• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

St. Pierre – Surga yang Menjadi Neraka

ON3

Mahasiswa
Journalist

Gunung berapi yg kurang terkenal, Gunung Pelee, menjulang anggun di dekat kota St Pierre di Pulau Martinique, Karibia Perancis. Kota St Pierre dahulunya menunjukkan kemegahan kota kolonial yg hidup, & dikenal sebagai “Paris dari Hindia Barat.” Dengan Cottage yg berubin merah, jalan-jalan yg lebar & vegetasi tropis, kota yg makmur ini dikenal keindahannya.

Seperti yg dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Tentu saja sebagai kota penghasil rum minuman beralkohol hasil fermentasi & distilasi) banyak bar-bar & rumah-rumah bordil disana. Sensus resmi tahun 1894, penduduk St Pierre adalah sekitar 20.000 jiwa. Meskipun sebagian besar adalah Martiniquans (pribumi) asli, kekayaan & kekuasaan politik dikendalikan sebagian besar oleh keluarga Creole & pejabat kolonial Perancis & beberapa pegawai negeri sipil. Tidak seorangpun pada saat itu bisa meramalkan horor yg akan terjadi di surga tropis ini dengan kebangkitan Gunung Pelee pada musim semi tahun 1902.



Surga yg Berubah Menjadi Neraka
Meskipun di Januari 1902 Gunung Pelee mulai menunjukkan peningkatan mendadak dalam aktivitas fumarol, masyarakat sekitarnya hanya menunjukkan sedikit perhatian. Namun gunung mulai mendapat perhatian pada tanggal 23 April ketika ledakan kecil dimulai di puncak gunung berapi. Selama beberapa hari berikutnya, St Pierre diguncang gempa vulkanik, mandi dalam abu, & diselimuti awan tebal gas belerang.




St Pierre sebelum Letusan



Pada tanggal 25 April, gunung memancarkan awan besar yg mengandung batu & abu dari puncak, di mana tang Sec – sebuah cekungan – terletak. Materilal vulkanik yg dikeluarkan tidak menyebabkan kerusakan yg bermakna.

Pada tanggal 26 April, daerah itu ditaburi oleh abu vulkanik dari letusan berikutnya; otoritas publik masih tidak melihat alasan untuk khawatir.

Pada tanggal 27 April, beberapa ekskursionist naik gunung & melihat Etang Sec telah terisi dengan air, membentuk &au dengan diameter 180 meter. Ada kerucut puing-puing vulkanik setinggi 15 meter di satu sisi, yg mengairi &au dengan aliran air mendidih. Suara menyerupai kuali dengan air mendidih terdengar dari bawah tanah. Bau yg kuat dari belerang mencapai seluruh kota, 4 mil jauhnya dari gunung berapi, menyebabkan ketidaknyamanan kepada orang-orang & kuda.

Pada tanggal 30 April, sungai Roxelane & Riviere des Peres meluap, membawa batu-batu & pohon-pohon dari puncak gunung. Desa-desa Precheur & Ste. Philomene menerima aliran abu.

Pada pukul 11:30 tanggal 2 Mei, gunung menghasilkan ledakan keras, gempa bumi, & pilar besar asap hitam yg pekat. Abu & batu apung halus menutupi bagian utara seluruh pulau. Ledakan terus terjadi dalam interval 5-6 jam. Hal ini menyebabkan koran lokal Les Colonies untuk menunda piknik ke gunung, yg rencananya dilaksanakan tanggal 4 Mei. Vegetasi & fauna mulai sekarat karena kelaparan & kehausan, karena sumber-sumber air & makanan yg terkontaminasi dengan abu.

Pada hari Sabtu, 3 Mei angin meniup awan abu ke utara, mengurangi situasi buruk di St Pierre. Hari berikutnya jatuhnya abu lebih intensif, & komunikasi antara St Pierre & distrik Precheur putus. Awan abu itu begitu padat sehingga kapal pesisir takut untuk berlayar melaluinya. Banyak warga memutuskan untuk mengungsi, sehingga kapal uap melebihi kapasitas, & tak jadi berlayar. Hewan-hewan, baik yg liar maupun peliharaan menjadi gelisah; Gurin Sugar Works, dua km sebelah barat laut dari St Pierre, diserbu oleh segerombolan besar semut bintik & lipan besar, yg beberapa kuda hiruk-pikuk & memaksa para pekerja menaklukkan serangga-serangga tersebut. Di St Pierre, ratusan ular fer-de-lance merayap melalui jalan-jalan, menggigit siapa saja yg mereka temui hingga menewaskan 50 orang (belum termasuk hewan peliharaan yg juga mereka gigit) sehingga tentara dikerahkan untuk membunuh ular-ular tersebut.




Ular fer-de-lance



Pada hari Senin, 5 Mei gunung tampaknya sedikit tenang; Namun, pada sekitar pukul 01:00, laut tiba-tiba surut sekitar 100 meter & kemudian bergegas kembali, membanjir kota, & awan asap besar muncul arah barat gunung. Salah satu dinding kawah Etang Sec runtuh & mendorong massa air mendidih & lumpur, or lahar, ke sungai Riviere Blanche. Air panas dicampur dengan puing-puing piroklastik menghasilkan lahar besar menuruni lereng dengan kecepatan hampir 100 kilometer per jam. Lahar besar mengubur segala sesuatu yg dilaluinya. Dekat muara sungai, utara dari St Pierre, lahar ini menyerbu penyulingan rum, menewaskan 23 pekerja. Lahar terus ke laut, di mana ia menghasilkan tsunami setinggi tiga meter yg membanjiri daerah dataran rendah di tepi St Pierre.



PEMILU

Para penduduk menjadi semakin stres, menyebabkan banyak yg untuk mempertimbangkan meninggalkan St Pierre ke kota kedua Martinique, Fort-de-France. Namun, Gubernur Louis Mouttet telah menerima laporan dari komite yg naik ke gunung berapi tersebut untuk menilai bahaya. Satu-satunya ilmuwan dalam kelompok itu adalah seorang guru sekolah menengah setempat. Laporan tersebut menyatakan bahwa “tidak ada aktivitas Gunung Pelee yg dapat memberi ancaman yg signifikan bagi kota St Pierre. Gubernur menyimpulkan bahwa keamanan St Pierre benar-benar terjamin.

Laporan ini mengurangi kekhawatiran publik, & memberi harapan kepada pejabat kota yg sangat cemas bahwa pemilu di kota yg rencananya dilaksanakan tanggal 11 mei tidak jadi dilaksanakan. Gubernur Mouttet meyakinkan editor konservatif dari koran harian Les Colonies untuk mengecilkan bahaya gunung berapi, & untuk memimpin upaya yg mendorong orang untuk tidak mengungsi ke Fort-de-France. Namun, beberapa warga tetap ingin meninggalkan kota. Hal ini mendorong Gubernur Mouttet untuk mengirim pasukan untuk berpatroli jalan yg menuju ke Fort-de-France, dengan perintah untuk mengembalikan pengungsi yg mencoba untuk meninggalkan kota. Berdasarkan artikel yg muncul di Les Colonies, banyak orang-orang di pedesaan berbondong-bondong ke St Pierre berpikir bahwa kota ini adalah tempat yg paling aman untuk mengunsi. Populasi membengkak menjadi sekitar 30.000 orang, & hampir semuanya akan binasa dalam letusan dahsyat tanggal 8 Mei.



Letusan 8 Mei 1902

Pemilihan yg dijadwalkan 11 Mei pun akhirnya tidak pernah terjadi. Laporan yg dikeluarkan oleh komite investigasi pada tanggal 5 Mei, gagal untuk menyadari potensi bahaya dari takik besar berbentuk V di sekitar kawah puncak. Takik tersebut seperti moncong senapan kolosal yg mengarah langsung ke St Pierre yg terletak empat mil di bawahnya.

Pada sekitar 07:50 pada tanggal 8 Mei, gunung berapi meletus dengan raungan memekakkan telinga. Awan hitam besar terdiri dari gas super panas, abu & batu berguling (inilah awan piroklastik or wedhus gembel, namun belum dikenal oleh ilmu pengetahuan saat itu) ke sisi selatan Gunung Pelee dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam, jalurnya diarahkan oleh takik berbentuk V di puncak.

Dalam waktu kurang dari satu menit awan hitam besar itu melanda St Pierre dengan kekuatan badai. Ledakan itu cukup kuat hingga membawa patung seberat tiga ton bergerak sejauh enam belas meter dari tempat asalya. Dinding gereja setebal satu meter tertiup langsung menjadi puing-puing & rangka-rangka besi pun membengkok. Panas yg membakar dari awan memicu kebakaran besar. Ribuan barel rum yg disimpan di gu&g kota ini meledak, menciptakan sungai api dari cairan yg menyala melalui jalan-jalan & ke laut.

Awan terus maju hingga ke pelabuhan di mana ia menghancurkan setidaknya dua puluh kapal yg berlabuh. Kekuatan badai ledakan membalikkan kapal uap besar Grapple, & panasnya menghanguskan kapal layar amerika, Roraima, membunuh sebagian besar penumpang & awak. Kapal Roraima hanya beberapa jam tiba disana sebelum letusan terjadi. Orang-orang di atas kapal yg agak jauh dari pantai hanya bisa menyaksikan dengan ngeri, awan besar hitam itu turun & memusnahkan kota St Pierre. Dari ~ 30.000 orang di St Pierre, hanya ada dua orang yg diketahui selamat.




Kota St Pierre Setelah Letusan Gunung Pelee



Sebuah kapal perang tiba menuju pantai di sekitar 12:30, tapi karena hawa yg sangat panas mencegah pendaratannya sampai sekitar 03:00. Kota ini terbakar hingga beberapa hari lagi. Daerah hancur oleh awan piroklastik mencakup sekitar 8 mil persegi, dengan kota St Pierre di pusatnya. Awan piroklastik tersebut diperkirakan mencapai suhu 1.000 C.



Mereka yg Selamat
Meskipun hanya dua orang yg lolos selamat di St Pierre, sebenarnya ada korban ditemukan masih bernyawa lainnya dari jauh di pinggiran kota & dari beberapa kapal yg tertambat di pelabuhan. Beberapa korban tewas mungkin langsung meninggal semata-mata oleh kekuatan ledakan, tetapi sebagian besar meninggal dalam beberapa detik setelah terlanda aliran piroklastik. Tenggorokan & paru-paru sebagian besar almarhum yg menyengat & tubuh mereka terbakar.

Pembuat Sepatu

Seorang pembuat sepatu muda, Lon compere-Leandre, se&g duduk di depan pintu rumahnya ketika awan panas datang. Meskipun kondisinya mengalami luka bakar sangat parah, namun ia selamat & tetap mellanjutkan hidupnya, sebagian karena kesehatannya yg baik, tetapi juga karena rumahnya berada di tepi aliran piroklastik. Berikut adalah pengalamannya, dalam kata-katanya sendiri:

“Saya merasakan angin bertiup mengerikan, bumi mulai bergetar, & langit tiba-tiba menjadi gelap. Aku berbalik untuk masuk ke dalam rumah, dengan kesulitan besar saya naik tiga or empat anak tangga yg memisahkan saya dari kamar saya, & saya merasa lengan & kaki terbakar, juga tubuh saya. Saya terjatuh di atas meja. Pada saat ini empat orang lainnya mencari perlindungan di kamar saya, menangis & menggeliat dengan rasa sakit, meskipun pakaian mereka tidak menunjukkan ada tanda-tanda yg telah disentuh oleh api. Setelah 10 menit, salah seorang dari mereka, gadis muda Delavaud, berusia sekitar 10 tahun, jatuh tewas, … yg lainnya pun menyusul. Saya bangun & pergi ke ruangan lain, di mana saya menemukan ayah Delavaud, masih berpakaian & berbaring di tempat tidur, tewas & berwarna ungu, tapi dengan pakaian masih utuh. Hampir gila karena panas, saya menjatuhkan diri ke tempat tidur, & menunggu kematian. Kesadaran saya kembali ke saya dalam mungkin satu jam, ketika aku melihat atap terbakar. dengan kekuatan yg tertinggal dari kaki, kaki saya yg berdarah & ditutupi dengan luka bakar, saya berlari ke Fonds-Sait-Denis, enam kilometer dari St Pierre.”



