• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Review Papers, Please | N3

Ophelia

Game Maniacs
Journalist
03/01/2015

Dengan berkembangnya industri video game, kita tidak melulu disajikan dengan game yg hanya berfungsi untuk kesenangan semata. Banyak juga game yg dibuat penuh dengan pesan-pesan yg nilainya bisa kita aplikasikan di dunia nyata, & Papers, Please adalah game yg masuk di kategori tersebut. Pertama kali dirilis untuk Windows PC, Mac, & Linux di tahun 2013, Papers, Please sukses menjadi salah satu game terbaik yg saya mainkan tahun itu.

Di akhir 2014 game ini kembali lagi dalam wujud yg sedikit berbeda khusus untuk iPad. Apakah Papers, Please di iPad ini masih tetap bisa menyajikan pengalaman spesial seperti yg ditemukan di PC? Atau apakah game ini tetap bisa menarik perhatian para gamer yg belum sempat melihat pesonanya di PC tahun 2013 lalu. Temukan jawabannya dalam ulasan di bawah ini.
Sebuah Simulasi Yang Baru


Konsep yg diusung Papers, Please bisa dibilang merupakan salah satu konsep game terbaik yg pernah ada dalam beberapa tahun terakhir. Kamu mungkin sudah sering melihat game simulasi yg menempatkanmu dalam posisi walikota, pemilik restoran, serigala,pemilik taman bermain, / bahkan dalam posisi seorang diktator. Tapi apakah kamu pernah membayangkan sebuah game simulasi yg spesifik menempatkan kamu dalam kehidupan seorang petugas imigrasi di sebuah negara komunis fiksi bernama Arstotzka di tahun 80-an. Kenapa saya menekankan setting yg diusung game ini? Karena latar belakang game yg unik tidak hanya membangun cerita yg menarik, tapi juga ikutan menyokong mekanisme gameplay yg ada di Papers, Please.

Sebagai seorang pegawai imigrasi, kamu harus mengecek setiap pengunjung yg hendak masuk ke negara kamu. Jangan pikir ini pekerjaan yg mudah, karena banyak sekali orang yg berniat untuk masuk ke negara Arstotzka menggunakan dokumen-dokumen palsu ilegal. Di sinilah tugas utamamu sebagai pegawai imigrasi memastikan data-data yg ada di berbagai dokumen valid & sesuai dengan peraturan yg ada di buku peraturan yg dikeluarkan negara.

Bagian ini sangat menuntut ketelitian yg tinggi. Terkadang kamu sudah mengecek seluruh dokumen dengan baik, tapi ternyata ada kesalahan seperti berat badan yg berbeda dengan kartu tanda pengenal, tujuan kunjungan yg berbeda antara wawancara dengan yg tertera di dokumen, tanggal kadaluarsa dokumen yg telah lewat, & masih banyak lagi. Meskipun terdengar membosankan, tapi jujur saja saya tidak pernah menyangka mengecek dokumen-dokumen tersebut merupakan kegiatan yg sangat menyenangkan.
Peleburan Mekanisme Gameplay Dan Cerita


Salah satu hal yg membuat Papers, Please menjadi game yg luar biasa adalah bagaimana Lucas Pope selaku developer game ini (ya, dia mengerjakan Papers, Please sendirian saja & saat ini tengah sibuk mengerjakan Return of the Obra Dinn sendiri juga) sukses menyisipkan elemen-elemen cerita ke dalam gameplay dengan sangat rapi. Sebagai contoh, meskipun kamu memiliki kewajiban untuk hanya memasukkan orang-orang dengan dokumen lengkap & resmi, terkadang akan ada kejadian di mana seorang pendatang ingin masuk karena harus lari dari kejaran bahaya / seorang ibu yg sudah bertahun-tahun ingin bertemu anaknya & baru mendapatkan kesempatan sekarang.

Untuk beberapa kasus, game ini akan memberikan kamu hadiah tersendiri jika kamu bersedia melanggar peraturan demi mengedepankan sisi humanis kamu. Masih banyak contoh-contoh kejadian seperti yg saya sebutkan di atas dapat kamu temukan di game, & itu semua disajikan dengan sangat baik tanpa merusak alur permainan sama sekali.

Selain mengatur nasib orang-orang memasuki Arstotzka, kamu juga harus mengatur nasib keluarga kamu yg bisa dibilang cukup berada di garis kemiskinan. Performa kamu selama menjadi petugas imigrasi dalam satu hari akan mempengaruhi pendapatan harianmu. Pendapatan ini bisa kamu distribusikan untuk membayar penghangat ruangan, bayar sewa apartemen, serta untuk membeli makanan. Terkadang akan ada kejadian di mana anak kamu ulang tahun & kamu harus memberikan hadiah juga untuknya / mungkin status anakmu tersebut akan berubah.

