• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Spanyol PROFIL: Sergio Ramos, Pangeran Andalusia Yang Bertakhta Di Madrid

Bola

SBOBET
Journalist
Menilik kiprah spektakulernya dalam kurun setahun terakhir, Real Madrid selalu saja diidentikan dengan sang mega bintang, Cristiano Ronaldo. Satu hal yang wajar, mengingat kontribusinya yang sungguh maksimal dalam kiprah Los Blancos. Selanjutnya? Berturut-turut mungkin akan muncul nama si manusia termahal, Gareth Bale, kemudian Karim Benzema,hingga sang pelatih Carlo Ancelotti. Atau bahkan Iker Casillas yang kini lebih dikenal dengan kebiasaannya melakukan blunder.

Dilihat dari kacamata yang lebih tajam, publik seakan lupa bahwa ada sosok yang selalu muncul jadi pahlawan, saat Madrid berada dalam momen genting. Sosok yang memiliki posisi tak populer sebagai bek tengah, ia bahkan lebih dikenal dengan temperamennya atau bahkan gaya rambutnya. Ya, siapa lagi jika bukan sang wakil kapten, Sergio Ramos Garcia.

Mari kita lempar sejenak waktu ke balakang, tepatnya pada 29 April 2014 di Allianz Arena, Munich, Jerman. Untuk kali pertama dalam 12 tahun, Madrid sukses melaju ke final Liga Champions, setelah menghantam Bayern Munich 4-0 (agregat 5-0). Ramos jadi bintang di laga itu, sekaligus peruntuh mental The Bavarian lewat sepasang gol-nya.

Sihir pemain berjuluk El Comanche itu lantas berlanjut di laga final. Tandukan kerasnya di masa injury time, sanggup memaksakan kedudukan imbang 1-1 melawan Atletico Madrid pada waktu normal. El Real pun pada akhirnya sukses meraih La Decima di ajang antarklub paling elit di benua biru, lewat keunggulan 4-1 di babak tambahan.

Yang terbaru tentu saja kebintangan Ramos di ajang Piala Dunia Antarklub 2014. Berkat kekokohannya di lini belakang serta dua gol yang ia cetak di sepanjang turnamen, Madrid diantarnya jadi kampiun dengan dirinya terpilih sebagai pemain terbaik.

Kini Ramos berada di puncak dunia. Tapi tunggu dulu, meski terbilang cepat, proses jatuh-bangun harus dialami penyuka tato tersebut untuk bisa sampai ke level setinggi ini.


Ramos mengawali kariernya di klub tanah kelahirannya, Sevilla

Lahir pada 30 Maret 1986 di Camas, Sevilla, Spanyol, seperti kebanyakan bocah di Andalusia, Ramos kecil merupakan pendukung sejati Sevilla. Sudah jadi agenda wajib Ramos dan teman sekolahnya di setiap senja, untuk melihat para penggawa Sevillistas Rojiblancos melakukan latihan rutin. Di akhir pekan? Jangan tanya, CCTV stadion Ramon Sanchez Pizjuan pasti sanggup menangkap wajah imutnya di setiap laga Sevilla.

Karenanya tak heran jika kemudian Ramos merintis karier sepakbola di akademi Sevilla, sejak umurnya menginjak sepuluh tahun. Berposisi sebagai striker yang ganas, karena posturnya yang menjulang memasuki usia remaja, Ramos lantas ditransformasi menjadi bek tengah. Tak jarang pula dirinya dipasang sebagai bek kanan, menilik kecepatannya yang di atas rata-rata.

Perjalanannya menuju level senior berjalan mulus. Bersama Jesus Navas dan Antonio Puerta, Ramos dijuluki media lokal sebagai tiga pangeran masa depan Andalusia. Pelatih Sevilla saat itu, Joaquin Caparros, lantas tertarik untuk menarik ketiganya masuk tim senior. Ia lantas memberi Ramos debut profesional pada 1 Februari 2004, saat Sevilla takluk 1-0 dari Deportivo La Coruna, di ajang La Liga Spanyol 2003/04.

