Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya.
Korea Utara (Korut) baru-baru ini dikabarkan sedang meningkatkan jumlah personel pada divisi peperangan siber. Seperti dikabarkan oleh AFP, Senin (07/07), jumlah personel divisi peperangan siber telah ditingkatkan hingga 5.900 personel. Seluruh personel tersebut akan berfokus pada masalah yang berhubungan pengiriman malware dan virus lewat email yang ditujukan kepada militer musuh.
Penyerangan melalui dunia siber ini akan dilakukan oleh Korut melalui markasnya yang berbasis di Tiongkok dan negara sekutu Korut lainnya, hal tersebut diungkapkan oleh sumber militer.
Negara Komunis mengoperasikan unit peretas yang berada di bawah unit Biro Umum Pengintaian, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.200 hacker professional. kata sumber militer tersebut.
Serangan siber sendiri tidak hanya terbatas terhadap target militer, institusi sipil juga bisa menjadi korban dari serangan siber. Melalui markasnya yang berbasis di Tiongkok, Korut dapat dengan leluasa menyerang dan menargetkan militer, lembaga pemerintah, situs periklanan, stasiun televisi, dan industri perbankan yang dimiliki negara rival abadinya Korea Selatan (Korsel).
Korsel sendiri tekah mengoperasikan komando siber sejak 2010, untuk mengantisipasi ancaman serangan siber dari Utara. Sebuah laporan menyatakan bahwa Korsel telah meningkatkan usaha mereka untuk melawan ancaman serangan maya dari Korut baru-baru ini. Menanggapi kekhawatiran Korsel, pihak Pyongyang menyangkal bahwa mereka terkait dengan serangan siber terhadap Korsel, dan mengklaim bahwa pihak Seoul mencoba meningkatkan ketegangan pada kedua negara tersebut.
Korut justru balik menuduh Korsel dan negara lain mencoba memprovokasi mereka dengan hal apapun mulai dari menjalankan latihan militer rutin, menyebarkan ajaran Kristen ke Korut hingga membuat film mengenai kediktatoran pemimpin mereka, Kim Jong Un. Menurut mereka hal ini dilakukan sebagai upaya terselubung Korsel dan negara-negara pendukungnya seperti Amerika Serikat agar Korut meminta bantuan dan mengikuti kemauan negara-negara tersebut.
Seperti yang telah diketahui, sejak pecah Perang Korea yang terjadi di semenanjung Korea, Korea terpecah menjadi dua negara yang berbeda ideologi. Korsel menjadi negara yang demokratis dan Korut menjadi sebuah negara komunis yang tertutup. Hal ini disebabkan oleh situasi Perang Dingin antara dua poros, Poros Barat yang terdiri oleh Amerika Serikat dan sekutunya, kelompok ini berada di belakang Korsel, sedangkan Korut didukung oleh negara Poros Timur yang disponsori oleh Uni Soviet dan sekutunya.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Nokia Mulai Menjual Flagship Lumia 930 dan dual-SIM Lumia 630 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Korea Utara (Korut) baru-baru ini dikabarkan sedang meningkatkan jumlah personel pada divisi peperangan siber. Seperti dikabarkan oleh AFP, Senin (07/07), jumlah personel divisi peperangan siber telah ditingkatkan hingga 5.900 personel. Seluruh personel tersebut akan berfokus pada masalah yang berhubungan pengiriman malware dan virus lewat email yang ditujukan kepada militer musuh.
Penyerangan melalui dunia siber ini akan dilakukan oleh Korut melalui markasnya yang berbasis di Tiongkok dan negara sekutu Korut lainnya, hal tersebut diungkapkan oleh sumber militer.
Negara Komunis mengoperasikan unit peretas yang berada di bawah unit Biro Umum Pengintaian, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.200 hacker professional. kata sumber militer tersebut.
Serangan siber sendiri tidak hanya terbatas terhadap target militer, institusi sipil juga bisa menjadi korban dari serangan siber. Melalui markasnya yang berbasis di Tiongkok, Korut dapat dengan leluasa menyerang dan menargetkan militer, lembaga pemerintah, situs periklanan, stasiun televisi, dan industri perbankan yang dimiliki negara rival abadinya Korea Selatan (Korsel).
Korsel sendiri tekah mengoperasikan komando siber sejak 2010, untuk mengantisipasi ancaman serangan siber dari Utara. Sebuah laporan menyatakan bahwa Korsel telah meningkatkan usaha mereka untuk melawan ancaman serangan maya dari Korut baru-baru ini. Menanggapi kekhawatiran Korsel, pihak Pyongyang menyangkal bahwa mereka terkait dengan serangan siber terhadap Korsel, dan mengklaim bahwa pihak Seoul mencoba meningkatkan ketegangan pada kedua negara tersebut.
Korut justru balik menuduh Korsel dan negara lain mencoba memprovokasi mereka dengan hal apapun mulai dari menjalankan latihan militer rutin, menyebarkan ajaran Kristen ke Korut hingga membuat film mengenai kediktatoran pemimpin mereka, Kim Jong Un. Menurut mereka hal ini dilakukan sebagai upaya terselubung Korsel dan negara-negara pendukungnya seperti Amerika Serikat agar Korut meminta bantuan dan mengikuti kemauan negara-negara tersebut.
Seperti yang telah diketahui, sejak pecah Perang Korea yang terjadi di semenanjung Korea, Korea terpecah menjadi dua negara yang berbeda ideologi. Korsel menjadi negara yang demokratis dan Korut menjadi sebuah negara komunis yang tertutup. Hal ini disebabkan oleh situasi Perang Dingin antara dua poros, Poros Barat yang terdiri oleh Amerika Serikat dan sekutunya, kelompok ini berada di belakang Korsel, sedangkan Korut didukung oleh negara Poros Timur yang disponsori oleh Uni Soviet dan sekutunya.
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena konten Nokia Mulai Menjual Flagship Lumia 930 dan dual-SIM Lumia 630 diatas dikutip dari Internet secara gamblang.