Pejabat pemerintahan Trump telah memberikan persetujuan diam-diam terhadap permintaan Taiwan untuk membeli lebih dari 60 Lockheed Martin Corp. F-16. China, yang menangguhkan pertukaran militer dengan Amerika Serikat sebagai tanggapan atas penjualan sebelumnya, memprotes langkah F-16 tersebut. Minat baru Amerika Serikat terhadap Taiwan menyusul seruan Amerika Serikat agar “seluruh pemerintah” mencegah China dari melampaui dominasi militer dan industri Amerika.
Oleh: Iain Marlow dan Samson Ellis (Bloomberg)
Amerika Serikat akhirnya dapat menjual pesawat tempur yang telah diidamkan Taiwan selama lebih dari satu dekade untuk mempertahankan diri dari China. Kedatangan pesawat-pesawat itu akan memberikan lebih banyak kejutan politik daripada pukulan militer ke China.
Pejabat pemerintahan Trump telah memberikan persetujuan diam-diam terhadap permintaan Taiwan untuk membeli lebih dari 60 Lockheed Martin Corp. F-16, menurut orang-orang yang memiliki informasi tentang masalah ini, mempersiapkan kesepakatan semacam itu sejak 1992. Walaupun beberapa puluh pesawat tempur tidak akan mampu mengimbangi militer China yang semakin kuat, itu akan menandakan kesediaan Amerika untuk mendukung negara pulau yang memiliki pemerintah demokratis sendiri tersebut.
“Untuk China, itu akan sangat mengejutkan,” kata Wu Shang-su, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura. “Tapi itu akan menjadi kejutan politik aih-alih kejutan militer. Seperti, “Oh, Amerika Serikat tidak peduli bagaimana perasaan kita.” Itu akan lebih menjadi masalah simbolis atau emosional.”
Penjualan ini adalah salah satu beberapa isyarat dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, bahkan ketika Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping hampir mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang. Amerika Serikat juga mengerahkan kapal perangnya melalui Selat Taiwan dan mengakomodasi singgahnya Presiden Tsai Ing-wen di Hawaii pekan lalu, menarik protes dari China, yang mengecam langkah itu sebagai “sangat berbahaya.”
SERUAN AMERIKA
Minat baru Amerika Serikat terhadap Taiwan menyusul seruan Amerika Serikat agar “seluruh pemerintah” mencegah China dari melampaui dominasi militer dan industri Amerika. Mungkin tidak ada pergeseran kekuasaan yang dirasakan di Taiwan, sebuah pulau berpenduduk 23,6 juta orang yang pada akhirnya ingin dikuasai China kendati pemerintahannya telah memisahkan diri selama 70 tahun.
China telah mengarahkan kekuatan industrinya ke arah investasi besar-besaran dalam perangkat keras militer selama dua dekade terakhir, membangun angkatan laut kelas dunia dan mengisi garis pantainya dengan rudal yang mampu mengenai sasaran Taiwan. Negara ini menghabiskan 23 kali lebih banyak dari Taiwan untuk pertahanan pada tahun 2017, naik dari dua kali lipat pada 1997.
Baca Artikel Selengkapnya di sini
Oleh: Iain Marlow dan Samson Ellis (Bloomberg)
Amerika Serikat akhirnya dapat menjual pesawat tempur yang telah diidamkan Taiwan selama lebih dari satu dekade untuk mempertahankan diri dari China. Kedatangan pesawat-pesawat itu akan memberikan lebih banyak kejutan politik daripada pukulan militer ke China.
Pejabat pemerintahan Trump telah memberikan persetujuan diam-diam terhadap permintaan Taiwan untuk membeli lebih dari 60 Lockheed Martin Corp. F-16, menurut orang-orang yang memiliki informasi tentang masalah ini, mempersiapkan kesepakatan semacam itu sejak 1992. Walaupun beberapa puluh pesawat tempur tidak akan mampu mengimbangi militer China yang semakin kuat, itu akan menandakan kesediaan Amerika untuk mendukung negara pulau yang memiliki pemerintah demokratis sendiri tersebut.
“Untuk China, itu akan sangat mengejutkan,” kata Wu Shang-su, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura. “Tapi itu akan menjadi kejutan politik aih-alih kejutan militer. Seperti, “Oh, Amerika Serikat tidak peduli bagaimana perasaan kita.” Itu akan lebih menjadi masalah simbolis atau emosional.”
Penjualan ini adalah salah satu beberapa isyarat dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, bahkan ketika Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping hampir mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang. Amerika Serikat juga mengerahkan kapal perangnya melalui Selat Taiwan dan mengakomodasi singgahnya Presiden Tsai Ing-wen di Hawaii pekan lalu, menarik protes dari China, yang mengecam langkah itu sebagai “sangat berbahaya.”
SERUAN AMERIKA
Minat baru Amerika Serikat terhadap Taiwan menyusul seruan Amerika Serikat agar “seluruh pemerintah” mencegah China dari melampaui dominasi militer dan industri Amerika. Mungkin tidak ada pergeseran kekuasaan yang dirasakan di Taiwan, sebuah pulau berpenduduk 23,6 juta orang yang pada akhirnya ingin dikuasai China kendati pemerintahannya telah memisahkan diri selama 70 tahun.
China telah mengarahkan kekuatan industrinya ke arah investasi besar-besaran dalam perangkat keras militer selama dua dekade terakhir, membangun angkatan laut kelas dunia dan mengisi garis pantainya dengan rudal yang mampu mengenai sasaran Taiwan. Negara ini menghabiskan 23 kali lebih banyak dari Taiwan untuk pertahanan pada tahun 2017, naik dari dua kali lipat pada 1997.
Baca Artikel Selengkapnya di sini