PSIS Semarang membantah telah mendaftarkan diri untuk ikut serta pada turnamen Piala Kemerdekaan 2015. Maka itu, mereka kecewa pernyataan Tim Transisi yang mengatakan tim Mahesa Jenar tidak lolos verifikasi untuk turnamen tersebut.
"Kami belum mendaftar ikut Piala Kemerdekaan. Beberapa waktu lalu masih sekadar berkoordinasi, namun kok sudah dinyatakan tidak lolos verifikasi. Kapan mereka melakukan verifikasi?" ucap Wahyoe Liluk Winarto, penasihat teknik PSIS.
Liluk menambahkan, pihaknya juga mempertanyakan standardisasi yang diterapkan oleh Tim Transisi dalam verifikasi peserta Piala Kemerdekaan. Bahkan, Liluk mencium, verifikasi yang tidak jelas pada turnamen itu, bisa menjadi celah bagi klub untuk melakukan kecurangan.
"Ini sudah bukan soal kualitas dan gengsi. Tim siluman bisa ikut serta untuk mencari keuntungan. Mereka mencari pemain ala kadarnya, dengan total gaji di bawah match fee Rp50 juta. Dalam empat pertandingan saja, mereka sudah mendapatkan Rp200 juta," jelasnya.
Memang, pada turnamen yang akan digelar mulai 1 Agustus itu, Tim Transisi menjanjikan match-fee sebesar Rp50 juta di setiap pertandingan kepada masing-masing peserta untuk babak penyisihan grup. Jumlah itu meningkat menjadi Rp75 juta pada babak delapan besar, dan semi-final menjadi Rp100 juta. Sementara untuk juara akan meraih hadiah sebesar Rp500 juta, serta runner-up mengantongi Rp300 juta.
Tim Transisi juga telah menetapkan 24 tim yang terbagi dalam empat grup untuk turnamen tersebut. Ada lima kota yang juga telah ditunjuk untuk babak penyisihan grup, yakni Bangkalan, Serang, Bantul, Solo, dan Medan.
addResponsivePlayer('q6v8cb4tbk1p1m07d4de1za61', '', '', 'perfq6v8cb4tbk1p1m07d4de1za61', 'eplayer40', {age:1433393646224});
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, PSIS Semarang Pertanyakan Standardisasi Verifikasi Tim Transisi
"Kami belum mendaftar ikut Piala Kemerdekaan. Beberapa waktu lalu masih sekadar berkoordinasi, namun kok sudah dinyatakan tidak lolos verifikasi. Kapan mereka melakukan verifikasi?" ucap Wahyoe Liluk Winarto, penasihat teknik PSIS.
Liluk menambahkan, pihaknya juga mempertanyakan standardisasi yang diterapkan oleh Tim Transisi dalam verifikasi peserta Piala Kemerdekaan. Bahkan, Liluk mencium, verifikasi yang tidak jelas pada turnamen itu, bisa menjadi celah bagi klub untuk melakukan kecurangan.
"Ini sudah bukan soal kualitas dan gengsi. Tim siluman bisa ikut serta untuk mencari keuntungan. Mereka mencari pemain ala kadarnya, dengan total gaji di bawah match fee Rp50 juta. Dalam empat pertandingan saja, mereka sudah mendapatkan Rp200 juta," jelasnya.
Memang, pada turnamen yang akan digelar mulai 1 Agustus itu, Tim Transisi menjanjikan match-fee sebesar Rp50 juta di setiap pertandingan kepada masing-masing peserta untuk babak penyisihan grup. Jumlah itu meningkat menjadi Rp75 juta pada babak delapan besar, dan semi-final menjadi Rp100 juta. Sementara untuk juara akan meraih hadiah sebesar Rp500 juta, serta runner-up mengantongi Rp300 juta.
Tim Transisi juga telah menetapkan 24 tim yang terbagi dalam empat grup untuk turnamen tersebut. Ada lima kota yang juga telah ditunjuk untuk babak penyisihan grup, yakni Bangkalan, Serang, Bantul, Solo, dan Medan.
addResponsivePlayer('q6v8cb4tbk1p1m07d4de1za61', '', '', 'perfq6v8cb4tbk1p1m07d4de1za61', 'eplayer40', {age:1433393646224});
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, PSIS Semarang Pertanyakan Standardisasi Verifikasi Tim Transisi