Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Pusat Data Nomor ID Warga Korea Selatan Diserang Hacker
Pemerintah Korea Selatan mendapatkan serangan terhadap pencurian nomor ID setiap warga yg berumur 17 tahun ke atas. Diperkirakan kerugian yg disebabkan oleh pencurian data ini mencapai miliaran dolar.
Pembobolan ini menjadi momok bagi Korea Selatan yg selama ini dikenal sebagai negara yg memiliki perkembangan teknologi yg signifikan & sebagai salah satu negara dengan Internet paling cepat di dunia.
Kasus pembobolan ini muncul ke publik setelah sekitar 20 juta warga Korea Selatan menjadi korban pencurian data pada tiga perusahaan kartu kredit. Ironisnya presiden Taman Geun Hye menjadi korban dari pencurian data tersebut. Taman mengakui hal ini pada Januari lalu, & memerintahkan untuk melakukan studi mengenai opsi apa yg akan diambil. Keputusan mengenai studi ini akan diambil pada akhir tahun ini.
Seperti yg dikutip dari kantor berita AP, diperkirakan sekitar 80 persen dari 50 juta nomor ID & data pribadi warga Korea Selatan telah dicuri dari bank & tempat lainnya sejak 2004. Permasalahan yg terjadi adalah perkembangan teknologi & Internet tidak dibarengi dengan perkembangan keamanan sistem tersebut.
Tercatat sekitar 85 persen warga Korea Selatan telah menggunakan akses Internet & sekitar 40 juta warganya menggunakan ponsel pintar. Namun alih-alih melindungi keamanan data pengguna, sistem identitas online yg dikembangkan oleh pemerintah justru memiliki banyak kelemahan, yg membuat data warganya rentanb terhadap pencurian.
Sistem nomor identitas ini dikembangkan oleh pemerintahan Presiden Park Chung Hee pada tahun 1968 yg bertujuan untuk memudahkan dalam mengontrol masyarakat. Pemerintah yg saat ini mengontrol masyarakat secara ketat tidak memperhatikan aspek privasi yg dimiliki masyarakat.
Masyarakat tidak dapat merubah nomor identitasnya walaupun setelah mengalami pembobolan data. Hal ini memudahkan bagi hacker untuk memanfaatkan data yg dicuri.
Menurut peneliti dari Korea Research Institute for Local Administration, Geum Chang Ho, penggunaan kartu identitas untuk semua sektor yg dimiliki oleh warga Korea Selatan, menjadi kunci bagi hacker untuk membuka setiap pintu & mencuri seluruh data informasi warga Korea Selatan dalam satu paket.
Sistem nomor identitas yg terintegrasi dengan semua sektor banyak mendapatkan kritikan. Berdasarkan dengar pendapat yg dilakukan oleh Kementerian Keamanan & Administrasi Publik, mengatakan bahwa terdapat kemungkinan untuk merubah sistem nomor identitas. Namun hal tersebut masih menunggu persetujuan parlemen.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenPusat Data Nomor ID Warga Korea Selatan Diserang Hacker diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Pemerintah Korea Selatan mendapatkan serangan terhadap pencurian nomor ID setiap warga yg berumur 17 tahun ke atas. Diperkirakan kerugian yg disebabkan oleh pencurian data ini mencapai miliaran dolar.
Pembobolan ini menjadi momok bagi Korea Selatan yg selama ini dikenal sebagai negara yg memiliki perkembangan teknologi yg signifikan & sebagai salah satu negara dengan Internet paling cepat di dunia.
Kasus pembobolan ini muncul ke publik setelah sekitar 20 juta warga Korea Selatan menjadi korban pencurian data pada tiga perusahaan kartu kredit. Ironisnya presiden Taman Geun Hye menjadi korban dari pencurian data tersebut. Taman mengakui hal ini pada Januari lalu, & memerintahkan untuk melakukan studi mengenai opsi apa yg akan diambil. Keputusan mengenai studi ini akan diambil pada akhir tahun ini.
Seperti yg dikutip dari kantor berita AP, diperkirakan sekitar 80 persen dari 50 juta nomor ID & data pribadi warga Korea Selatan telah dicuri dari bank & tempat lainnya sejak 2004. Permasalahan yg terjadi adalah perkembangan teknologi & Internet tidak dibarengi dengan perkembangan keamanan sistem tersebut.
Tercatat sekitar 85 persen warga Korea Selatan telah menggunakan akses Internet & sekitar 40 juta warganya menggunakan ponsel pintar. Namun alih-alih melindungi keamanan data pengguna, sistem identitas online yg dikembangkan oleh pemerintah justru memiliki banyak kelemahan, yg membuat data warganya rentanb terhadap pencurian.
Sistem nomor identitas ini dikembangkan oleh pemerintahan Presiden Park Chung Hee pada tahun 1968 yg bertujuan untuk memudahkan dalam mengontrol masyarakat. Pemerintah yg saat ini mengontrol masyarakat secara ketat tidak memperhatikan aspek privasi yg dimiliki masyarakat.
Masyarakat tidak dapat merubah nomor identitasnya walaupun setelah mengalami pembobolan data. Hal ini memudahkan bagi hacker untuk memanfaatkan data yg dicuri.
Menurut peneliti dari Korea Research Institute for Local Administration, Geum Chang Ho, penggunaan kartu identitas untuk semua sektor yg dimiliki oleh warga Korea Selatan, menjadi kunci bagi hacker untuk membuka setiap pintu & mencuri seluruh data informasi warga Korea Selatan dalam satu paket.
Sistem nomor identitas yg terintegrasi dengan semua sektor banyak mendapatkan kritikan. Berdasarkan dengar pendapat yg dilakukan oleh Kementerian Keamanan & Administrasi Publik, mengatakan bahwa terdapat kemungkinan untuk merubah sistem nomor identitas. Namun hal tersebut masih menunggu persetujuan parlemen.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenPusat Data Nomor ID Warga Korea Selatan Diserang Hacker diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber