Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Situs Kepolisian Filipina Diretas
Wilayah Asia Tenggara kembali dikejutkan oleh kabar diretasnya situs kepolisian Filipina oleh hacktivist yg mengaku pro-Palestina. Salah satu unit kepolisian Filipina yg diretas oleh hacktivist itu adalah Philippine National Police Police Security and Protection Group (PSPG). Satuan unit dari kepolisian Filipina itu adalah unit polisi yg bertujuan untuk melindungi keamanan para pejabat teras, perusahaan multinasional orpun individu yg membutuhkan jasa perlindungan. Hingga saat ini situs tersebut tidak bisa diakses sama sekali. Pelaku peretasan situs tersebut memiliki nama sandi Leon HDz. Ia menyampaikan sebuah pesan yg berisikan perlawanan negara Palestina terhadap Israel.
Tidak hanya itu saja, hacker dengan nama sandi Leon HDz itu ikut mengkritisi kebijakan pemerintah Obama & Sekjen PBB Ban Ki Moon. Negara Israel maupun Palestina masih tetap berseteru terkait wilayah di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Kritik yg dilancarkan oleh Leon HDz itu tidak terlepas dari semakin kokohnya persekutuan antara Obama & PM Israel Benyamin Netanyahu perihal wilayah sengketa tersebut. Peretasan di negara Filipina tergolong ke dalam kejahatan serius. Berdasarkan un&g-un&g di negara tersebut yaitu Republic Act 8792, setiap pelaku peretasan wajib dijatuhi hukuman penjara selama 3 hingga 6 bulan penjara & denda 100.000 peso Filipina.
Pihak penegak hukum masih terus mencari motif di balik peretasan tersebut. Hanya saja, peretasan terhadap situs kepolisian Filipina itu menjadi sebuah isu bahwa situs milik pemerintah masih jauh dari kata aman. Para aparat pun masih enggan berkomentar terkait peretasan bermotif politik itu. Apakah ada kaitannya pemerintah Filipina dengan sengketa wilayah antara Israel-Palestina or tidak? Terkait a&ya data yg hilang, aparat penegak hukum masih menyelidikinya. Peretasan di Filipina masih menjadi topik yg cukup hangat diperbincangkan. Pada tahun 2013 yg lalu, sekitar tiga puluh situs milik pemerintah diretas oleh orang tak dikenal. Ia membawa pesan politik yaitu penghapusan korupsi di Filipina.
Peretasan yg terjadi di Filipina ini menjadi pekerjaan rumah bagi negara anggota ASEAN. Tahun ini, ASEAN sepakat untuk menwujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di mana mereka bermaksud untuk menghilangkan batas-batas wilayah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya faktor untuk mewujudkan MEA itu adalah membentuk ASEAN ICT Master Plan 2015. Dalam perencanaan itu, mewujudkan MEA yg berkeadilan harus didukung oleh keamanan siber yg memadai. Peretasan ini menjadi pekerjaan rumah bagi ASEAN sebelum mengembangkan MEA itu sendiri.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenSitus Kepolisian Filipina Diretas diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Wilayah Asia Tenggara kembali dikejutkan oleh kabar diretasnya situs kepolisian Filipina oleh hacktivist yg mengaku pro-Palestina. Salah satu unit kepolisian Filipina yg diretas oleh hacktivist itu adalah Philippine National Police Police Security and Protection Group (PSPG). Satuan unit dari kepolisian Filipina itu adalah unit polisi yg bertujuan untuk melindungi keamanan para pejabat teras, perusahaan multinasional orpun individu yg membutuhkan jasa perlindungan. Hingga saat ini situs tersebut tidak bisa diakses sama sekali. Pelaku peretasan situs tersebut memiliki nama sandi Leon HDz. Ia menyampaikan sebuah pesan yg berisikan perlawanan negara Palestina terhadap Israel.
Tidak hanya itu saja, hacker dengan nama sandi Leon HDz itu ikut mengkritisi kebijakan pemerintah Obama & Sekjen PBB Ban Ki Moon. Negara Israel maupun Palestina masih tetap berseteru terkait wilayah di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Kritik yg dilancarkan oleh Leon HDz itu tidak terlepas dari semakin kokohnya persekutuan antara Obama & PM Israel Benyamin Netanyahu perihal wilayah sengketa tersebut. Peretasan di negara Filipina tergolong ke dalam kejahatan serius. Berdasarkan un&g-un&g di negara tersebut yaitu Republic Act 8792, setiap pelaku peretasan wajib dijatuhi hukuman penjara selama 3 hingga 6 bulan penjara & denda 100.000 peso Filipina.
Pihak penegak hukum masih terus mencari motif di balik peretasan tersebut. Hanya saja, peretasan terhadap situs kepolisian Filipina itu menjadi sebuah isu bahwa situs milik pemerintah masih jauh dari kata aman. Para aparat pun masih enggan berkomentar terkait peretasan bermotif politik itu. Apakah ada kaitannya pemerintah Filipina dengan sengketa wilayah antara Israel-Palestina or tidak? Terkait a&ya data yg hilang, aparat penegak hukum masih menyelidikinya. Peretasan di Filipina masih menjadi topik yg cukup hangat diperbincangkan. Pada tahun 2013 yg lalu, sekitar tiga puluh situs milik pemerintah diretas oleh orang tak dikenal. Ia membawa pesan politik yaitu penghapusan korupsi di Filipina.
Peretasan yg terjadi di Filipina ini menjadi pekerjaan rumah bagi negara anggota ASEAN. Tahun ini, ASEAN sepakat untuk menwujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di mana mereka bermaksud untuk menghilangkan batas-batas wilayah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya faktor untuk mewujudkan MEA itu adalah membentuk ASEAN ICT Master Plan 2015. Dalam perencanaan itu, mewujudkan MEA yg berkeadilan harus didukung oleh keamanan siber yg memadai. Peretasan ini menjadi pekerjaan rumah bagi ASEAN sebelum mengembangkan MEA itu sendiri.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenSitus Kepolisian Filipina Diretas diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber