• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Italia Sejarah Hari Ini (22 Mei): Gelar Liga Champions Kedua Juventus

Bola

SBOBET
Journalist
Meski awalnya tidak diunggulkan, Juventus kini tinggal selangkah lagi mencicipi nikmatnya menjadi jawara Eropa. Tentunya, jika mereka bisa menaklukkan Barcelona di final Liga Champions pada 6 Juni nanti di Oympiastadion di Berlin.

Ada baiknya bagi anak-anak asuhan Massimiliano Allegri untuk mengingat kembali jejak pendahulu mereka, terutama skuat Juve di musim 1995-96, yang sukses merengkuh gelar Liga Champions. Di final, Si Nyonya Tua berhasil mengalahkan wakil Belanda, Ajax Amsterdam.

Juventus, yang menjuarai Serie A musim 1994-95, langsung lolos ke babak grup Liga Champions 1995-96. Mereka tergabung di grup C bersama dengan Borussia Dortmund (Jerman), Rangers (Skotlandia), dan Steaua Bucharest (Rumania). Juve tampil meyakinkan di babak grup dengan meraih empat kemenangan dari enam pertandingan, satu-satunya kekalahan mereka telan ketika menghadapi Dortmund.

Di babak perempatfinal, Juve menghadapi raksasa Spanyol, Real Madrid. Leg pertama menjadi milik El Real , gol tunggal Raul di menit ke-21 memberikan Real Madrid kemenangan 1-0, modal penting sebelum mereka ganti bertandang ke Delle Alpi.

Tetapi Juventus menunjukkan semangat juang mereka dan memutarbalikkan keadaan, gol dari Alessandro Del Piero dan Michele Padovano memastikan Juve yang lolos ke semifinal. Di semifinal, Juve nyaris dibuat takut oleh Nantes. Wakil Prancis tersebut takluk di leg pertama dengan skor 2-0 dengan gol-gol dari Gianluca Vialli serta Vladimir Jugovic.

Di leg kedua, Vialli membuat skor agregat menjadi 3-0, tetapi Nantes tidak menyerah dan menyamakan kedudukan. Paulo Sousa mengembalikan keunggulan Juventus, tetapi dua gol di 20 menit terakhir memberikan Nantes kemenangan 3-2, namun mereka tetap tersingkir dengan agregat 4-3.

Di final yang diadakan di Olimpico, Roma, bianconeri berhadapan dengan Ajax, yang merupakan sang juara bertahan. Di edisi sebelumnya, Ajax bahkan sukses mengandaskan mimpi wakil Italia lain, yaitu AC Milan di babak final. Anak-anak asuhan Louis van Gaal pun digadang-gadang bakal sukses mempertahankan gelar juara mereka.



Skuat Juventus di Final Liga Champions 1995/96 (dari kiri ke kanan); atas - Torricelli, Conte, Ferrara, Ravanelli, Peruzzi. Bawah - Sousa, Pessoto, Deschamp, Del Piero, Vialli, Vierchowod​

Namun Ajax memulai pertandingan dengan gugup, hasilnya mereka melakukan kesalahan yang berakibat fatal. Sundulan Frank de Boer yang tidak sempurna saat menghalau sebuah umpan silang yang mengarah ke kotak penalti Ajax, membuat Edwin van der Sar harus meninggalkan sarangnya untuk membuang bola, namun Fabrizio Ravanelli berhasil menyelinap dan dari sudut sempit menceploskan bola untuk memberikan keunggulan bagi la vecchia signora.

Tetapi Ajax memiliki Jari Litmanen, yang merupakan bintang di Liga Champions musim itu. Dengan torehan delapan gol sebelum babak final, pemain asal Finlandia ini merupakan senjata paling berbahaya de Godenzonen, dan di menit ke-41, memanfaatkan bola muntah yang jatuh ke kakinya, Litmanen mencetak gol kesembilannya di turnamen tersebut.



Ravanelli: Buka keunggulan La vecchia signora​

Di sisa pertandingan, kedua tim bermain sama kuat dan 90 menit waktu normal plus setengah jam babak tambahan tidak menghasilkan pemenang. Adu penalti pun menjadi cara untuk menentukan siapa yang akan jadi jawara kompetisi paling akbar antara klub benua biru tersebut.

Angelo Peruzzi, yang berdiri di bawah mistar gawang Juve, tampil sebagai sosok pahlawan. Pertama, Edgar David berusaha mengecoh sang kiper, tatapi tendangannya mendarat di pelukan Peruzzi. Algojo-algojo Juve, Ciro Ferrara, Gianluca Pesotto, dan Michele Padovano menuntaskan tugas mereka. Litmanen dan Arnold Schoten menjaga peluang Ajax, namun penalti Sony Silooy berhasil digagalkan oleh Peruzzi, yang memberikan Juventus keunggulan.

Jugovic, menjadi penentu kemenangan Juve, dengan dingin pemain asal Yugoslavia (kini Serbia) menempatkan bola di pojok kanan bawah gawang, luput dari van der Sar, yang menebak ke arah yang benar. Tim asuhan Marcelo Lippi tersebut pun keluar sebagai tim pertama sejak Liverpool di tahun 1978 yang berhasil meraih Liga Champions di negeri sendiri.



Ajax: Gagal pertahankan gelar​

Bagi Juve, gelar tersebut sekaligus menghapus sedikit noda tragedi Heysel, yang terjadi 11 tahun sebelumnya. Meski Juve keluar sebagai juara, namun kemenangan mereka ternodai insiden mengerikan yang terjadi di stadion tersebut. Selepas kemenangan Juve, Roberto Bettega mengatakan: "Kami telah menunggu sangat lama, kami tidak menganggap 1985 sebagai kemenangan karena tragedi Heysel."

Kini, 19 tahun berselang, apakah Paul Pogba dan kawan-kawan mampu mengikuti jejak Didier Deschamp, Del Piero, dan Vialli? Menarik untuk ditunggu.

liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Sejarah Hari Ini (22 Mei): Gelar Liga Champions Kedua Juventus
 
Top