• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Italia Pudarnya Simbol Sang Raja Kota Abadi?

Bola

SBOBET
Journalist
Rudi Garcia pernah berujar bahwa ada tiga raja di ibu kota Italia, Roma. Pertama tentu saja Paus, kedua adalah mafia tersohor 'Libanese', dan terakhir Francesco Totti. Sementara Paus terus datang dan pergi, Libanese menemui akhir hidup yang mengenaskan, Totti tampaknya bakal memimpin Kota Abadi selamanya. Ya, kapten abadi untuk Kota Abadi. Namun kini segalanya penuh tanda tanya, seiring gejolak yang hadir di Roma dalam kurun sepekan terakhir.

Pada Sabtu (20/2) sore, pelatih AS Roma, Luciano Spalletti memastikan bahwa Totti akan mentas sejak menit perdana dalam bentrok akhir pekan kontra Palermo. Ini merupakan keputusan yang penting bagi sang nakhoda, karena dirinya baru memberikan waktu bermain selama 33 menit bagi Sang Raja sejak mengambil alih tim pada 13 Januari lalu. Benar bahwa sosok 39 tahun itu sempat terkendala cedera, tapi faktanya dia sudah tersedia untuk enam partai terakhir, di mana dirinya selalu duduk di bangku cadangan dan tak digunakan sebagai pengganti untuk empat laga di antaranya.

Top skor sepanjang masa Roma tersebut memang tampil selama 30 menit dalam duel kontra Frosinone, tapi dia hanya mentas selama tiga menit dalam saat hadapi Real Madrid. Momen itu adalah titik baliknya, Totti seperti mendapat tamparan yang sangat keras tepat di wajahnya.

Sesaat sebelum Spaletti melakukan konferensi pers laga pada Sabtu (20/2) lalu, Totti melakukan sesi wawancara khusus dengan TG1. Alih-alih membicarakan pernannya dalam kesuksesan Italia merengkuh Piala Dunia 2006, Si No, 10 ternyata punya ide lain.

"Saya tak bisa tinggal di Roma seperti ini," bukanya. "Rasanya sakit untuk duduk di bangku cadangan. Saya mengerti di usia sayang yang sekarang, menit bermain saya akan berkurang. Tapi, mengakhiri karier seperti ini sungguh mengerikan bagi saya, sebagai seorang pria dan apa yang sudah saya berikan untuk Roma. Saya menuntut lebih banyak rasa hormat atas apa yang sudah saya lakukan di sini."


SIMAK JUGA
Presiden Roma Bakal Bicara Empat Mata Dengan Totti
Riise: Totti Tak Perlu Diistimewakan
Konflik Totti - Spalletti Sudah Berlalu

Ketika ditanya soal hubungannya kini dengan Spalletti, Totti menjawab: "kami mengatakan 'selamat pagi' dan 'selamat malam'. Itu saja. Dia mengatakan hal-hal baik di media, tapi tidak di depan wajah saya."

Totti tak hanya kesal dengan pelatihnya, tapi juga presiden klub yang tak kunjung menawarkan perpanjangan kontrak padahal masa kerjanya bakal berakhir di penghujung musim ini. "Saya menunggu kabar dari [James] Palotta dan akan mengevaluasi situasinya. Saya berharap keadilan dari orang yang mengatakan realitas dari situasi ini dan bagaimana segalanya terjadi."

Krusial, kutipan wawancara Totti yang baru muncul setelah Spalletti mengungkapkan niat memasang sang legenda dalam starting XI akhir pekan, membuat sang allenatore dalam posisi sulit. Satu sisi dia tak ingin masalah ini berbuntut panjang. Lebih jauh, dirinya tak ingin pengawasan media membuat ketegangan di seluruh keluarganya terulang, layaknya saat melatih Roma di periode pertama dahulu.

"Anak laki-laki saya mengalami masalah saat ini, sebagaimana teman-temannya di sekolah membuat lelucon atas situasi ini. Sekarang kedua anak laki-laki saya tak ingin keluar rumah karena mereka merasa takut," tutur Spalletti, pada November 2008 silam.

Spalletti paham jika bermain api dengan idola publik seperti Totti, akan membuat dirinya dan keluarganya dalam tekanan. Namun akhirnya dia mengirim pesan pada kaptennya pada Minggu (21/2), untuk mengeluarkannya dari skuat dalam duel melawan Palermo. Kontan, dalam kemarahan yang sangat besar, Totti lantas mengemasi barang-barangnya dari tempat latihan, mengucapkan selamat tinggal pada rekan-rekannya, dan kembali ke rumah, sembari meninggalkan rasa tak percaya atas apa yang baru saja terjadi.


Situasi Totti mengirimkan gelombang kejutan ke seantero Roma. Mantan bos Il Giallorossi, yang berperan besar dalam masa awal karier sang kapten, Carlo Mazzone, dibuat marah besar pada keputusan Spalletti. "Spalletti tengah memburu kejayaan. Dia bisa dengan mudah memanggil sang pemain secara pribadi dan menemukan solusi untuk masalah ini. Namun dengan caranya sekarang, maka dia telah menghancurkan citra seseorang yang sangat baik sebagai pria dan pesepakbola," kecam Mazzone, seperti dikutip Romanews.eu.

