Minggu ini, telah kami rangkum beberapa berita teknologi paling menarik. Mulai dari fitur kode promo baru untuk aplikasi Android, penolakan blokir Netflix dari Menkominfo, fitur penerjemah bahasa real-time untuk Skype, drone DJI yg dirancang untuk memburu drone, & kabar Google membentuk divisi VR.
Tanpa membuang-buang waktu, langsung saja simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Kode promo untuk aplikasi Android
Fitur kode promo telah ada sejak lama di iOS. Kini, fitur serupa hadir juga buat Android. Dengan fitur ini, developer dapat membagikan kode promo kepada calon pelanggannya, sehingga mereka bisa mengunduh aplikasi berbayar dengan gratis. Selain itu, kode promo berlaku juga untuk in-app purchase.
Menkominfo tolak blokir Netflix
Menyikapi rekomendasi dari LSF untuk memblokir layanan Netflix di Indonesia, Menkominfo mengeluarkan pernyataan resmi. Dirinya menegaskan kalau layanan tersebut tidak akan diblokir, melainkan diatur / diwadahi dari sisi regulasinya. Namun, Rudiantara tetap meminta agar Netflix memerhatikan konten-konten yg disajikan, & tunduk terhadap UU ITE.
Skypehadirkan penerjemah suara real-time
Pengguna Skype untuk Windows kini bisa melakukan voice chat dalam tujuh bahasa yg berbeda. Ini berkat teknologi penerjemah real-time yg baru saja tersedia buat aplikasi chatting tersebut. Saat ini, bahasa yg didukung baru Inggris, Mandarin (Cina), Perancis, Jerman, Italia, Portugal, & Spanyol. Bahasa lain, serta ketersediaan di platform non Windows, menyusul. Sementara untuk fitur penerjemah teks ke teks sudah mendukung lebih dari 50 bahasa.
Drone ini didesain untuk menangkap drone
Sebelumnya, telah dikembangkan senjata anti drone yg mampu memblokir sensor & sinyal UAV tersebut agar tidak berfungsi. Kini, telah dikembangkan juga senjata yg berwujud drone. Senjata yg kedua ini dikembangkan oleh Michigan Tech, asal AS.
Bernama Drone-Catcher, drone yg berbasis dari quadcopter DJI Phantom telah dimodidikasi sekian rupa, sehingga bisa menembakkan jaring untuk melumpuhkan drone. Hebatnya lagi, drone ini cukup kuat untuk membawa “tangkapannya” ke tim yg mengendalikannya di darat.
Google bentuk divisi VR
Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Menyusul jejak Facebook yg membeli Oculus, produsen headset VR, Google dikabarkan membentuk divisi khusus untuk mengembangkan teknologi ini. Clay Bavor ditunjuk untuk menjadi kepalanya.
Sebelumnya, Clay merupakan VP of Product Management yg memiliki pengalaman dengan aplikasi Google seperti Gmail, Drive, & Docs. Google harus segera menyusul kompetitor seperti Oculus, HTC, & PlayStation yg sudah duluan memperkenalkan produk-produk VR. Menarik untuk diketahui apakah headset VR dari Google akan meluncur tahun ini, / tahun depan.
(Diterjemahkan oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
Dikutip dari sini