Kurang lebih butuh sedekade lamanya bagi Juventus untuk mengembalikan statusnya sebagai tim elit di Eropa. Pelan-pelan, dimulai dengan jadi juara di kompetisi yang bahkan tak mereka impikan, Serie B Italia, hingga kembali mendominasi sepakbola Italia, lewat raihan scudetto, Piala Super Italia, dan Piala Italia.
Klimaks dari highlight perjuangan itu terjadi musim lalu, manakala secara mengejutkan mampu menembus final kompetisi antarklub tertinggi benua biru, Liga Champions. Klimaks? Bukankah klimaks seharusnya menjadi juara? Ya, tapi menilik situasi terkini, sulit sepertinya bagi Juve untuk mengulang prestasi musim lalu.
Masalah utamanya terletak di bursa transfer musim panas ini. Bintang-bintang yang sudah membela panji Hitam-Putih sedemikian lamanya bahkan menyatu sempurna dengan warna tersebut, beberapa memilih tantangan lain. Deretan bintang baru yang tak bisa diremehkan kualitasnya memang lantas dihadirkan. Tapi Juve tentu harus mengatur ulang kekuatan barunya pada level yang sedikit lebih di bawah, dibanding musim lalu.
Lantas bagaimana perjalanan Juve selanjutnya? Mari simak dahulu analisis dan prediksi Goal Indonesia akan nasib Si Nyonya Tua pada musim depan!
Berstatus sebagai juara absolut sepakbola Italia musim lalu, sedikit mengherankan ketika melihat Juve hanya memainkan tiga laga pra musim, sebelum akhirnya mentas di Piala Super Italia 2015. Mereka bahkan baru memulai latihan pra musim pada 16 Juli, atau sepekan lebih lama dibanding kebanyakan klub-klub besar Eropa.
HASIL PRAMUSIM & PIALA SUPER ITALIA JUVENTUS
Pertanyaan semakin besar karena I Bianconeri gagal melalui tiga laga pra musim tersebut dengan baik. Mereka kalah telak secara permainan dan hasil dari Borussia Dortmund, susah payah menekuk tim gurem, Lechia Gdansk, dan beruntung hanya kalah 2-0 dari Olympique Marseille. Lebih miris, karena tercatat empat pilar tim, Sami Khedira, Alvaro Morata, Giorgio Chiellini, dan Claudio Marchisio terkapar cedera dalam periode tersebut.
Massimiliano Allegri dan tim kepelatihannya menerapkan kebijakan tersebut dengan dalih kebugaran dan adaptasi pemain baru. Patut dimaklumi, karena situasinya kini jelas berbeda dari empat musim terakhir, ketika Juve selalu melakukan tur di masa pra musim entah ke Amerika Serikat, Eropa Timur, Asia, hingga Australia.
"Tidak ada kemungkinan kami kembali sebelum 20 Juli karena laga internasional. Para pemain bukan mesin. Tentu saja sejumlah pemain baru masih belum menyatu, butuh waktu bagi mereka untuk beradaptasi," ujar Allegri, ketika ditanya soal latihan dan pertandingan pra musim.
Apa yang diungkapkan sang allenatore kemudian dibuktikan dalam partai kompetitif perdana musim ini, yakni Piala Super Italia 2015. Meski secara permainan belum meyakinkan, Juve dengan tegas memperlihatkan jika mereka tak mengalami goncangan mental akibat ditinggal pemain pilar. Kemenangan elegan 2-0 atas Lazio memberi isyarat kuat jika mereka sudah cukup siap menyambut musim baru.
Kehilangan pilar-pilar utama musim lalu, mulai dari Carlos Tevez, Andrea Pirlo, Arturo Vidal, hingga cadangan kompetitif macam Marco Storari, membuat manajemen Juve bergerak begitu cepat di bursa transfer bahkan sebelum mereka benar-benar pergi.
Namun bukan berarti manajemen klub lantas kalap di lantai bursa, melainkan bergerak dengan cukup cerdas. "Juventus? Tim ini sukses mendatangkan sejumlah pemain kelas atas tanpa harus menguras rekening klub secara berlebihan," begitu sanjungan pelatih flamboyan Italia, Roberto Donadoni.
Apa yang terjadi memang demikian. Beppe Marotta cs kembali memboyong pemain berkualitas dengan status bebas transfer, dalam diri Sami Khedira dan Norberto Neto. Juve juga mendapatkan jasa Mario Mandzukic, Simone Zaza, serta status permanen Roberto Pereyra dengan harga yang tepat, di bawah €20 juta. Belum lagi bonus peminjaman empat youngster muda Boca Juniors, macam Guido Vadala, Rodrigo Bentancur Colman, Franco Sebastian Cristaldo, dan Adrian Andres Cubas, dari hasil penjualan Tevez.
Bagaimana dengan Paulo Dybala, pemain berbanderol €40 juta yang jadi pembelian termahal klub dalam 15 musim terakhir? Juve cerdas menambalnya dengan penjualan Vidal ke Bayern Munich, lewat nilai €37 juta.
Beberapa posisi yang ditinggalkan para pilar pun akhirnya ditambal sempurna dengan deretan pemain baru di atas. Dengan bursa transfer yang masih menyisakan banyak waktu, kini saatnya La Vecchia Signora fokus mencari pengganti Vidal di posisi gelandang serang, yang masih belum ditemukan penggantinya.
"Sampai akhir hayat, mempertahankan pasti akan jauh lebih sulit ketimbang meraih," teori tersebut seakan didekonstruksi Juve dalam lingkup kompetisi Serie A. Setelah melepas dahaga scudetto pada musim 2011/12 lalu, Gianluigi Buffon cs seakan semakin mudah mempertahankan gelar tersebut hingga empat musim beruntun.
Fakta tersebut patut dimaklumi, karena Juve diperkuat oleh amunisi yang sama di starting XI dalam periode tersebut. Mereka juga sedikit terbantu dengan kurang ganasnya para pesaing mendatangkan pemain berkelas ke dalam skuatnya. Namun kini situasinya sama sekali berbeda.
Tevez, Pirlo, dan Vidal adalah kehilangan besar bagi Juve. Sementara bintang-bintang baru macam Khedira, Mandzukic, Dybala, dan Zaza, tak bisa sekonyong-konyong menyatu dengan tim. "Tak bisa dipungkiri, segala yang terjadi selama bursa musim panas ini telah mengubah Juventus. Saat ini, era baru telah dimulai," ungkap kapten ketiga Juve, Maarchisio.
Di sisi lain para kompetitor macam AC Milan, FC Internazionale, hingga AS Roma, mulai berani gila-gilaan untuk mengakhiri dominasi La Fidanzata d'Italia. Milan memulai dinasti dengan pemilik baru, pelatih baru, dan bomber anyar berkelas macam Carlos Bacca dan Luiz Adriano. Inter tak mau ketinggalan dengan jor-joran menggaet Geoffrey Kondogbia, serta meminjam penggawa mahal macam Martin Montoya dan Stevan Jovetic. Sementara Roma yang jadi antagonis utama Juve dalam dua musim terakhir, tampak makin mengerikan dengan Edin Dzeko, Mohamed Salah, serta Gerson.
Fenomena itu sejatinya membuat Serie A jadi lebih kompetitif, menjual, dan tentunya semakin seru. Tapi mungkin dampaknya jadi berkebalikan untuk Juve. Mereka bakal melalui kompetisi yang jauh lebih sulit, meski tak bisa dipungkiri tetap jadi favorit juara.
Seperti diucapkan Marchisio, era baru Juve telah dimulai! Mereka telah menandainya dengan gelar Piala Super Italia, tapi bukan berarti jaminan cerita indah dalam empat musim terakhir juga akan berlanjut. La Vecchia Omcidi bisa jadi malah akan melalui musim terberat mereka dalam periode emasnya ini.