Sementara itu Romanisti yang hadir di Olimpico Roma dalam duel melawan Palermo dikabarkan terbagi (bahkan dilaporkan lebih dari dua pria dipukuli, setelah muncul gambar sosok tifosi dengan mulut berdarah), tapi jelas bahwa mayoritas dari mereka berada di pihak Totti.

Sesaat sebelum laga dimulai, nama Spalletti mendapat siulan yang sangat keras ketika ketika susunan tim diumumkan. Para tifosi juga mengangkat jersey bernomor punggung 10 setinggi-tingginya, sementara yang lain membentangkan banner "lo sto con Totti" (kami bersama Totti) secara tegas. Dan ketika sang idola hadir kemudian duduk di tribun stadion beberapa detik jelang dimulainya pertandingan, Romanisti serentak menyerukan chant "C'e solo un capitano!" (hanya ada satu kapten!). Totti lantas bertepuk tangan dan tampak tersentuh dengan dukungan tersebut.

Namun duel berlangsung jauh dari latar situasi yang terjadi. Roma menang telak 5-0 dari Palermo, dengan Mohamed Salah dan Edin Dzeko masing-masing menceploskan sepasang gol. Meski begitu tetap, pasca laga, Spalletti tetap dicecar pertanyaan soal keputusannya mencoret Totti. Mengejutkan, sang juru taktik menjawabnya dengan indah, tak canggung, disertai selera humor yang bagus.

"Saya berencana memainkannya malam ini, seperti yang saya katakan pada konferensi pers kemarin. Jika saya mengatakan dia akan bermain dan ternyata tidak, maka dia harusnya melempar rudal pada saya, bukan serangan verbal," canda Spalletti.

"Jika Anda memperlakukan satu pemain dengan cara tertentu, Anda harus memperlakukan setiap orang sama, bahkan jika pemain Itu adalah Francesco Totti. Saya tidak bisa melakukan sebaliknya. Memang benar dia adalah pemain juara dan saya wajib menghormatinya, tapi saya juga harus menghormati semua pemain dalam skuat. Jika tidak, semuanya bisa membuat konferensi pers dan bebas berkata apa saja. Bukan seperti itu caranya bersikap," pungkasnya bijak.







Dalam wawancara eksklusifnya pekan lalu dengan Goal, mantan bek kiri Roma, John Arne Riise, mengungkap bahwa sejatinya tak ada pelatih I Lupi yang merasa tertekan untuk memainkan Totti. Sang kapten disebutnya tak pernah berusaha memberi tekanan dan mendapat perlakuan khusus di Roma. Meski begitu, pesepakbola asal Norwegia itu tak bisa membantah bahwa pengaruh Totti memang sangat kuat di klub. Totti selalu ada, bahkan dianggapnya seperti "dewa", tapi tetap tak ada satu pemain pun yang punya jaminan masuk dalam starting XI.

Dapat dipahami bahwa Totti layak mendapat simpati. Dia sudah memberikan segalanya untuk Roma. Dia sangat loyal. Dia brilian. Dia adalah simbol Roma dalam dua dekade terakhir, seperti yang dijelaskan oleh Riise: "Sangat sulit membayangkan Roma tanpa rajanya." Lebih dalam, bahkan untuk Totti sendiri.

Namun kebenaran harus selalu ditegakkan, Totti bukanlah dewa. Dia tidak sempurna, selayaknya manusia yang bisa membuat kesalahan. Totti melakukan kesalahan itu dengan tak memutuskan gantung sepatu di akhir musim lalu. Kini dia berisiko menodai warisannya dengan merajuknya selama akhir pekan ini. Namun, segalanya belum berantakan. Situasi ini bisa diselamatkan. Masih ada tawaran di atas meja bagi Totti untuk bergabung dengan direksi klub, saat dirinya pensiun nanti. Sementara Spalletti, yang memiliki beberapa jersey sang kapten yang menghiasi dinding rumahnya, bahkan siap menyambut Er Pupone dalam tim kepelatihan.

"Saya bertanya kepadanya, apakah dia ingin menjadi seperti [asisten pelatih Manchester United] Ryan Giggs? Dia bisa menjadi Giggs. Atau ingin menjadi [wakil presiden Juventus] seperti Pavel Nedved? Dia bisa seperti Nedved. Namun jika dia masih menjadi pemain seperti sekarang, saya tak bisa membiarkannya mendapat perlakuan khusus," tutur Spalletti.

Kini semakin jelas bahwa Totti harus sadar bahwa dirinya tidak abadi. Dia tak bisa terus bermain selamanya. Ini adalah waktu bagi "The King of Rome" untuk turun takhta. Layaknya frasa indah dari penyair terkemuka, Thomas Kinsella, "terimalah apa yang sudah dikaruniakan, bahwa dia tidak muda, dia tidak terbarukan, karena dia manusia."


Bagi pengguna news app Goal dapat menyimak cuplikan pertandingan Liga Primer Inggris, Serie A Italia, dan Ligue 1 Prancis di sini.



liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Pudarnya Simbol Sang Raja Kota Abadi?
 
Top