• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Sinergei Antara Mobile Gaming Dengan Pernikahan

Ophelia

Game Maniacs
Journalist
12/01/2015
Ini adalah opini kedua yg berkaitan dengan kehidupan pribadi saya setelah tahun lalu saya menggambarkanbagaimana buta warna mempengaruhi efektifitas saya dalam bermaingame.Sebelum beranjak lebih jauh, saya juga ingin menjelaskan bahwa opini berikut ini murni pengalaman saya sebagai seoranggamer, suami, sekaligus penulis GIA yg lebih banyak berkecimpung dimobile gaming, sehingga apa yg kamu baca di sini murni subjektif.
Sekedar informasi buat para pembaca, saya menikah muda di usia saya yg ke 25, waktu lebih tepatnya satu tahun sebelum saya tergabung sebagai penulis di GIA. Semenjak menempuh jalur pendidikan dari sekolahhingga perguruan tinggi, saya dikenal sebagaipartneryang lebihsering diajak membicarakangameapa yg bagus untuk dimainkan daripadagadis cantik mana yg layak untuk dipacari / justru membuatnyapatah hati… halah.
Salah satu game yg sukses saya tamatkan ketika duduk di bangku sekolah dasar
Bagi saya pribadi, bermaingamemerupakan candu yg memotivasi saya untuk melakukan banyak hal di kehidupan nyata.Mulai belajar bahasa Inggris agarmemahami cerita yg tersajidi sebuahgame, mengenal peristiwa bersejarahyang jauh lebih menarik dibandingkansekedar membacanya saja di buku, menggalireferensi tentang sesuatuyang belum pernah saya jumpai sebelumnya, hingga akhirnya memilihgamingsebagaipreferensi saya dalam memilihprofesi.
Sebagaigamer angkatan tahun88,pengenalan saya terhadap duniagameberawal dari kehadiranconsole Nintendo Entertainment System yg mewarnai sebagian besar masa kecil saya di depan layar TV. Sama sepertigenerasi 90-an lainnya, saya tumbuh bersamaperkembanganconsole gameyang terusmeningkatkankualitas grafis & fitur dari waktu ke waktu. Berawal dari masadi mana saya harus meniup bagian bawah cartridgeagar game yg saya mainkan berfungsi seperti sedia kala hingga mengelap bagian bawah permukaan DVD/CD PlayStation yg kotor, semua itu saya lewati sebagaibagian dari pengalaman teknis bermaingameyanglayak untukdiceritakan ke anak cucu saya.
“Jadi dulu bapak jika game yg bapak mainin ga jalan, bapak tiup nak.. Hufh”
Singkat kata, saya bersyukur dengansemua pengalaman gamingyang saya rasakanselama 25 tahun sebelum saya menikah.Meskipun jujur saja tidak semua judulgame sempat saya mainkan di masa lajang saya,setidaknya saya bangga telahmeneriakkan Fus-ro-dah di muka lawan yg saya temui diElder Scrolls Skyrim, saya bangga telah membantu Agent 47menyelesaikan misi pembunuhan berencana tanpa ketahuan oleh musuh di setiap serialHitman,saya bangga melakukan 4 jamgrindingdemi perlengkapan legendaris diDiablo III, saya bangga berperan sebagai team support dalam setiap pertempuran DoTA,dan masih banyak lagi kebanggaan lainnya yg tidak bisasaya ungkapkan satu persatu di sini.
Vaspene gas depleted? Hmm… mungkin lebih cocoknya“Attention span depleted”
Selepas menikah, saya menyadari betul bahwa waktu bermaingamedi console maupun PCsemakin hari menjadi semakin terbatas. Saya tidak bisa lagi menghabiskan waktu di depan layarkarenabegitu sayamenyalakan tombol power di console / menjalankangame diPC,saya jadi mengkhawatirkan banyak hal sepertiberapa jam waktu istirahat sayayangakan terbuang untuk beraktivitas kerja lagi keesokan harinya. Di luaritu saya juga mengkhawatirkan beberapadetailrumah tangga yg akanterabaikan begitusaya mulaibermain, karena begitu kamu terjun sebagai bagian dari masyarakat, kamu tidak bisa sepenuhnyabersikapegoisdi saat keluargamu & lingkungan sekitarmu juga meminta waktumu untuk diperhatikan.
Sebagai karyawan swastasekaligus kepala rumah tangga, saya pun akhirnya sempat memasuki fase di mana minatbermaingamedi depan layar berangsur-angsur memudar karena realita kehidupan yg membutuhkan perhatian lebih, sehingga pada akhirnya juga saya pun beralih melirik perangkat mobile yg saya genggamsebagai alternatif bermaingameyang bisa saya lakoni di sela rutinitassehari-hari.
“Jangan ada DoTA di antara Mama”
FYI, Pengenalansaya terhadapmobile gamingsudah dimulaisemenjakgameJAVA mulai dipopulerkanponsel berbasis Symbian OS sekitar belasan tahun yg lalu.Hanya saja seperti anggapan sebagian besargamer di masa itu, keberadaanmobile gaminghanya dianggap sebagai pelengkap saja mengingat potensinya sendiribelum seberapa tergali tidakseperti sekarang ini.
N-Gage juga sempat menjadi salah satu bagian dari pengalaman mobile gaming saya yg cukup berkesan di masanya. Simak opini saya terhadaphandheld gamingNokia tersebut di sini
Anggapan saya yg awalnya menyepelekan prioritasmobile gamingtadi bergeser begitu saya memulai bekerja kantoran & berumah tangga. Sebagai suami, saya menyadari ada tanggung jawab yg harus saya lakukan untuk menghidupi keluarga kecil yg saya bangun, namun sebagai manusia, saya juga mempunyaikebutuhan rekreasi untuk menyegarkan pikiran sayakembali.Caranya? Ya, dengan kembali menjalankanhobigamingsaya melaluiplatformmobile gameyang sempatsaya sepelekan sebelumnya.
Membangun desa aja jago, gimana ngebangun rumah tangga?
Banyak faktoryang menjadikan alasankenapa bermaingame mobileterasa jauh lebihmenggiurkanbagigamer yg sudah berkeluarga,salah satu alasan klasiknya adalahkemudahan aksesuntuk memainkannyakapanpun & di manapun kita berada. Entah itu di saat kamu menunggu kehadiran klien yangngaret di saatmeeting, menghabiskan waktu untuk di saatmenunggu antrian panggilan di Bank, menunggu sang Istri yg sedang melakukan perawatan di salon (ugh), menjaga bisnis keluargayang kamu punya, & lain sebagainya.
Tentunya jawaban saya taditidakrelevan jika kamu masuk dalam golongan yg mempunyai perangkathandheld gaming seperti 3DS maupun PS Vita. Tapijika kamu menyempatkan diri untuk menengok berapa jumlah masyarakat awam yg menggunakan perangkatmobile mereka sebagai satu-satunyadedicated gaming devicemereka, bisa dipastikan tidak sedikit jumlahgamersyang kegemarannya bermain gameterbantu mobile gamingsetelah mereka berumah tangga.
Sudut pandang mengenai gamer dad bisa jadi berbeda-beda di setiap negara, & saya tidak pernah melihat meme/foto gamer dad dari Indonesia …mungkin mereka sedangrapat di pak RT, mungkin

Menjadikan perangkatmobile sebagai mediagamingyang portabel berimbas kepada meratanya genre yg kamu mainkan di saat kamu menjadi “gamerdewasa”yang lebih bertanggung jawab. Kamu mungkin saat inimenyepelekangenrematch-3, runner, clicker, & arcade sebagai sesuatu yg terasa membosankanuntuk dimainkan, tapi percayalah begitu kamu dituntutuntuk menyeimbangkan antara hobi, rumah tangga & pekerjaan, sekedar mencuri waktu untuk memainkangamekasual tadi sangatlah efektif untuk membuatmu terhibur tanpa mengorbankan banyak fokus di luar rumah tangga & pekerjaan.
Melalui tulisanini saya tidak bermaksud menakut-nakuti kamu tentang bagaimana sedikitnyawaktu bermaingame ketika sudah berkeluarga. Bisa jadi kamu cukup lihai untuk mengatur waktuantara karier, keluarga, & kebutuhan pribadi hingga akhirnya kamu bisa menikmati game yg jauh lebih memakan banyak waktu seperti MMORPG & sederetgame lainnya. Tentunya opini ini terbangun sebagai objek untuk berbagipengalaman yg sudah saya alami sebelum tergabung menjadi penulis di GIA, di mana (terus terang) kebutuhangaming saya saat ini terasa jauh lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.
Jika kamu memiliki pengalaman yg kurang lebih sama seperti saya / kamu ingin menyanggah opini di atas tadi, kamu bisa menyuarakan pendapatmu melalui kolom di bawah ini untuk berkomentar.
Artikel opini adalah artikel yg didasarkan atas pendapat pribadi sang penulis & tidak menggambarkan pandangan N3 Indonesia secara umum. Di N3 Indonesia, kami menghargai pendapat semua orang baik penulis, kontributor, & juga para pembaca.
[Opini] Buta Warna & Efeknya Terhadap Kehidupan Gaming Saya


Dikutip dari sini
 
Top