Anggapan bahwa sepakbola bisa menjadi alat pemersatu memang tidak hanya berlaku di era modern saat ini. Jauh di zaman sepakbola masa lampau, klaim ini sudah terbukti.
25 Desember 1914 silam, tentara Inggris dan Jerman, yang ditugaskan bertempur di garis depan Ypres, Belgia, terlibat dalam sebuah pertandingan sepakbola dadakan di tanah yang tak bertuan.
Pertandingan ini merupakan bagian dari Genjatan Senjata saat Natal atau dikenal dengan istilah "Christmas Truce" yang dimulai dari malam sesaat sebelum kedua kubu yang saling berlawanan ini beristirahat dari pertempuran untuk menyanyikan lagu-lagu Natal dan saling bertukar kado.
Saat pagi harinya, British Royal Welch Fusiliers meninggalkan parit untuk berjumpa dengan tentara Jerman. Tak ada senjata. Tak ada ketegangan. Kedua pihak setuju untuk bersenang-senang sejenak. Tak ada pertumpahan darah di tengah panasnya Perang Dunia Pertama.
Selain bertukar kado dan bersanda gurau, kedua negara ini memainkan pertandingan sepabola. Jika sebelumnya mereka hendak saling tumpas, tapi sepakbola kini mempersatukan mereka!
Menurut salah satu veteran dari pertempuran ini, tidak diketahui bagaimana ceritanya kedua seteru ini bisa tiba-tiba bermain sepakbola bareng tanpa ada aturan resmi. Namun yang paling penting, melupakan sejenak perang.
"Saya masih ingat bagaimana salju berantakan. Tak ada yang menjaga gawang," ujarnya.
Pertandingan ini hanya berlalu 30 menit saja sebelum seorang perwira Inggris mengingatkan: "Kita di sini untuk melawan mereka, bukan berteman dengan mereka!"
Lalu pertempuran pun kembali berkecamuk. Meski begitu, paling tidak, adanya motivasi persatuan di tengah ketegangan perang menggambarkan sepakbola bisa menjadi alat pemersatu terbaik.
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, Sejarah Hari Ini (25 Desember): Sepakbola Persatukan Semua
25 Desember 1914 silam, tentara Inggris dan Jerman, yang ditugaskan bertempur di garis depan Ypres, Belgia, terlibat dalam sebuah pertandingan sepakbola dadakan di tanah yang tak bertuan.
Pertandingan ini merupakan bagian dari Genjatan Senjata saat Natal atau dikenal dengan istilah "Christmas Truce" yang dimulai dari malam sesaat sebelum kedua kubu yang saling berlawanan ini beristirahat dari pertempuran untuk menyanyikan lagu-lagu Natal dan saling bertukar kado.
Saat pagi harinya, British Royal Welch Fusiliers meninggalkan parit untuk berjumpa dengan tentara Jerman. Tak ada senjata. Tak ada ketegangan. Kedua pihak setuju untuk bersenang-senang sejenak. Tak ada pertumpahan darah di tengah panasnya Perang Dunia Pertama.
Selain bertukar kado dan bersanda gurau, kedua negara ini memainkan pertandingan sepabola. Jika sebelumnya mereka hendak saling tumpas, tapi sepakbola kini mempersatukan mereka!
Menurut salah satu veteran dari pertempuran ini, tidak diketahui bagaimana ceritanya kedua seteru ini bisa tiba-tiba bermain sepakbola bareng tanpa ada aturan resmi. Namun yang paling penting, melupakan sejenak perang.
"Saya masih ingat bagaimana salju berantakan. Tak ada yang menjaga gawang," ujarnya.
Pertandingan ini hanya berlalu 30 menit saja sebelum seorang perwira Inggris mengingatkan: "Kita di sini untuk melawan mereka, bukan berteman dengan mereka!"
Lalu pertempuran pun kembali berkecamuk. Meski begitu, paling tidak, adanya motivasi persatuan di tengah ketegangan perang menggambarkan sepakbola bisa menjadi alat pemersatu terbaik.
liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, Sejarah Hari Ini (25 Desember): Sepakbola Persatukan Semua