Hari ini, tepat setahun lalu, Barcelona mengukir tintas emas. Pasukan Luis Enrique untuk kedua kali sepanjang sejarah mereka mencatat triplet dengan menyabet La Liga Spanyol, Copa del Rey serta terakhir Liga Champions.
Setelah sempat terhuyung-huyung di awal musim, Lionel Messi dkk tampil perkasa dengan terus melaju ke babak final kompetisi antarklub paling eliter di Eropa. Tampil di Olympiastadion Berlin, Blaugrana menantang jawara Serie A Italia, Juventus.
Uniknya, kedua tim saat itu sedang sama-sama memburu treble setelah mengawinkan dua titel domestik. Namun, klub Catalan ini yang akhirnya membuktikan diri sebagai yang terhebat di Benua Biru.
Barcelona tampil superior sejak wasit meniup peluit kick-off. Baru lima menit laga berjalan, Ivan Rakitic membawa The Catalans unggul. Gol pembuka pemain Kroasia ini membuat Barca kian pede, sementara Juventus tampak kesulitan membendung serangan trisula maut yang diisi Messi, Suarez dan Neymar.
Juventus sendiri bukannya tanpa usaha. Usai mengakhiri skenario final El Clasico dengan menendang Real Madrid di babak empat besar, mereka beberapa kali membahayakan lini belakang Blaugrana.
Tim polesan Massimiliano Allegri berusaha mencari gol cepat demi mengurangi tekanan di pundak mereka. Benar saja, sepuluh menit setelah restart Alvaro Morata membuka asa I Bianconeri dengan membukukan gol penyeimbang.
Berawal dari backheel Claudio Marchisio, Stephan Lichsteiner memberikan umpan kepada Carlos Tevez. Marc-Andre ter Stegen berusaha memblok bola, tapi upayanya tidak sempurna sehingga Morata dengan sigap dapat memanfaatkan kemelut di depan gawang.
Barca terbukti memiliki mental lebih tangguh. Gol penyeimbang Morata tidak membuat Azulgrana mengendurkan serangan. Saat Juventus meminta penalti setelah Paul Pogba dijatuhkan Dani Alves, wasit bergeming.
Situasi ini dimanfaatkan Barca untuk melancarkan serangan balik cepat. Benar saja, ketika Gianluigi Buffon gagal membendung sepakan Messi, ada Suarez yang berada di posisi menguntungkan untuk merobek jala kiper internasional Italia tersebut. Selebrasi meriah pun pecah di Berlin.
Dua menit setelah gol Suarez, sundulan Neymar kembali menaklukkan Buffon tapi gol tersebut dianulir karena bola lebih dulu menyentuh tangan.
Tapi ternyata itu bukan akhir dari segalanya. Blaugrana menutup pesta di Berlin dengan gemilang, ketika dengan dinginnya Neymar melepaskan tembakan kaki kiri usai membuat barisan belakang Juventus morat-marit. Gol ketiga Barcelona ini langsung disambut suka cita tak hanya oleh para pemain Barca, tapi seluruh staf dan suporter di Berlin.
Blaugrana resmi menyabet treble winners kedua sepanjang sejarah, seperti ketika mereka mencatatnya di 2009 saat masih ditukangi Pep Guardiola.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Sejarah Hari Ini (6 Juni): Triplet Kedua Sepanjang Sejarah Barcelona
Setelah sempat terhuyung-huyung di awal musim, Lionel Messi dkk tampil perkasa dengan terus melaju ke babak final kompetisi antarklub paling eliter di Eropa. Tampil di Olympiastadion Berlin, Blaugrana menantang jawara Serie A Italia, Juventus.
Uniknya, kedua tim saat itu sedang sama-sama memburu treble setelah mengawinkan dua titel domestik. Namun, klub Catalan ini yang akhirnya membuktikan diri sebagai yang terhebat di Benua Biru.
Barcelona tampil superior sejak wasit meniup peluit kick-off. Baru lima menit laga berjalan, Ivan Rakitic membawa The Catalans unggul. Gol pembuka pemain Kroasia ini membuat Barca kian pede, sementara Juventus tampak kesulitan membendung serangan trisula maut yang diisi Messi, Suarez dan Neymar.
Juventus sendiri bukannya tanpa usaha. Usai mengakhiri skenario final El Clasico dengan menendang Real Madrid di babak empat besar, mereka beberapa kali membahayakan lini belakang Blaugrana.
SIMAK JUGA
VIDEO: Freestyler Sofiane Touzani Permalukan Barcelona U-19
Kenapa Barcelona Memilih Pep Guardiola Dibanding Jose Mourinho? Ini Prosesnya
Surat Perpisahan Dani Alves Untuk Barcelona
VIDEO: Freestyler Sofiane Touzani Permalukan Barcelona U-19
Kenapa Barcelona Memilih Pep Guardiola Dibanding Jose Mourinho? Ini Prosesnya
Surat Perpisahan Dani Alves Untuk Barcelona
Tim polesan Massimiliano Allegri berusaha mencari gol cepat demi mengurangi tekanan di pundak mereka. Benar saja, sepuluh menit setelah restart Alvaro Morata membuka asa I Bianconeri dengan membukukan gol penyeimbang.
Berawal dari backheel Claudio Marchisio, Stephan Lichsteiner memberikan umpan kepada Carlos Tevez. Marc-Andre ter Stegen berusaha memblok bola, tapi upayanya tidak sempurna sehingga Morata dengan sigap dapat memanfaatkan kemelut di depan gawang.
Barca terbukti memiliki mental lebih tangguh. Gol penyeimbang Morata tidak membuat Azulgrana mengendurkan serangan. Saat Juventus meminta penalti setelah Paul Pogba dijatuhkan Dani Alves, wasit bergeming.
Situasi ini dimanfaatkan Barca untuk melancarkan serangan balik cepat. Benar saja, ketika Gianluigi Buffon gagal membendung sepakan Messi, ada Suarez yang berada di posisi menguntungkan untuk merobek jala kiper internasional Italia tersebut. Selebrasi meriah pun pecah di Berlin.
Dua menit setelah gol Suarez, sundulan Neymar kembali menaklukkan Buffon tapi gol tersebut dianulir karena bola lebih dulu menyentuh tangan.
Tapi ternyata itu bukan akhir dari segalanya. Blaugrana menutup pesta di Berlin dengan gemilang, ketika dengan dinginnya Neymar melepaskan tembakan kaki kiri usai membuat barisan belakang Juventus morat-marit. Gol ketiga Barcelona ini langsung disambut suka cita tak hanya oleh para pemain Barca, tapi seluruh staf dan suporter di Berlin.
Blaugrana resmi menyabet treble winners kedua sepanjang sejarah, seperti ketika mereka mencatatnya di 2009 saat masih ditukangi Pep Guardiola.
liga italia seri a b, liga italia era digital, liga italia tabla, liga italia terkini, liga italia tvri, liga italia klasemen, Sejarah Hari Ini (6 Juni): Triplet Kedua Sepanjang Sejarah Barcelona