Status favorit tetap belum bisa dilepaskan, karena meski skuatnya sudah berubah, mayoritas penggawa Juve dalam empat musim terakhir tetap bercokol. Namun dengan dengan segala hormat, inilah peluang terbaik para kompetitor untuk menggulingkan tahta Juve di Serie A. Harus diakui jika Tim Hitam-Putih masih dalam masa transisi dengan deretan pilar anyarnya.
Hal tersebut juga berlaku untuk turnamen Piala Italia. Sebagai juara bertahan, lagi-lagi Juve tetaplah favorit. Namun dengan hasrat para antogonisnya yang jelas tak ingin membiarkan tim asal Turin itu kembali berkuasa mutlak, ajang yang memang bukan prioritas utama ini besar kemungkinan bakal melayang ke klub lain.
Fokus di kompetisi domestik juga bakal terbagi dengan kiprah Juve di Liga Champions. Kesuksesan menembus final musim lalu jelas menghadirkan ekspektasi lebih dari para Juventini, yang sudah haus dengan gelar Eropa. Namun dengan kondisi dan situasi terkini, target Si Nyonya di Liga Champions masih sama seperti musim lalu, yakni melaju sejauh mungkin. Motivasi tersebut tentu tak akan memberi beban berlebih di pundak para Juventino.
Satu hal yang sekarang amat dinanti adalah kehadiran gelandang serang macam apa yang akan menggantikan posisi Vidal. Sosok tersebut bisa jadi kunci bakal sejauh apa langkah Juve, dalam mengarungi tiga kompetisi bergengsi di musim 2015/16.
Bagaimana menurut Anda? Sejauh apa langkah Juventus di musim 2015/16? Sampaikan komentar para pembaca setia Goal Indonesia melalui kolom komentar yang tersedia di bawah ini...
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Rapor & Persiapan Juventus Menghadapi Serie A Italia 2015/16
Klimaks dari highlight perjuangan itu terjadi musim lalu, manakala secara mengejutkan mampu menembus final kompetisi antarklub tertinggi benua biru, Liga Champions. Klimaks? Bukankah klimaks seharusnya menjadi juara? Ya, tapi menilik situasi terkini, sulit sepertinya bagi Juve untuk mengulang prestasi musim lalu.
Masalah utamanya terletak di bursa transfer musim panas ini. Bintang-bintang yang sudah membela panji Hitam-Putih sedemikian lamanya bahkan menyatu sempurna dengan warna tersebut, beberapa memilih tantangan lain. Deretan bintang baru yang tak bisa diremehkan kualitasnya memang lantas dihadirkan. Tapi Juve tentu harus mengatur ulang kekuatan barunya pada level yang sedikit lebih di bawah, dibanding musim lalu.
Lantas bagaimana perjalanan Juve selanjutnya? Mari simak dahulu analisis dan prediksi Goal Indonesia akan nasib Si Nyonya Tua pada musim depan!
Rapor Pramusim
Berstatus sebagai juara absolut sepakbola Italia musim lalu, sedikit mengherankan ketika melihat Juve hanya memainkan tiga laga pra musim, sebelum akhirnya mentas di Piala Super Italia 2015. Mereka bahkan baru memulai latihan pra musim pada 16 Juli, atau sepekan lebih lama dibanding kebanyakan klub-klub besar Eropa.
0-2
Borussia Dortmund
2-1
Lechia Gdansk
0-2
Olympique Marseille
2-0
Lazio
Pertanyaan semakin besar karena I Bianconeri gagal melalui tiga laga pra musim tersebut dengan baik. Mereka kalah telak secara permainan dan hasil dari Borussia Dortmund, susah payah menekuk tim gurem, Lechia Gdansk, dan beruntung hanya kalah 2-0 dari Olympique Marseille. Lebih miris, karena tercatat empat pilar tim, Sami Khedira, Alvaro Morata, Giorgio Chiellini, dan Claudio Marchisio terkapar cedera dalam periode tersebut.
Massimiliano Allegri dan tim kepelatihannya menerapkan kebijakan tersebut dengan dalih kebugaran dan adaptasi pemain baru. Patut dimaklumi, karena situasinya kini jelas berbeda dari empat musim terakhir, ketika Juve selalu melakukan tur di masa pra musim entah ke Amerika Serikat, Eropa Timur, Asia, hingga Australia.
"Tidak ada kemungkinan kami kembali sebelum 20 Juli karena laga internasional. Para pemain bukan mesin. Tentu saja sejumlah pemain baru masih belum menyatu, butuh waktu bagi mereka untuk beradaptasi," ujar Allegri, ketika ditanya soal latihan dan pertandingan pra musim.
Apa yang diungkapkan sang allenatore kemudian dibuktikan dalam partai kompetitif perdana musim ini, yakni Piala Super Italia 2015. Meski secara permainan belum meyakinkan, Juve dengan tegas memperlihatkan jika mereka tak mengalami goncangan mental akibat ditinggal pemain pilar. Kemenangan elegan 2-0 atas Lazio memberi isyarat kuat jika mereka sudah cukup siap menyambut musim baru.
Aktivitas Transfer
Kehilangan pilar-pilar utama musim lalu, mulai dari Carlos Tevez, Andrea Pirlo, Arturo Vidal, hingga cadangan kompetitif macam Marco Storari, membuat manajemen Juve bergerak begitu cepat di bursa transfer bahkan sebelum mereka benar-benar pergi.
Namun bukan berarti manajemen klub lantas kalap di lantai bursa, melainkan bergerak dengan cukup cerdas. "Juventus? Tim ini sukses mendatangkan sejumlah pemain kelas atas tanpa harus menguras rekening klub secara berlebihan," begitu sanjungan pelatih flamboyan Italia, Roberto Donadoni.
Apa yang terjadi memang demikian. Beppe Marotta cs kembali memboyong pemain berkualitas dengan status bebas transfer, dalam diri Sami Khedira dan Norberto Neto. Juve juga mendapatkan jasa Mario Mandzukic, Simone Zaza, serta status permanen Roberto Pereyra dengan harga yang tepat, di bawah €20 juta. Belum lagi bonus peminjaman empat youngster muda Boca Juniors, macam Guido Vadala, Rodrigo Bentancur Colman, Franco Sebastian Cristaldo, dan Adrian Andres Cubas, dari hasil penjualan Tevez.
Bagaimana dengan Paulo Dybala, pemain berbanderol €40 juta yang jadi pembelian termahal klub dalam 15 musim terakhir? Juve cerdas menambalnya dengan penjualan Vidal ke Bayern Munich, lewat nilai €37 juta.
Beberapa posisi yang ditinggalkan para pilar pun akhirnya ditambal sempurna dengan deretan pemain baru di atas. Dengan bursa transfer yang masih menyisakan banyak waktu, kini saatnya La Vecchia Signora fokus mencari pengganti Vidal di posisi gelandang serang, yang masih belum ditemukan penggantinya.
Kualitas Tim
*Statistik Juve di semua kompetisi resmi musim 2014/15
"Sampai akhir hayat, mempertahankan pasti akan jauh lebih sulit ketimbang meraih," teori tersebut seakan didekonstruksi Juve dalam lingkup kompetisi Serie A. Setelah melepas dahaga scudetto pada musim 2011/12 lalu, Gianluigi Buffon cs seakan semakin mudah mempertahankan gelar tersebut hingga empat musim beruntun.
Fakta tersebut patut dimaklumi, karena Juve diperkuat oleh amunisi yang sama di starting XI dalam periode tersebut. Mereka juga sedikit terbantu dengan kurang ganasnya para pesaing mendatangkan pemain berkelas ke dalam skuatnya. Namun kini situasinya sama sekali berbeda.
