Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Response Act Serangan Siber
Semakin meningkatnya jumlah serangan siber baik dari maupun ke Indonesia, mengharuskan pemerintah untuk membentuk suatu ba& khusus yg menanggulangi ancaman tersebut. Ba& yg dimaksud adalah Ba& Nasional Keamanan Siber. Salah satu pengusul terbentuknya ba& itu yaitu AKBP Muhammad Nuh Al-Azhar, Kasubbid Komputer Forensik Puslabfor Bareskrim Polri, mengatakan bahwa sudah saatnya pemerintah mulai melakukan inisiatif pembentukan bada tersebut mengingat tingkat urgensinya yg sudah tinggi. Selayaknya sebuah organisasi, Ba& Nasional Keamanan Siber harus memiliki metode or cara kerja yg tepat dalam menjalankan roda organisasinya. Salah satu cara kerja spesifik yg dimiliki oleh Ba& Nasional Keamanan Siber adalah response act.
Response act or tindakan respons ini Nuh membaginya menjadi dua bagian yaitu management response (respons manajemen) & technical response (respons teknis). Dua hal itu menurut Nuh harus ada jika Ba& Nasional Keamanan Siber tersebut jadi untuk dilaksanakan. Response management dalam pan&gan Nuh adalah sebuah tindakan dari pemerintah Indonesia selaku stakeholder utama dari sistem jaringan komputer & informasi baik internet maupun intranet. Tindakan dari pemerintah bisa berupa kebijakan-kebijakan yg bersifat strategis, tutur Nuh.
Ia pun melanjutkan, Respons dari pemerintah Indonesia sangatlah dibutuhkan & merupakan yg utama. Response management yg bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain menyusun berbagai macam kebijakan untuk mengamankan sistem jaringan komputer & informasi dari berbagai macam serangan siber yg ada. Satu hal yg menjadi prioritas adalah menyatukan berbagai macam komponen bangsa yg terlibat di dalamnya (red-sistem jaringan komputer & informasi) sehingga mereka terintegrasi & sinergi antara satu dengan yg lain, kata Nuh.
Adapun technical response (respons teknis) yg dipaparkan oleh Nuh terangkum dalam tujuh langkah strategis. Poin pertama identifikasi. Langkah ini menurut Nuh adalah langkah awal yg krusial dalam merespons serangan siber. Kita harus bisa melakukan identifikasi secara cepat & tepat tentang apa, kapan, mengapa, siapa & bagaimana serangan itu terjadi, tutur Nuh. Langkah kedua adalah containement. Proses ini merupakan bentuk lokalisir terhadap serangan siber. Nuh mengatakan, Serangan tersebut harus cepat diputuskan dari berbagai koneksi (diskoneksi) untuk mencegah serangan siber menjalar ke sistem jaringan yg lain.
Langkah ketiga adalah acquisition. Sebuah langkah strategis di mana tim forensik bekerja dengan cara melakukan ekstraksi data online & offline secara cepat dari sistem jaringan komputer yg menjadi target serangan siber. Proses keempat adalah analysis di mana seorang analis serangan siber membutuhkan keuletan, ketelitian & team work yg baik dikarenakan banyak serangan siber yg bersifat kompleks. Mereka pun harus memiliki passion di bi&g ini sehingga betah duduk berjam-jam menganalisis berbagai macam serangan, jawab Nuh. Tahap kelima adalah eradication yg merupakan langkah untuk menghapus bentuk serangan siber yg masuk & merusak sistem jaringan sistem komputer & informasi.
Langkah keenam & ketujuh adalah recovery & update. Salah satu poin penting dalam recovery selalu berkaitan dengan trust. Nuh mengatakan bahwa bila suatu organisasi dapat melakukan recovery sistem jaringan komputer & informasi mereka dari serangan siber, maka hal itu akan meningkatkan trust masyarakat terhadap organisasi tersebut. Proses recovery yg baik dapat dilakukan dalam hitungan menit bukan dalam hitungan jam or hari, kata Nuh. Se&gkan langkah terakhir adalah update. Esensi dari langkah terakhir ini adalah hasil analisis dari tim identifikasi, analisis & eradication untuk mencari tahu vulnerability sistem jaringan komputer & informasi yg digunakan oleh musuh dalam serangan siber. Response act itulah yg dalam usulan Nuh harus ada untuk membentuk Ba& Nasional Keamanan Siber.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenResponse Act Serangan Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Semakin meningkatnya jumlah serangan siber baik dari maupun ke Indonesia, mengharuskan pemerintah untuk membentuk suatu ba& khusus yg menanggulangi ancaman tersebut. Ba& yg dimaksud adalah Ba& Nasional Keamanan Siber. Salah satu pengusul terbentuknya ba& itu yaitu AKBP Muhammad Nuh Al-Azhar, Kasubbid Komputer Forensik Puslabfor Bareskrim Polri, mengatakan bahwa sudah saatnya pemerintah mulai melakukan inisiatif pembentukan bada tersebut mengingat tingkat urgensinya yg sudah tinggi. Selayaknya sebuah organisasi, Ba& Nasional Keamanan Siber harus memiliki metode or cara kerja yg tepat dalam menjalankan roda organisasinya. Salah satu cara kerja spesifik yg dimiliki oleh Ba& Nasional Keamanan Siber adalah response act.
Response act or tindakan respons ini Nuh membaginya menjadi dua bagian yaitu management response (respons manajemen) & technical response (respons teknis). Dua hal itu menurut Nuh harus ada jika Ba& Nasional Keamanan Siber tersebut jadi untuk dilaksanakan. Response management dalam pan&gan Nuh adalah sebuah tindakan dari pemerintah Indonesia selaku stakeholder utama dari sistem jaringan komputer & informasi baik internet maupun intranet. Tindakan dari pemerintah bisa berupa kebijakan-kebijakan yg bersifat strategis, tutur Nuh.
Ia pun melanjutkan, Respons dari pemerintah Indonesia sangatlah dibutuhkan & merupakan yg utama. Response management yg bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain menyusun berbagai macam kebijakan untuk mengamankan sistem jaringan komputer & informasi dari berbagai macam serangan siber yg ada. Satu hal yg menjadi prioritas adalah menyatukan berbagai macam komponen bangsa yg terlibat di dalamnya (red-sistem jaringan komputer & informasi) sehingga mereka terintegrasi & sinergi antara satu dengan yg lain, kata Nuh.
Adapun technical response (respons teknis) yg dipaparkan oleh Nuh terangkum dalam tujuh langkah strategis. Poin pertama identifikasi. Langkah ini menurut Nuh adalah langkah awal yg krusial dalam merespons serangan siber. Kita harus bisa melakukan identifikasi secara cepat & tepat tentang apa, kapan, mengapa, siapa & bagaimana serangan itu terjadi, tutur Nuh. Langkah kedua adalah containement. Proses ini merupakan bentuk lokalisir terhadap serangan siber. Nuh mengatakan, Serangan tersebut harus cepat diputuskan dari berbagai koneksi (diskoneksi) untuk mencegah serangan siber menjalar ke sistem jaringan yg lain.
Langkah ketiga adalah acquisition. Sebuah langkah strategis di mana tim forensik bekerja dengan cara melakukan ekstraksi data online & offline secara cepat dari sistem jaringan komputer yg menjadi target serangan siber. Proses keempat adalah analysis di mana seorang analis serangan siber membutuhkan keuletan, ketelitian & team work yg baik dikarenakan banyak serangan siber yg bersifat kompleks. Mereka pun harus memiliki passion di bi&g ini sehingga betah duduk berjam-jam menganalisis berbagai macam serangan, jawab Nuh. Tahap kelima adalah eradication yg merupakan langkah untuk menghapus bentuk serangan siber yg masuk & merusak sistem jaringan sistem komputer & informasi.
Langkah keenam & ketujuh adalah recovery & update. Salah satu poin penting dalam recovery selalu berkaitan dengan trust. Nuh mengatakan bahwa bila suatu organisasi dapat melakukan recovery sistem jaringan komputer & informasi mereka dari serangan siber, maka hal itu akan meningkatkan trust masyarakat terhadap organisasi tersebut. Proses recovery yg baik dapat dilakukan dalam hitungan menit bukan dalam hitungan jam or hari, kata Nuh. Se&gkan langkah terakhir adalah update. Esensi dari langkah terakhir ini adalah hasil analisis dari tim identifikasi, analisis & eradication untuk mencari tahu vulnerability sistem jaringan komputer & informasi yg digunakan oleh musuh dalam serangan siber. Response act itulah yg dalam usulan Nuh harus ada untuk membentuk Ba& Nasional Keamanan Siber.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenResponse Act Serangan Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber