Sepuluh tahun ke depan, dunia sepakbola mungkin akan lupa siap topskor Liga Primer Inggris musim 2013/14. Wajar, setiap tahunnya selalu ada pemain tertajam yang berbeda dan tidak jarang pencetak gol terbanyak suatu liga berganti setiap musimnya. Menjadi topskor dalam semusim merupakan prestasi yang hebat, tapi tidak untuk diingat berlama-lama.
Lain halnya kalau seorang pemain melakukan tindakan kontroversial di atas lapangan. Fan sepakbola tentu akan selalu mengingatnya. Entah tindakan itu konyol atau berbahaya, selama hal tersebut jarang terjadi - apalagi tidak wajar - tentu akan melekat di ingatan.
Tidak percaya? Sepuluh tahun lagi, coba tanyakan pada rekan-rekan Anda: Siapa pemain yang pernah menggigit Otman Bakkal, Branislav Ivanovic, dan Giorgio Chiellini di lapangan? Yakin saja, mereka takkan lupa sosok Luis Suarez yang menanamkan gigi di tubuh lawannya itu.
"Luis mencetak banyak gol, tapi ia sedikit spesial. Ia mendapat banyak sorotan di media setelah ia menggigit [Otman] Bakkal," ujar Nicolai Boilesen, pemain muda Ajax. Komentar tersebut sedikit banyak menceritakan nasib Suarez; tajam, pekerja keras, pengolah bola yang hebat, tapi lebih diingat karena gigitan 'maut'nya di lapangan.
Dan kebetulan, penyerang yang terkenal ketajaman gigi dan golnya itu baru saja menginjak usia ke-28.
Luis Suarez, pemain spesial dengan tingkah laku "spesial".
Suarez lahir di Salto, Uruguay, namun pindah ke Montevideo sebelum beranjak dewasa. Kesehariannya tak jauh beda dengan anak-anak di sekitarnya, selalu bermain sepakbola. Ia selalu bermain sepakbola di jalan untuk mengasah kemampuannya, sembari melakoni kerja sambilan sebagai tukang sapu jalan.
Nasib berubah saat ia menekuni sepakbola sebagai jalur profesional. Suarez bergabung dengan Nacional dan tak butuh waktu lama bagi para pencari bakat untuk menemukannya. FC Groningen jadi yang pertama mendapati Suarez dan selang setahun giliran Ajax yang tertarik memboyongnya. Sang penyerang Uruguay pun akhirnya merapat ke Amsterdam, walau sempat terlibat sedikit konflik dengan Groningen.
Prestasi Suarez di Ajax melejit dengan cepat. Ia jadi sosok penting di lini depan Ajax dan tak butuh waktu lama untuk menembus skuat utama. Perannya semakin penting saat Thomas Vermaelen meninggalkan Ajax dan merapat ke Arsenal. Kala itu, ban kapten yang dikenakan Vermaelen diwariskan pada Suarez. Tak lama setelahnya, El Pistolero terlibat masalah karena menanamkan giginya di bahu Bakkal.
Dua bulan setelahnya, Suarez terbang ke Merseyside dan bergabung dengan Liverpool.
Di Merseyside, karir Suarez mungkin tak sesuai harapan. Apalagi di periode awal, penyerang Uruguay ini masih kesulitan menemukan performa terbaiknya bersama Andy Carroll. Kondisi buruk Liverpool yang akhirnya terpuruk ke papan tengah klasemen turut ambil bagian dalam penurunan performa Suarez. Selama berseragam The Reds, ia juga terjerat masalah rasial dengan Patrice Evra dan harus kembali dihukum karena menggigit Branislav Ivanovic, gigitan kedua sepanjang karirnya.
Kena masalah lagi karena menggigit Giorgio Chiellini di Piala Dunia 2014.
Adapun, periode sulit di Anfield diimbangi dengan prestasi kala berseragam biru muda. Suarez jadi sosok penting saat Uruguay berhasil menjuarai Copa America 2011. Selain jadi topskor, ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam turnamen itu.
Awal musim 2013/14, mata mulai mengarah pada Suarez. Kali ini bukan karena gigitan, melainkan kegemilangannya di lapangan. Dribel cepat, tendangan akurat, dan kengototannya di lapangan memukau publik Inggris. Tak jarang, gol-gol spektakuler tercipta dari kakinya dan gelar topskor Liga Primer jadi pemanis karirnya di Anfield. Kalau ada hal yang disayangkan, tentu saja kegagalan Liverpool dalam meraih juara.
Di Piala Dunia 2014, Suarez cukup mendapat perhatian karena menyingkirkan Inggris & Italia di fase grup. Ia bahkan menjadi pencetak gol krusial ke gawang Inggris saat menang 2-1, tiga poin penting untuk membawa Uruguay ke fase gugur.
Namun lampu sorot semakin terang saat Uruguay menghadapi Italia. Suarez melakukan gigitan mautnya lagi dan kali ini Chiellini yang jadi korban. Tindakannya tersebut luput dari perhatian wasit, tapi rekaman pertandingan tersebut diproses oleh FIFA. Alhasil, Suarez dihukum empat bulan absen dari aktivitas sepakbola dan sembilan pertandingan internasional.
Di tengah masa hukuman itu, Barcelona melakukan transfer mengejutkan. Mereka mengajukan penawaran pada Liverpool dan Suarez akhirnya merapat ke Camp Nou dengan tebusan £75 juta.
Saat ini, sang penyerang belum menemukan performa terbaiknya. Namun melihat usianya yang masih 28 tahun, sepertinya masih ada tiga hingga empat tahun bagi Suarez untuk membuktikan kapasitasnya. Dan tentu saja masih ada tiga hingga empat tahun untuk menanamkan giginya...pada piala apapun.
Feliz Cumpleaños, Luis Suárez!
Nacional: Eredivisie (2005/06)
Ajax: Eredivisie (2010/11); KNVB Cup (2009/10); Johan Cruijff Shield (2007)
Liverpool: Piala Liga (2011)
Uruguay: Copa America (2011)
Karier pemain:
2005–2006: Nacional
2006–2007: FC Groningen
2007–2011: Ajax
2011–2014: Liverpool
2014–.......: Barcelona
Karier timnas:
2007–.......: Uruguay
*)Ket: Hingga Januari 2015
27 penampilan (10 gol)
29 (10)
110 (81)
110 (69)
11 (2)*
82 (43)*
liga inggris musim depan, liga inggris live, jadwal bola liga inggris di tv, Sejarah Hari Ini (24 Januari): Feliz Cumpleaos, Luis Surez!
Lain halnya kalau seorang pemain melakukan tindakan kontroversial di atas lapangan. Fan sepakbola tentu akan selalu mengingatnya. Entah tindakan itu konyol atau berbahaya, selama hal tersebut jarang terjadi - apalagi tidak wajar - tentu akan melekat di ingatan.
Tidak percaya? Sepuluh tahun lagi, coba tanyakan pada rekan-rekan Anda: Siapa pemain yang pernah menggigit Otman Bakkal, Branislav Ivanovic, dan Giorgio Chiellini di lapangan? Yakin saja, mereka takkan lupa sosok Luis Suarez yang menanamkan gigi di tubuh lawannya itu.
"Luis mencetak banyak gol, tapi ia sedikit spesial. Ia mendapat banyak sorotan di media setelah ia menggigit [Otman] Bakkal," ujar Nicolai Boilesen, pemain muda Ajax. Komentar tersebut sedikit banyak menceritakan nasib Suarez; tajam, pekerja keras, pengolah bola yang hebat, tapi lebih diingat karena gigitan 'maut'nya di lapangan.
Dan kebetulan, penyerang yang terkenal ketajaman gigi dan golnya itu baru saja menginjak usia ke-28.
Suarez lahir di Salto, Uruguay, namun pindah ke Montevideo sebelum beranjak dewasa. Kesehariannya tak jauh beda dengan anak-anak di sekitarnya, selalu bermain sepakbola. Ia selalu bermain sepakbola di jalan untuk mengasah kemampuannya, sembari melakoni kerja sambilan sebagai tukang sapu jalan.
Nasib berubah saat ia menekuni sepakbola sebagai jalur profesional. Suarez bergabung dengan Nacional dan tak butuh waktu lama bagi para pencari bakat untuk menemukannya. FC Groningen jadi yang pertama mendapati Suarez dan selang setahun giliran Ajax yang tertarik memboyongnya. Sang penyerang Uruguay pun akhirnya merapat ke Amsterdam, walau sempat terlibat sedikit konflik dengan Groningen.
Prestasi Suarez di Ajax melejit dengan cepat. Ia jadi sosok penting di lini depan Ajax dan tak butuh waktu lama untuk menembus skuat utama. Perannya semakin penting saat Thomas Vermaelen meninggalkan Ajax dan merapat ke Arsenal. Kala itu, ban kapten yang dikenakan Vermaelen diwariskan pada Suarez. Tak lama setelahnya, El Pistolero terlibat masalah karena menanamkan giginya di bahu Bakkal.
Dua bulan setelahnya, Suarez terbang ke Merseyside dan bergabung dengan Liverpool.
Di Merseyside, karir Suarez mungkin tak sesuai harapan. Apalagi di periode awal, penyerang Uruguay ini masih kesulitan menemukan performa terbaiknya bersama Andy Carroll. Kondisi buruk Liverpool yang akhirnya terpuruk ke papan tengah klasemen turut ambil bagian dalam penurunan performa Suarez. Selama berseragam The Reds, ia juga terjerat masalah rasial dengan Patrice Evra dan harus kembali dihukum karena menggigit Branislav Ivanovic, gigitan kedua sepanjang karirnya.
Adapun, periode sulit di Anfield diimbangi dengan prestasi kala berseragam biru muda. Suarez jadi sosok penting saat Uruguay berhasil menjuarai Copa America 2011. Selain jadi topskor, ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam turnamen itu.
Awal musim 2013/14, mata mulai mengarah pada Suarez. Kali ini bukan karena gigitan, melainkan kegemilangannya di lapangan. Dribel cepat, tendangan akurat, dan kengototannya di lapangan memukau publik Inggris. Tak jarang, gol-gol spektakuler tercipta dari kakinya dan gelar topskor Liga Primer jadi pemanis karirnya di Anfield. Kalau ada hal yang disayangkan, tentu saja kegagalan Liverpool dalam meraih juara.
Di Piala Dunia 2014, Suarez cukup mendapat perhatian karena menyingkirkan Inggris & Italia di fase grup. Ia bahkan menjadi pencetak gol krusial ke gawang Inggris saat menang 2-1, tiga poin penting untuk membawa Uruguay ke fase gugur.
Namun lampu sorot semakin terang saat Uruguay menghadapi Italia. Suarez melakukan gigitan mautnya lagi dan kali ini Chiellini yang jadi korban. Tindakannya tersebut luput dari perhatian wasit, tapi rekaman pertandingan tersebut diproses oleh FIFA. Alhasil, Suarez dihukum empat bulan absen dari aktivitas sepakbola dan sembilan pertandingan internasional.
Di tengah masa hukuman itu, Barcelona melakukan transfer mengejutkan. Mereka mengajukan penawaran pada Liverpool dan Suarez akhirnya merapat ke Camp Nou dengan tebusan £75 juta.
Saat ini, sang penyerang belum menemukan performa terbaiknya. Namun melihat usianya yang masih 28 tahun, sepertinya masih ada tiga hingga empat tahun bagi Suarez untuk membuktikan kapasitasnya. Dan tentu saja masih ada tiga hingga empat tahun untuk menanamkan giginya...pada piala apapun.
Feliz Cumpleaños, Luis Suárez!
LUIS SUAREZ
Nama lengkap: Luis Alberto Suarez Diaz
Tempat, tanggal lahir: Salto, Uruguay, 24 Januari 1987
Koleksi Gelar:Tempat, tanggal lahir: Salto, Uruguay, 24 Januari 1987
Nacional: Eredivisie (2005/06)
Ajax: Eredivisie (2010/11); KNVB Cup (2009/10); Johan Cruijff Shield (2007)
Liverpool: Piala Liga (2011)
Uruguay: Copa America (2011)
Karier pemain:
2005–2006: Nacional
2006–2007: FC Groningen
2007–2011: Ajax
2011–2014: Liverpool
2014–.......: Barcelona
Karier timnas:
2007–.......: Uruguay
*)Ket: Hingga Januari 2015
27 penampilan (10 gol)
29 (10)
110 (81)
110 (69)
11 (2)*
82 (43)*
liga inggris musim depan, liga inggris live, jadwal bola liga inggris di tv, Sejarah Hari Ini (24 Januari): Feliz Cumpleaos, Luis Surez!