Tevez, Pirlo, dan Vidal adalah kehilangan besar bagi Juve. Sementara bintang-bintang baru macam Khedira, Mandzukic, Dybala, dan Zaza, tak bisa sekonyong-konyong menyatu dengan tim. "Tak bisa dipungkiri, segala yang terjadi selama bursa musim panas ini telah mengubah Juventus. Saat ini, era baru telah dimulai," ungkap kapten ketiga Juve, Maarchisio.
Di sisi lain para kompetitor macam AC Milan, FC Internazionale, hingga AS Roma, mulai berani gila-gilaan untuk mengakhiri dominasi La Fidanzata d'Italia. Milan memulai dinasti dengan pemilik baru, pelatih baru, dan bomber anyar berkelas macam Carlos Bacca dan Luiz Adriano. Inter tak mau ketinggalan dengan jor-joran menggaet Geoffrey Kondogbia, serta meminjam penggawa mahal macam Martin Montoya dan Stevan Jovetic. Sementara Roma yang jadi antagonis utama Juve dalam dua musim terakhir, tampak makin mengerikan dengan Edin Dzeko, Mohamed Salah, serta Gerson.
Fenomena itu sejatinya membuat Serie A jadi lebih kompetitif, menjual, dan tentunya semakin seru. Tapi mungkin dampaknya jadi berkebalikan untuk Juve. Mereka bakal melalui kompetisi yang jauh lebih sulit, meski tak bisa dipungkiri tetap jadi favorit juara.
Analisis & Prediksi
Seperti diucapkan Marchisio, era baru Juve telah dimulai! Mereka telah menandainya dengan gelar Piala Super Italia, tapi bukan berarti jaminan cerita indah dalam empat musim terakhir juga akan berlanjut. La Vecchia Omcidi bisa jadi malah akan melalui musim terberat mereka dalam periode emasnya ini.
Status favorit tetap belum bisa dilepaskan, karena meski skuatnya sudah berubah, mayoritas penggawa Juve dalam empat musim terakhir tetap bercokol. Namun dengan dengan segala hormat, inilah peluang terbaik para kompetitor untuk menggulingkan tahta Juve di Serie A. Harus diakui jika Tim Hitam-Putih masih dalam masa transisi dengan deretan pilar anyarnya.
Hal tersebut juga berlaku untuk turnamen Piala Italia. Sebagai juara bertahan, lagi-lagi Juve tetaplah favorit. Namun dengan hasrat para antogonisnya yang jelas tak ingin membiarkan tim asal Turin itu kembali berkuasa mutlak, ajang yang memang bukan prioritas utama ini besar kemungkinan bakal melayang ke klub lain.
Fokus di kompetisi domestik juga bakal terbagi dengan kiprah Juve di Liga Champions. Kesuksesan menembus final musim lalu jelas menghadirkan ekspektasi lebih dari para Juventini, yang sudah haus dengan gelar Eropa. Namun dengan kondisi dan situasi terkini, target Si Nyonya di Liga Champions masih sama seperti musim lalu, yakni melaju sejauh mungkin. Motivasi tersebut tentu tak akan memberi beban berlebih di pundak para Juventino.
Satu hal yang sekarang amat dinanti adalah kehadiran gelandang serang macam apa yang akan menggantikan posisi Vidal. Sosok tersebut bisa jadi kunci bakal sejauh apa langkah Juve, dalam mengarungi tiga kompetisi bergengsi di musim 2015/16.
Bagaimana menurut Anda? Sejauh apa langkah Juventus di musim 2015/16? Sampaikan komentar para pembaca setia Goal Indonesia melalui kolom komentar yang tersedia di bawah ini...
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Rapor & Persiapan Juventus Menghadapi Serie A Italia 2015/16