepakbola di sini."
"Saya tidak berharap pada ruang ganti yang megah, stadion yang megah, tapi hanya lapangan sederhana dengan kualitas bagus. Lampu pun penting, agar tetap ada sesi latihan di malam hari," urainya.
Di kesempatan yang sama, Ganesha Putra selaku praktisi sepakbola yang juga direktur operasional akademi Villa 2000 mengatakan, bahwa minat membangun stadion yang lebih besar ketimbang fasilitas untuk latihan jadi salah satu faktor yang membuat perkembangan pembinaan sepakbola usia muda jalan di tempat.
"Mulai sekarang harus prioritaskan lapangan latihan di atas stadion. Bangun dan perbaiki lapangan (latihan) yang sudah ada," ungkapnya.
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Pieter Huistra Kaget Dengan Fasilitias Sepakbola Di Indonesia
Mantan pemain tim nasional Belanda itu mengaku terkejut dengan negara sebesar Indonesia yang memiliki fasilitas yang minim untuk pengembangan sepakbola usia muda. Belum lagi, Pieter mengatakan, bahwa banyak lapangan di Indonesia masih dalam kategori buruk.
"Saya di Indonesia baru tiga minggu. Dan saya masih mempelajari serta menginvestigasi keadaan di sini," buka Pieter dalam acara workshop dan diskusi bersama PSSI Pers, Senin (15/12). "Saya melihat antusiame sepakbola di sini sangat tinggi. Banyak yang menyaksikan dan menyukai sepakbola, bahkan banyak yang ingin membantu perkembangan sepakbola usia muda," tambahnya.
Pieter berucap bahwa ia sudah bisa mulai menarik kesimpulan tentang terhambatnya prestasi sepakbola Indonesia. "Saya sudah melihat beberapa pertandingan, berbicara dengan beberapa praktisi sepakbola dan saya pikir sudah bisa menarik kesimpulan."
"Mohon maaf, tapi saya sangat terkejut begitu sedikit fasilitas sepakbola di Indonesia, kualitas lapangan dan stadion di sini juga sangat buruk. Anda harus membayar lapangan dengan tarif yang tidak murah dan hal itu jadi penghambat kemajuan sepakbola di sini."
"Saya tidak berharap pada ruang ganti yang megah, stadion yang megah, tapi hanya lapangan sederhana dengan kualitas bagus. Lampu pun penting, agar tetap ada sesi latihan di malam hari," urainya.
Di kesempatan yang sama, Ganesha Putra selaku praktisi sepakbola yang juga direktur operasional akademi Villa 2000 mengatakan, bahwa minat membangun stadion yang lebih besar ketimbang fasilitas untuk latihan jadi salah satu faktor yang membuat perkembangan pembinaan sepakbola usia muda jalan di tempat.
"Mulai sekarang harus prioritaskan lapangan latihan di atas stadion. Bangun dan perbaiki lapangan (latihan) yang sudah ada," ungkapnya.
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, Pieter Huistra Kaget Dengan Fasilitias Sepakbola Di Indonesia