Masyarakat Jawa Tengah kini dapat langsung memantau harga bahan pangan melalui situs SiHati. Situs tersebut menyediakan informasi perkembangan harga komoditas strategis dari 35 kabupaten / kota di Jawa Tengah.
SiHati merupakan singkatan dari Sistem Informasi Harga & Produksi Komoditi yg tercipta berkat kerjasama antara pemerintah provinsi Jawa Tengah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Situs ini dibuat dengan tujuan untuk menekan spekulasi harga di pasar yg berdampak pada inflasi.
Sekretaris Daerah provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono, dikutip dari MetroTV News, menyatakan bahwa dengan adanya SiHati diharapkan harga produksi & harga pasar akan seimbang. Selain itu, diharapkan, kondisi harga komoditas juga dapat dipantau dengan lebih mudah.
Mengutamakan komoditas bawang merah
SiHati lebih difokuskan untuk memantau harga bawang merah, yg menjadi hasil pertanian utama di daerah Jawa Tengah. Dikutip dariViva Online, ini karena 40 persen hasil pertanian daerah tersebut merupakan bawang merah.
Baca juga: Growbox, Mencoba Hadirkan Konsep Bercocok Tanam yg Praktis & Menyenangkan
“Prioritasnya baru bawang merah, karena Jawa Tengah jadi pusat produksi bawang terbesar di Indonesia. Harapannya, aplikasi ini cocok jadi proyek percontohan sebelum dikembangkan ke komoditas lainnya,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, seperti dikutip dari Viva Online.
Update secara real-time
Dalam situs SiHati, terdapat beberapa menu utama, seperti Peta Komoditi & Tabel Komoditi. Melalui SiHati, masyarakat juga bisa memperoleh berbagai informasi lain, mulai dari informasi profil daerah hingga informasi mengenai inflasi.
SiHati juga akan memberikan peringatan kepada pejabat terkait, seperti Gubernur, Walikota, & Bupati, apabila terjadi lonjakan harga diatas 10 persen selama tiga hari berturut-turut. Dari sisi petani, mereka dapat berinteraksi dengan pihak pemerintahan setempat melalui SMS dengan format yg diinformasikan di situs SiHati.
Selain situs SiHati, juga telah terdapat dua startup dengan layanan bagi petani, yakni iGrow & CI Agriculture. Sebagai negara agraris, pemanfaatan teknologi yg dapat memaksimalkan ekosistem pertanian tentu akan disambut baik. Semoga saja, di masa depan makin banyak startup yg berkutat di segmen ini.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar: Inspirasi Bangsa)
Dikutip dari sini