Bandung, Kamis (26/6/2014) Bertempat di ITB-Korea Cyber Security R&D Center, Jatinangor, diselenggarakan sebuah acara yang bertajuk Cyber Security Seminar (CYSE) 2014- Cyber Security Trend and Technology in Military and Finance: The Enhancement of Cyber Security Capability in Indonesia. Acara tersebut adalah acara seminar internasional keamanan cyber pertama yang diselenggarakan oleh ITB-Korea Cyber Security R&D Center. Lembaga riset dan pengembangan tersebut dibangun atas kerjasama Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud dan Pemerintah Republik Korea Selatan melalui KOICA (Korea International Cooperation Agency).
Terkait dengan kerjasama ITB-Korea Cyber Security Center ini, Prof.Suwarno selaku dekan STEI ITB mengatakan bahwa ada tiga aspek yang sedang dibangun di lembaga riset tersebut. Aspek tersebut adalah:
1. Mengembangkan awareness tentang tentang cyber security.
2. Pengembangan sumber daya manusia yang potensial.
3. Pengembangan sistem dan teknologi.
Seminar di acara ini banyak membahas tentang keamanan cyber di finansial dan militer. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof.Dr. Suwarno selaku Dekan STEI ITB. Prof. Akhmaloka, Ph.D, selaku Rektor ITB turut memberikan sambutan bersama-sama dengan Mr. Byung-gwan Kim, selaku representative dari KOICA.
Salah satu menarik yang disampaikan di seminar tersebut adalah kesiapan Indonesia dalam membangun pertahanan cyber. Presentasi tersebut dibawakan oleh Dr. Timbul Siahaan selaku Dirjen Potensi Pertahanan Kemenhan RI. Salah satu faktor penting mengapa Indonesia perlu mengembangkan pertahanan cyber adalah adanya Perang Dingin cyber berjalan dalam pusaran konstelasi global. Indonesia cepat atau lambat akan terlibat. Terlebih lagi, perang cyber menyangkut aspek kehidupan secara luas.
Pendapat Mr.Kim sebagai representatif KOICA tentang acara ini cukup baik. Dalam pandangannya, acara ini terbilang sukses untuk membangun awareness dalam keamanan cyber. Ia pun mengatakan bahwa setelah seminar ini, secara tidak langsung menandakan telah selesainya project pembangunan ITB-Korea Cyber Security Center. Pusat ini secara resmi telah beroperasional secara penuh dan dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi bagi pemerintah Indonesia.
Di sisi lainnya, Prof.Akhmaloka selaku Rektor ITB mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan dapat membantu perkembangan teknologi Indonesia. Secara spesifik, teknologi tersebut mampu berkontribusi di bidang militer, ekonomi, finansial dan seluruh bidang kehidupan manusia Indonesia yang terintegrasi ke dalam perkembangan teknologi.
Terkait dengan kerjasama ITB-Korea Cyber Security Center ini, Prof.Suwarno selaku dekan STEI ITB mengatakan bahwa ada tiga aspek yang sedang dibangun di lembaga riset tersebut. Aspek tersebut adalah:
1. Mengembangkan awareness tentang tentang cyber security.
2. Pengembangan sumber daya manusia yang potensial.
3. Pengembangan sistem dan teknologi.
Seminar di acara ini banyak membahas tentang keamanan cyber di finansial dan militer. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof.Dr. Suwarno selaku Dekan STEI ITB. Prof. Akhmaloka, Ph.D, selaku Rektor ITB turut memberikan sambutan bersama-sama dengan Mr. Byung-gwan Kim, selaku representative dari KOICA.
Salah satu menarik yang disampaikan di seminar tersebut adalah kesiapan Indonesia dalam membangun pertahanan cyber. Presentasi tersebut dibawakan oleh Dr. Timbul Siahaan selaku Dirjen Potensi Pertahanan Kemenhan RI. Salah satu faktor penting mengapa Indonesia perlu mengembangkan pertahanan cyber adalah adanya Perang Dingin cyber berjalan dalam pusaran konstelasi global. Indonesia cepat atau lambat akan terlibat. Terlebih lagi, perang cyber menyangkut aspek kehidupan secara luas.
Pendapat Mr.Kim sebagai representatif KOICA tentang acara ini cukup baik. Dalam pandangannya, acara ini terbilang sukses untuk membangun awareness dalam keamanan cyber. Ia pun mengatakan bahwa setelah seminar ini, secara tidak langsung menandakan telah selesainya project pembangunan ITB-Korea Cyber Security Center. Pusat ini secara resmi telah beroperasional secara penuh dan dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi bagi pemerintah Indonesia.
Di sisi lainnya, Prof.Akhmaloka selaku Rektor ITB mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan dapat membantu perkembangan teknologi Indonesia. Secara spesifik, teknologi tersebut mampu berkontribusi di bidang militer, ekonomi, finansial dan seluruh bidang kehidupan manusia Indonesia yang terintegrasi ke dalam perkembangan teknologi.