• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Target Bolt Super 4G di 2016

Ophelia

Game Maniacs
Journalist

Ranah telekomunikasi di jaringan 4G kian memanas di dalam negeri, karena para penyedia layanan bersaing untuk memberikan coverage yg kian stabil. Sebagai salah satu pelopor layanan 4G, Bolt tidak ingin tertinggal dalam persaingan ini.

Dalam gelaran press conference, Rabu (3/2) di Jakarta, Dicky Mochtar, CEO PT Internux mengatakan bahwa selama 2015 telah terjadi kenaikan pengguna hingga delapan kali lipat dibanding tahun sebelumnya, yakni berada di kisaran 1,5 juta pengguna.

Sedangkan untuk tahun 2016, Bolt tetap yakin akan bertahan di pasaran & meraih kenaikan pengguna, baik di Jabodetabek & Medan.
Mengandalkan monopole untuk mengatasi blank spot
Bolt akan memperbanyak monopole di Jakarta, sebagai antisipasi meningkatnya jumlah pelanggan & trafik data di wilayah ini. Monopole menjadi pilihan setelah ada larangan menambah menara Base Transreceiver Station (BTS) di wilayah DKI Jakarta.

”Kami akan terus menambah monopole untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan,” tambah Chief Technology Officer, PT Internux, Devid Gubiani di kesempatan yg sama.

Devid menyebut pihaknya telah memiliki 3.500 unit monopole di Jakarta. Keberadaan monopole mampu menghadirkan kestabilan & kecepatan akses Bolt di Jakarta. Monopole berdiri di sejumlah titik yg padat pengguna dengan traffic tinggi, serta memiliki daya jangkau sekitar 300 meter.

Lebih lanjut Devid menambahkan bahwa monopole adalah perangkat yg memiliki fungsi seperti menara BTS. Bila menara BTS memiliki tiga / empat kaki monopole hanya memiliki satu kaki. Bentuknya relatif ramping & simpel, dengan ketinggian sekitar 42 meter. Monopole juga populer dengan sebutan small cell, jelasnya.

Devid memastikan bahwa infrastruktur yg dimiliki Bolt saat ini sangat memadai. Selain monopole, Bolt memiliki sekitar 3.500 BTS 4G LTE yg sebagian besar berdiri di wilayah Jabodetabek.

”Kalau bicara soal BTS 4G LTE, yg kami miliki lebih banyak dibandingkan dengan operator besar lain di Jakarta. Gabungan antara BTS & monopole yg mencapai ribuan mampu menghadirkan akses 4G LTE yg stabil bagi pengguna,” kata Devid.
Percaya diri masih berikan kecepatan lebih baik & harga murah


Dengan kekuatan dari pertambahan monopole & BTS, Dicky percaya diri akan memberi dampak kecepatan layanan Bolt lebih dari pesaingnya. Ia memastikan bahwa Bolt menawarkan kecepatan akses yg tinggi untuk pelanggan.

Kecepatannya mencapai 25 Mbps, masih jauh dibanding operator 4G lainnya, ungkap Dicky.

Berbasis kecepatan, Dicky lebih lanjut menerangkan bahwa selling point tersebut dapat memicu pertambahan hingga satu juta pengguna baru.

Strategi lain yg adakan dikembangkan adalah harga yg terjangkau. Ia menjelaskan Bolt akan menawarkan layanan dengan kuota besar & harga cukup bersahabat. Untuk saat ini, Bolt menawarkan harga Rp11.000 per GB di kuota pelanggan.

Dengan kuota 1 GB dari Bolt, pelanggan bisa streaming video HD hingga satu jam, streaming musik hingga 256 lagu, & browsing internet capai 44 jam, klaim Dicky.
Garap segmen pascabayar
Tak sekadar menggarap segmen prabayar yg disebutnya tumbuh sangat cepat, Bolt juga akan menggarap secara khusus segmen pascabayar. Untuk layanan pascabayar, Dicky menyebut pelanggan dikenakan biaya mulai dari Rp150.000.

Namun, ia lebih lanjut menjelaskan bahwa persentase jumlah pelanggan pascabayar disebutnya masih sangat kecil. Dicky menyebut angka sebesar 60.000 pelanggan di segmen pascabayar. ”Kondisi yg sama dialami operator lain pelanggan pascabayar memang sangat sedikit,” kata Dicky.

Sekalipun hingga kini pelanggan kecil, Dicky menilai peluang pelanggan pascabayar bisa dikembangkan & kesempatan untuk mengembangkan sangat terbuka. Ia juga optimistis mampu meraup 100.000 pelanggan baru pascabayar tahun ini.

Untuk pelanggan pascabayar, strategi pendekatan yg akan diterapkan memang berbeda dengan pelanggan prabayar. ”Kemudian melakukan perpanjangan kuota dengan kontrol dari pelanggan akan diterapkan,” kata Dicky.
Tidak latah” blokir Netflix
Saat disinggung masalah layanan streaming film yg baru saja masuk Indonesia, Netflix, Dicky dengan tegas mengatakan bahwa tidak akan melakukan blokir seperti operator lainnya. Ia hanya berujar bahwa bila nantinya ada ketetapan dari pemerintah mengenai layanan tersebut, tentunya Bolt akan tunduk.

Sebagai layanan yg bekerja sama dengan FirstMedia, Dicky menambahkan:

Dari FirstMedia, juga tidak akan memblokir kecuali kalau pemerintah sudah melarang

Menurut Dicky, keberadaan Netflix justru berdampak positif bagi Bolt karena mampu mendorong peningkatan konsumsi data. Apalagi jika konten yg ditayangkan memiliki resolusi High Definition (HD).

Dia pun berharap layanan asal Amerika Serikat itu bisa tetap ada di Indonesia & benar-benar mengikuti aturan pemerintah dengan membentuk badan hukum tetap. “Ada kenaikan traffic dari penggunanya yg mengakses Netflix, kurang lebih 10 persen. Meskipun sebenarnya mayoritas pelanggan menggunakan kuota untuk streaming dari YouTube,” terangnya.

Konsumsi data pun otomatis meningkat jika mereka melakukan streaming video, baik melalui Netflix / YouTube. Dengan hal tersebut, tentunya pelanggan akan semakin sering mengisi ulang kuota yg akan menguntungkan Bolt.

Film resolusi HD di Netflix dengan meminta kecepatan 8 Mbps konsumsi datanya bisa mencapai hitungan GB per jam. Konsumsi data itu masih bisa membengkak bila pengguna memilih resolusi 4K yg meminta kecepatan 25 Mbps, terang Dicky.

Langkah Bolt di 2016 masih menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak ingin tergeser namanya meski sudah terdapat persaingan sengit dari operator telekomunikasi lainnya. Terlebih dengan aturan yg tidak memblokir Netflix, tentunya Bolt serius untuk tetap menggarap pasar 4G LTE.

Namun sayangnya, kebanyakan layanan yg Bolt tawarkan masih berfokus pada daerah ibukota & Medan, yg memang menjadi lisensi cakupan daerah mereka. Apakah layanan Bolt tetap kamu andalkan di saat operator lainnya juga sudah mulai menawarkan layanan 4G?

Baca juga: Pro Kontra Pandangan Operator Terhadap Program Network Sharing Kemkominfo

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

Dikutip dari sini
 
Top