Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Rudiantara: Jangan Tunggu BCN Untuk Atasi Ancaman Siber
Mengatasi ancaman siber dalam pan&gan Menkominfo Rudiantara harus dilakukan sesegera mungkin. “Hacker itu bisa menyerang setiap saat,” papar Rudiantara. “Jangan tunggu Ba& Cyber Nasional (BCN) untuk mengatasi ancaman siber,” lanjutnya. Rudiantara mengatakan bahwa ia tidak menampik pentingnya BCN dalam menjaga keamanan siber. “Sambil menunggu itu (red-BCN) terbentuk, mari kita berkonsolidasi untuk menjaga keamanan dunia maya Indonesia,” imbuh Rudiantara.
“Isu siber itu luar biasa hebat. Itu sudah sering saya sampaikan,” tegas Rudiantara. Dunia maya dalam pan&gan sang menteri itu begitu luas. “Kita perlu lebih meningkatkan proses bisnis dari masing-masing sektor khususnya dalam dunia siber. Apakah itu kementerian, lembaga orpun NGO harus dapat saling berkoordinasi,” kata Rudiantara. Ia melihat bahwa ada risiko yg besar terkait ancaman siber ini.
“Sektor perbankan, energi orpun industri lainnya memiliki ancaman yg sama di dunia siber,” kata Rudiantara di sela-sela acara SNCS Cyber Security Symposium. “Ancaman siber ini sangat mengganggu perekonomian khususnya di Indonesia,” tambahnya.
“Dapat dibaygkan apa jadinya jika ada hacker yg menyerang sistem kontrol pengeboran minyak. Serangan itu pasti mengganggu target penjualan barel minyak per hari,” sambung Rudiantara. Di sisi lain, ia mengatakan pada awak media bahwa isu ancaman siber tidak hanya menjadi concern utama di Indonesia, melainkan pula di dunia. “Sewaktu saya rapat di Singapura bersama menteri-menteri di ASEAN, semuanya mengakui bahwa ancaman siber adalah isu krusial,” kata Rudiantara.
Ia menambahkan bahwa isu tersebut akan dibahas kembali di Vietnam bersama para menteri ASEAN lainnya di bulan November mendatang. Terkait dengan kendala pembentukan BCN sendiri, Rudiantara menjelaskan bahwa masalah utama adalah masih fokusnya masyarakat Indonesia pada struktur agensi tersebut. “Orang masih ribut soal siapa yg bakal menduduki ba& tersebut. Padahal sebaiknya semua multi stakeholder berembug untuk menentukan proses bisnis dalam mengatasi ancaman siber,” papar Rudiantara.
“Ancaman siber itu menganggu perekonomian. Jangan menunggu diserang,” sambungnya. “Rata-rata serangan siber itu per tahun adalah 42 juta serangan menurut data PwC sepanjang 2014,” kata Rudiantara. “Sambil menunggu BCN, semua multi stakeholder duduk bersama & menetapkan standardisasi. Ketika BCN sudah ada, kita tidak perlu lagi menetapkan sebuah standar, baik itu dari perbankan, pemerintah orpun sektor-sektor yg lain,” ujarnya.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenRudiantara: Jangan Tunggu BCN Untuk Atasi Ancaman Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Mengatasi ancaman siber dalam pan&gan Menkominfo Rudiantara harus dilakukan sesegera mungkin. “Hacker itu bisa menyerang setiap saat,” papar Rudiantara. “Jangan tunggu Ba& Cyber Nasional (BCN) untuk mengatasi ancaman siber,” lanjutnya. Rudiantara mengatakan bahwa ia tidak menampik pentingnya BCN dalam menjaga keamanan siber. “Sambil menunggu itu (red-BCN) terbentuk, mari kita berkonsolidasi untuk menjaga keamanan dunia maya Indonesia,” imbuh Rudiantara.
“Isu siber itu luar biasa hebat. Itu sudah sering saya sampaikan,” tegas Rudiantara. Dunia maya dalam pan&gan sang menteri itu begitu luas. “Kita perlu lebih meningkatkan proses bisnis dari masing-masing sektor khususnya dalam dunia siber. Apakah itu kementerian, lembaga orpun NGO harus dapat saling berkoordinasi,” kata Rudiantara. Ia melihat bahwa ada risiko yg besar terkait ancaman siber ini.
“Sektor perbankan, energi orpun industri lainnya memiliki ancaman yg sama di dunia siber,” kata Rudiantara di sela-sela acara SNCS Cyber Security Symposium. “Ancaman siber ini sangat mengganggu perekonomian khususnya di Indonesia,” tambahnya.
“Dapat dibaygkan apa jadinya jika ada hacker yg menyerang sistem kontrol pengeboran minyak. Serangan itu pasti mengganggu target penjualan barel minyak per hari,” sambung Rudiantara. Di sisi lain, ia mengatakan pada awak media bahwa isu ancaman siber tidak hanya menjadi concern utama di Indonesia, melainkan pula di dunia. “Sewaktu saya rapat di Singapura bersama menteri-menteri di ASEAN, semuanya mengakui bahwa ancaman siber adalah isu krusial,” kata Rudiantara.
Ia menambahkan bahwa isu tersebut akan dibahas kembali di Vietnam bersama para menteri ASEAN lainnya di bulan November mendatang. Terkait dengan kendala pembentukan BCN sendiri, Rudiantara menjelaskan bahwa masalah utama adalah masih fokusnya masyarakat Indonesia pada struktur agensi tersebut. “Orang masih ribut soal siapa yg bakal menduduki ba& tersebut. Padahal sebaiknya semua multi stakeholder berembug untuk menentukan proses bisnis dalam mengatasi ancaman siber,” papar Rudiantara.
“Ancaman siber itu menganggu perekonomian. Jangan menunggu diserang,” sambungnya. “Rata-rata serangan siber itu per tahun adalah 42 juta serangan menurut data PwC sepanjang 2014,” kata Rudiantara. “Sambil menunggu BCN, semua multi stakeholder duduk bersama & menetapkan standardisasi. Ketika BCN sudah ada, kita tidak perlu lagi menetapkan sebuah standar, baik itu dari perbankan, pemerintah orpun sektor-sektor yg lain,” ujarnya.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenRudiantara: Jangan Tunggu BCN Untuk Atasi Ancaman Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber