Setelah mengalahkan semua pesaingnya & mencuri posisi pertama penjualan smartphone di Cina pada tahun 2014, tahun berikutnya Xiaomi dianggap mengalami kegagalan besar. Pada awalnya Xiaomi berencana menjual 100 smartphone, namun memasuki pertengahan 2015, melemahnya angka penjualan memaksa mereka untuk memangkas target penjualan menjadi 80 juta smartphone.
Sayangnya, mereka pun gagal memenuhi target yg lebih masuk akal tersebut. Xiaomi juga sedang diterpa isu lain, seperti masalah yg terjadi pada produk smart air filter mereka. Tentu saja Xiaomi berharap tak mengulangi kejadian serupa di tahun 2016 ini.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, Xiaomi dilaporkan berencana untuk memperkuat distribusi penjualan offline mereka. Pada mulanya, strategi penjualan online lewat e-commerce dilakukan Xiaomi sebagai bentuk diferensiasi dari pesaing mereka yg lain. Tahun ini, Xiaomi menargetkan pertumbuhan dengan menggandakan penjualan mereka lewat kanal penjualan offline.
Pada tahun 2015, sepertinya mereka berhasil menjual sekitar 28 juta smartphone lewat kanal offline. Melihat kesuksesan itu,tahun ini Xiomimemasang target 56 juta smartphone terjual dari kanaloffline.
Penjualan tersebut nantinya berasal dari distributor offline pihak ketiga (seperti peritel barang elektronik Suning di Cina) serta toko fisik mereka, Mi Home. Saat ini toko yg dimiliki Xiaomi berjumlah 20. Menurut sumber dari Reuters, mereka berniat menambah 30 toko baru.
Baca juga: Xiaomi Mendadak Enggan Publikasikan Data Penjualannya
Namun tampaknya bukan hanya target penjualan yg mereka ubah tahun ini. CEO Xiaomi, Lei Jun,mengatakan bahwa kesuksesan yg mereka raih tahun 2014 & semua predikat nomor satuseperti menjadi brand smartphone nomor satu di negeri tirai bambu, & menjadi smartphone dengan penjualan nomor satu di momen singles daymenjadi beban bagi perusahaan.
Lei mengatakan bahwa Xiaomi tak akan membiarkan orang kembali membicarakan hal ini dalam perusahaan. Yang terpenting ialah konsumen & melakukan hal yg tepat, ujar Lei.
Di Xiaomi, kami perlu kembali kepada passion kami yg dulu. Kami harus kembali menjadi startup. Kami harus memperkuat pengambilan keputusan kami dalam menghadirkan produk serta pengalaman terbaik bagi pelanggan. Dan kami harus mencurahkan segenap hati kami dalam menciptakan produk yg baik. Menurut saya itulah inti masalahnya.
Tentu saja, bukan berarti rencana Lei maupun perusahaannya menjadi kurang ambisius. Terlepas dari berkurangnya fokus untuk menjadi yg nomor satu tujuan Lei masih sama, yaitu ia ingin agar 20 / 30 produk Xiaomi dalam sepuluh tahun yg akan datang menjadi produk nomor satu di seluruh dunia.
Baca juga: Xiaomi Luncurkan Redmi 3 dengan Balutan Logam & Baterai 4.100 mAh
(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad & diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
Dikutip dari sini