Narapi&a

Seorang lainnya yg selamat di St Pierre adalah seorang buruh pelabuhan 25 tahun bernama Louis-Auguste Cyparis, yg dijuluki “Samson”. Pada awal April, Samson dimasukkan ke dalam penjara karena melukai salah seorang temannya dengan belati. Menjelang akhir masa hukumannya, ia melarikan diri dari hukuman kerja nya, ber&sa sepanjang malam, & kemudian menyerahkan diri ke pihak berwenang keesokan harinya. Untuk ini, ia dijatuhi hukuman kurungan selama seminggu di sebuah bangunan batu kecil (mirip bunker) yg paling kuat & tebal di St Pierre. Pada tanggal 8 Mei dia sendirian di penjara dengan hanya lubang lubang kecil di atas pintu. Sambil menunggu sarapan, selnya menjadi gelap & ia berjuang melawan hembusan intens udara panas bercampur dengan abu yg masuk melalui lubang kecil tersebut. Dengan menahan nafas & rasa sakit, ia berusaha menutupi lubang tersebut. Setelah beberapa saat, panas mereda. Dia sendiri mengalami luka bakar, namun berhasil bertahan hidup selama empat hari sebelum ia diselamatkan oleh para penyelamat yg menjelajahi reruntuhan St Pierre. Setelah ia sembuh, ia menerima pengampunan & akhirnya bergabung dengan Barnum & Bailey Circus, di mana ia melakukan tur dunia dengan julukan “Lone Survivor St Pierre.”



Menara Besar Pele

Menara lava felsic megah ini dihasilkan pada tahap memudarnya
letusan Gunung Pelee tahun 1902.



Menara Pele diambil bulan Oktober tahun itu, sebuah kubah lava menjulang dari lantai kawah. Ini tumbuh selama satu tahun & memadat menjadi poros raksasa dalam bentuk sebuah obelisk. Menara ini telah digambarkan oleh banyak orang sebagai kubah lava paling spektakuler yg pernah dihasilkan dalam sejarah tercatat. Itu 100-150 meter tebalnya pada bagian dasar & menjulang setinggi lebih dari 300 meter di atas dasar lantai kawah. Ka&g-ka&g naik pada tingkat yg luar biasa, hingga 15 meter/ hari. Kubah besar lava ini dikenal sebagai “Menara Pelee.” Pada malam hari monolit megah ini ditandai dengan jejak retak pijar merah dari lava yg masih panas di bagian dalamnya.

Pada ukuran maksimum, Menara Pelee dua kali tinggi Monumen Washington & volumenya sama dengan Piramida Besar (Cheops) Mesir. Akhirnya menjadi tidak stabil & runtuh ke dalam tumpukan puing vulkanik, Maret 1903, setelah 11 bulan pertumbuhan. Tidak ada ahli geologi yg pernah menyaksikan munculnya suatu objek seperti ini sebelumnya.

N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten St. Pierre – Surga yang Menjadi Neraka diatas dikutip dari Internet secara gamblang.

Sumber

Forum N3 Nyit-nyit.net membahas Video games, indie games, standalone games, plugins, free games, game extensions, expansion packs, game episode, game cheat, cara curang, cheat engine, game mods, modifications, mods, development, total conversions, modification, enhancement, games, plugins, addons, extensions, episode, expansion packs. We talks about latest Game Cheats, Cracks, Keygens and Hacks. Hacks & Cheats and trainers for many other multiplayer games. Free download games, hacks, cheats tools, projects, graphics. We create Hacks for Games,Cheats Tools,Trainer Tools. Hack,Cheats,Hack iOS Games,Hack Android Games,Cheats facebook games, Online games hack. St. Pierre – Surga yang Menjadi Neraka.
 
Top