Musim selanjutnya berlangsung indah karena bersama dua rekannya tersebut, Ramos jadi penggawa inti Los Nervionenses dengan mentas sebanyak 41 partai di semua ajang, pada musim 2004/05. Performanya brilian, dengan mampu tampil fleksibel sebagai bek tengah, bek kanan-kiri, hingga gelandang bertahan.

Namanya langsung menjulang di seantero Eropa. Deretan klub besar lantas menaruh minat terhadapnya, namun hanya Madrid yang bisa menarik hati Ramos dari klub pujaannya, Sevilla. Uang sebesar €27 digelontorkan Florentino Perez kala itu, untuk menjadikan Ramos pemain temahal Spanyol di bawah usia 20 tahun.

"Berulang kali saya katakan jika saya memiliki hasrat besar untuk bisa mengakhiri karier di Real Madrid. Namun jikalau harus pergi, maka Sevilla akan jadi tempat terakhir saya bermain sepakbola," ujar Ramos saat disinggung soal masa depannya.

Ramos lebih sering beroperasi sebagai bek kanan, pada masa awalnya di Real Madrid

Dengan banderol sebesar itu, beban yang berada di pundak Ramos sungguh besar. Terlebih dirinya mengenakan nomor kostum 4, peninggalan sang legenda, Fernando Hierro. Harapan publik pada akhirnya belum mampu terjawab, karena meski mampu tampil reguler dalam 46 laga di musim 2005/06, tak satupun gelar sanggup dipersembahkannya.

El Tarzán de Camas lantas mampu memperbaiki performanya di musim kedua. Hal itu terjadi berkat kelihaian sang pelatih, Fabio Capello, dalam melihat potensinya sebagai bek kanan. Ramos sukses menyingkirkan pemain flamboyan Madrid, Michael Salgado, di posisi tersebut. Gelar juara La Liga Spanyol pertamanya pun direngkuh, pada akhir musim 2006/07.

Ramos kemudian melanjutkan performa gemilang di musim berikutnya, lagi-lagi dengan berposisi sebagai bek kanan. Stamina, determinasi, intersep, serta akurasi umpan yang ciamik membuatnya makin mapan sebagai bek kanan. Namanya pun mulai jadi langgsanan di timnas Spanyol.

Kekurangannya hanya satu, yakni sikapnya yang temperamental. Ketika emosi Si Rambo sudah naik, fokus permainan seketika hilang hingga kerap menghasilkan blunder. Lebih parah, ia kerap merugikan tim lantaran kerap mendapat hukuman kartu merah. Hingga kini, Ramos bahkan tercatat sebagai penggawa Madrid yang paling sering dikartu merah, sebanyak 16 kali!


Gelar Piala Dunia & Piala Eropa sudah dirasakan Ramos bersama timnas Spanyol

Ramos merupakan langganan timnas sejak masih merintis karier di akademi. Ia sudah memulainya dari kelompok umur timnas U-17. Promosinya ke level senior pun terbilang cepat, kala terjadi dalam duel uji coba kontra Tiongkok pada 26 Maret 2005, atau empat hari saja jelang ulang tahunnya yang ke-19. Ia memecahkan rekor sebagai penggawa termuda skuat La Furia Roja, sebelum akhirnya dipecahkan lagi oleh Cesc Fabregas.

Keberadaan Carles Puyol dan Carlos Marchena di jantung pertahanan, kembali memaksa Ramos bermain di posisi yang sama di klub, yakni bek kanan. Gol pertamanya terjadi tujuh bulan pasca debutnya, dalam kemenangan 6-0 kontra San Marino. Namanya lantas diikutkan Luis Aragones dalam skuat Piala Dunia 2006. Sayangnya Ramos urung untuk tampil.

Ramos kemudian jadi pilar saat Tim Matador mengejutkan dunia dengan meraih gelar Euro 2008. Namanya bahkan terpilih untuk masuk dalam tim terbaik turnamen. Satu performa yang ia tingkatkan dua tahun berselang, dengan mengantarkan Spanyol meraih gelar Piala Dunia 2010!

"Sungguh sulit dipercaya, tak pernah ada hari seindah ini, tak pernah ada trofi secantik ini. Gelar Piala Dunia lebih manis dari apapun," ungkap Ramos, sesaat pasca Spanyol menghempaskan Belanda 1-0 di final.

Seiring cederanya Puyol, posisi Ramos kemudian dikembalikan menjadi bek tengah. Ia diduetkan dengan rivalnya asal Barcelona, Gerard Pique. Keduanya tampil kokoh, hingga mengukir sejarah dengan rengkuhan gelar back to back di Euro 2012. Sayangnya, performa Ramos dan Pique dikecam habis-habisan pasca kegagalan mengenaskan Spanyol di Piala Dunia 2014 lalu.

"Saya memang seorang juara Piala Eropa dan Piala Dunia dengan menjadi bek kanan. Tapi saya tidak pernah merasa lebih baik ketika ditempatkan sebagai bek tengah," tukas Ramos, atas kritik yang menerpanya pasca turnamen di Brasil tersebut.


Ramos jadi kunci raihan gelar La Decima Real Madrid

Semakin matang dengan raihan gelar Piala Eropa dan Piala Dunia, Ramos juga menularkan performa gemilangnya di level klub. Memasuki musim 2011/12, ia mulai beroperasi di posisi naturalnya sebagai bek tengah, menyusul cedera Ricardo Carvalho, sang pengisi pos paten. Namun ketika tinggal setapak menunju masa keemasannya, Ramos dikecam seluruh Madirdista dunia akibat kegagalannya mengeksekusi sepakan penalti pada duel tos-tosan dengan Bayern, di babak semi-final Liga Champions.

Ramos begitu terpukul atas momen tersebut. Namun mental juara dunianya sudah terbentuk, ia bangkit menjadi lebih kuat dan semakin kuat memasuki musim 2013/14. Mulai rutin mentas sebagai kapten Madrid, seiring pencadangan Casillas, ia tampil sebagai pemimpin sejati di nyaris sepanjang musim.

Dua momen yang sudah dipaparkan pada awal artikel lantas jadi pembuktian Ramos. Kebesarannya lantas semakin ditegaskan pada Senin (21/12) dini hari tadi, dengan mengantarkan Madrid jadi juara Piala Dunia Antarklub 2014, yang mana dirinya berpredikat sebagai pemain terbaik turnamen. Kini siapa lagi yang berani bergeming terhadap keagungan sang Pangeran Andalusia?

"Target saya adalah melakukan tugas saya di lini pertahanan dengan baik dan memberikan sumbangan gol jika memang ada kesempatan. 2014 sungguh jadi tahun yang luar biasa! Saya benar-benar menikmati momen ini," tutur Ramos, pasca meraih gelar Piala Dunia Antarklub.

Memang usia Ramos masih 28 tahun, namun dengan apa yang sudah ditorehkannya, layaklah jika Sang Pangeran menyegel takhta sebagai salah satu penggawa legendaris, dalam sejarah emas Los Galaticos.

SERGIO RAMOS​



Nama: Sergio Ramos Garcia

Tempat, Tanggal Lahir: Camas, Sevilla, Spanyol, 30 Maret 1986

Klub: Sevilla (2004-05)
Real Madrd (2005 - ...)

Caps Timnas Spanyol: 124/10 gol​
Koleksi Gelar

(Real Madrid)

La Liga Spanyol: 3 (2006/07, 2007/08, 20011/12)
Copa del Rey: 2 (2010/11, 2013/14)
Supercopa de Espana: 2 (2008, 2012)
Liga Champions: 1 (2013/14)
Piala Super Eropa : 1 (2014)
Piala Dunia Antarklub: 1 (2014)

(Timnas Spanyol)

Piala Eropa: 2008, 2012
Piala Dunia: 2010​


"Ketika melihatnya [Sergio Ramos] bermain, saya teringat akan sosok Paolo Maldini,"

- Carlo Ancelotti​

"Sergio Ramos luar biasa! Ia adalah malaikat penyelamat saya di final Liga Champions,"

- Iker Casillas​

liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, PROFIL: Sergio Ramos, Pangeran Andalusia Yang Bertakhta Di Madrid
 
Top