• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Resillience Risk 2015

ON3

Mahasiswa
Journalist
Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Resillience Risk 2015

Gunawan Husin, pakar manajemen risiko.

Resillience Risk harus dimiliki oleh semua industri perbankan, kata Gunawan Husin, pakar manajemen risiko yg membuka gelaran acara Risk Resillience 2015. Acara tersebut diadakan di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, (19/5/15). Tujuan dari diadakan acara itu adalah memperkuat manajemen risiko & juga tata kelola khususnya di industri perbankan & keuangan non-bank, serta praktisi pasar modal.

Hal itu terlihat dari mayoritas peserta yg didominasi oleh tiga industri tersebut. Gunawan dalam pembukaannya bertindak sebagai chairman & berkesempatan untuk menjelaskan bagaimana fenomena manajemen risiko di Indonesia. Saya pernah mengadakan survey pada tahun 2010 yg menunjukkan bahwa budaya risiko adalah tantangan terbesar yg harus dihadapi oleh perbankan, tandas pria yg pernah berkarir di JP Morgan itu.

Tantangan terbesar lainnya yg menjadi ganjalan di masyarakat Indonesia adalah minimnya keahlian menajamen risiko & kelangkaan para praktisi di bi&g tersebut. Sekitar 83 persen peserta pada tahun itu mengatakan bahwa business continuity management (BCM) adalah prioritas di bi&g perbankan, papar Gunawan.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa sekitar 97 persen perusahaan membutuhkan management support untuk menumbuhkan budaya risiko di lingkungan kerja mereka. Uniknya ada beberapa peserta yg menyatakan bahwa program BCM di perusahaannya belum bekerja secara efektif, tegas Gunawan.

Di satu sisi ia sendiri ingin menekankan bahwa kata resillience jangan selalu dikonotasikan dengan TI saja. Sebagian orang masih beranggapan bahwa resillience risk selalu identik dengan bi&g TI. Sebenarnya, resillience risk bersifat menyeluruh, papar Gunawan. Tidak hanya itu, ia menjelaskan business resillience tidak sama dengan business continuity. Ada perbedaan mendasar, katanya.

Ketahanan bisnis yg tergabung ke dalam resiliency risk management setidaknya dalam pan&gan Gunawan terdiri dari enam aspek. Keenam elemen itu adalah crisis management, business continuity plan, technology disaster recovery, building infrastructure resiliency, supplier readiness & regulatory management.

Salah satu alasan mengapa Gunawan mengklasifikannya ke dalam enam bagian, hal tersebut tidak terlepas dari perubahan sifat itu risiko sendiri. Dulu risiko itu harus diisolasi. Pasca peristiwa 11 September, risiko bersifat catastrophic. Dan sekarang, risiko bersifat social disruption, kata Gunawan dalam sambutannya. Acara sendiri dimeriahkan beberapa panelis yg merupakan pakar manajemen risiko seperti praktisi dari Singapore Management University (SMU).

Comments
comments

N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenResillience Risk 2015 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.

Sumber
 
Top