PSIS Semarang terus memantau perkembangan sidang lanjutan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait temuan baru dari kasus "sepakbola gajah" antara PSS Sleman versus PSIS Semarang, pada kompetisi Divisi Utama 2014.
Salah satu temuan barunya adalah, mantan manajer PSS saat itu, Supardjiono, disebut ikut terlibat. Padahal, pada sidang komdis sebelumnya Supardjiono lolos dari hukuman.
"Kami selalu memantau perkembangan status Supardjiono dalam kasus ini. Jika akan dihukum sepuluh tahun, pertimbangannya apa? Padahal, manajer kami Wahyoe Liluk Winarto, sebagai korban dihukum seumur hidup tidak boleh berkecimpung dalam persepakbolaan tanah air," kata AS Sukawijaya, CEO PT Mahesa Jenar Semarang.
Dalam sidang terbaru komdis yang diketuai Ahmad Yulianto, beberapa waktu lalu, ditemukan jika kasus tersebut dikategorikan match setting, bukan match fixing yang berhubungan dengan bandar judi.
Terkait kasus ini, Yulianto menyatakan Supardjiono terancam hukuman maksimal sepuluh tahun dilarang aktif di persepakbolaan. Yoyok akan melihat fakta-fakta yang ditemukan Komdis PSSI, apakah sama dengan yang diungkapkan Liluk dan kawan-kawan di PSIS.
"Jika memang sama, seharusnya hukuman yang diberikan juga sama. Kalau hukumannya berbeda, maka kami akan ada upaya hukum yang akan dilakukan. Kami respons positif temuan baru dari Komdis, yakni kasus dalam pertandingan tersebut bukan match fixing, melainkan match setting," jelasnya.
Seperti diketahui, laga antara PSS kontra PSIS berlangsung tidak fair. Kedua tim ngotot memasukkan gol ke gawang masing-masing, lantaran ingin menghindari bertemu Pusamania Borneo FC di semifinal Divisi Utama 2014. Bagi PSS maupun PSIS, PBFC dianggap menakutkan karena dalam sejumlah pertandingan selalu mendapatkan penalti.(gk-18)
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, PSIS Semarang Terus Pantau Kasus Mantan Manajer PSS Sleman
Salah satu temuan barunya adalah, mantan manajer PSS saat itu, Supardjiono, disebut ikut terlibat. Padahal, pada sidang komdis sebelumnya Supardjiono lolos dari hukuman.
"Kami selalu memantau perkembangan status Supardjiono dalam kasus ini. Jika akan dihukum sepuluh tahun, pertimbangannya apa? Padahal, manajer kami Wahyoe Liluk Winarto, sebagai korban dihukum seumur hidup tidak boleh berkecimpung dalam persepakbolaan tanah air," kata AS Sukawijaya, CEO PT Mahesa Jenar Semarang.
Dalam sidang terbaru komdis yang diketuai Ahmad Yulianto, beberapa waktu lalu, ditemukan jika kasus tersebut dikategorikan match setting, bukan match fixing yang berhubungan dengan bandar judi.
Terkait kasus ini, Yulianto menyatakan Supardjiono terancam hukuman maksimal sepuluh tahun dilarang aktif di persepakbolaan. Yoyok akan melihat fakta-fakta yang ditemukan Komdis PSSI, apakah sama dengan yang diungkapkan Liluk dan kawan-kawan di PSIS.
"Jika memang sama, seharusnya hukuman yang diberikan juga sama. Kalau hukumannya berbeda, maka kami akan ada upaya hukum yang akan dilakukan. Kami respons positif temuan baru dari Komdis, yakni kasus dalam pertandingan tersebut bukan match fixing, melainkan match setting," jelasnya.
Seperti diketahui, laga antara PSS kontra PSIS berlangsung tidak fair. Kedua tim ngotot memasukkan gol ke gawang masing-masing, lantaran ingin menghindari bertemu Pusamania Borneo FC di semifinal Divisi Utama 2014. Bagi PSS maupun PSIS, PBFC dianggap menakutkan karena dalam sejumlah pertandingan selalu mendapatkan penalti.(gk-18)
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, PSIS Semarang Terus Pantau Kasus Mantan Manajer PSS Sleman