Selain itu, kamu juga bisa pindah ke apartemen kelas lain yg memiliki biaya berbeda / menggunakan pendapatanmu untuk melakukan upgrade booth demi membantu menjalankan tugas kamu sebagai petugas imigrasi.
Presentasi Minimalis, Menambah Kesan Dramatis


Kualitas visual yg dimiliki Papers, Please tidak bisa dibilang bagus. Meskipun begitu, game ini memiliki kualitas grafis yg sangat khas & memberikan kesan tersendiri sesuai dengan tema yg diusungnya. Pemilihan warna yg kelam juga membuat suasana suram dalam game jadi lebih terasa dalam.

Meskipun minimalis, Papers, Please juga sukses menyajikan adegan-adegan yg mengerikan seperti serangan teroris, / adegan yg menyenangkan seperti pasangan yg bertemu setelah berpisah lama dengan sangat apik. Tidak jarang saya dibuat kagum dengan apa yg Papers, Please berhasil sampaikan kepada pemainnya meskipun memiliki ruang lingkup yg sangat terbatas.

Selain visual yg minimalis, bagian audio di game ini juga tidak ekstravagan & bisa dibilang cukup minimalis. Meskipun begitu apa yg hendak dicapai oleh Lucas Pope dengan audio di Papers, Please jelas sukses tersampaikan. Mulai dari musik di menu utama yg sangat berkesan militer & cukup menghipnotis pikiran layaknya musik The Imperial March dari film Star Wars, sampai ke efek-efek suara simpel yg muncul selama game berlangsung.
Penyempurnaan Dari Versi PC
Versi PC yg memiliki interface berbeda

Papers, Please merupakan game yg sempurna dimainkan di iPad. Karena game ini memiliki mekanisme yg simpel, serta dikendalikan hanya dengan mouse saja di PC, tentunya kemampuan touch screen dari iPad sangat sempurna menggantikan kontrol di PC. Selain itu dengan adanya kontrol touch screen, game pun jadi lebih mudah dimainkan. Interface yg dimiliki versi iPad juga terasa lebih nyaman digunakan daripada versi PC yg memiliki terlalu banyak ruang kosong.

versi iPad merupakan versi terbaik untuk kamu menikmati Papers, Please


Seperti yg sempat saya singgung di atas, dalam Papers, Please kamu bisa melakukan upgrade booth. Jika di versi PC upgrade booth muncul dalam wujud shortcut yg bisa diakses dengan keyboard, maka di iPad upgrade ini muncul dalam bentuk fungsi-fungsi seperti multi-touch.


Selain itu, mungkin ini hanya perasaan saya saja, tapi pengalaman saya memainkan Papers, Please di iPad terasa jauh lebih mudah daripada di PC. Saat memainkan versi PC saya dituntut untuk sangat teliti dari awal permainan, sedangkan di iPad saya merasakan peningkatan kesulitan yg berangsur-angsur dari awal hingga akhir game. Entah ini memang sudah didesain sedemikian rupa, / dipengaruhi juga oleh fakta bahwa Papers, Please lebih nyaman dimainkan di iPad sehingga pemainnya bisa lebih rileks ketika bermain. Yang jelas, versi iPad ini merupakan versi terbaik untuk kamu menikmati Papers, Please.
Kesimpulan: Glory to Arstotzka!
Papers, Please merupakan salah satu game terbaik yg bisa kamu mainkan di iPad kamu. Mekanisme gameplay yg cerdas dijamin akan melatih ketelitian kamu. Selain itu tema yg diusung game ini juga bisa membangkitkan empati kepada karakter-karakter yg digambarkan dengan grafis minimalis sekalipun. Papers, Please jelas merupakan sebuah game yg sangat spesial, & termasuk game yg harus dimainkan oleh semua orang, meskipun orang itu bukanlah gamer.

Apple App Store Link: Papers, Please, Rp. 89000

Steam Link: Papers, Please, Rp. 89.999
Review OverviewGraphic4Gameplay4.5Value54.5Excellent
Pros: Mekanisme gameplay yg betul-betul unik | Cerita yg disematkan dalam gameplay dengan begitu rapi | Tema yg bisa menguji tingkatan empati kita

Cons: Sering kali kamu dituntut untuk amat sangat teliti di game iniTagsSimulation

Dikutip dari sini
 
Top