Setelah kejadian peretasan yang sangat mengejutkan terhadap perusahaan jaringan ritel Target yang berbasis di Amerika, perusahaan-perusahaan mulai meningkatkan anggaran untuk data security dan Chief Information Officer (CIO) menghadapi tekanan berat dalam menangani serangan siber.
Target mengalami kerugian yang sangat besar karena pada Desember 2013, di sistem mereka terjadi pencurian data dari 40 juta kartu kredit dan debet, bersama informasi pribadi milik sekitar 70.000 orang.
Beth Jacob, yang telah menjadi CIO Target sejak 2008, baru-baru ini mengundurkan diri dari perusahaan. Para ahli security mengklaim bahwa insiden peretasan menjadi alasan pengunduran dirinya.
Beberapa tahun yang lalu, tugas dari seorang CIO hanya fokus pada pemeliharaan sistem komputer. Peran mereka yang paling besar adalah membuat keputusan tentang jenis inovasi teknologi yang harus digunakan perusahaan, kapan dan bagaimana pembayaran upgrade sistem, dan pembuatan dan pemeliharaan situs perusahaan.
Tetapi meningkatnya kejahatan siber dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah deskripsi pekerjaan dari CIO. Apalagi setelah banyaknya penggunaan smartphone dan tablet dalam pekerjaan, menambah daftar teknologi yang harus diatur oleh para CIO, serta banyaknya celah baru yang bisa dimasuki peretas.
Insiden yang dialami Target telah membuat para CIO perusahaan mulai dari ritel, banking dan obat-obatan lebih berhati-hati dan meminta lebih banyak dana dan sumber daya manusia untuk melawan ancaman digital.
Studi dari Ponemon Institute yang disponsori oleh Hewlett-Packard menemukan bahwa rata-rata kerugian yang dialami oleh perusahaan di Amerika Serikat pada tahun 2013 adalah 11,6 juta dollar AS untuk setiap perusahaan, dan jumlah ini meningkat 26 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menurut survey dari Dewan Eksekutif CIO, para ahli security mengharapkan kenaikan dana sebesar 8 persen untuk computer security.
Bagi sebagian besar perusahaan, peretasan terhadap Target adalah insiden besar yang telah mengubah cara pandang mereka terhadap keamanan data. Banyak CIO yang mengaku mendapatkan banyak dukungan, tetapi juga pengawasan yang lebih ketat dari CEO dan jajaran eksekutif perusahaan. Jika mereka lengah dan membiarkan hackers menyerang, mereka terancam kehilangan pekerjaan.
Sumber
Target mengalami kerugian yang sangat besar karena pada Desember 2013, di sistem mereka terjadi pencurian data dari 40 juta kartu kredit dan debet, bersama informasi pribadi milik sekitar 70.000 orang.
Beth Jacob, yang telah menjadi CIO Target sejak 2008, baru-baru ini mengundurkan diri dari perusahaan. Para ahli security mengklaim bahwa insiden peretasan menjadi alasan pengunduran dirinya.
Beberapa tahun yang lalu, tugas dari seorang CIO hanya fokus pada pemeliharaan sistem komputer. Peran mereka yang paling besar adalah membuat keputusan tentang jenis inovasi teknologi yang harus digunakan perusahaan, kapan dan bagaimana pembayaran upgrade sistem, dan pembuatan dan pemeliharaan situs perusahaan.
Tetapi meningkatnya kejahatan siber dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah deskripsi pekerjaan dari CIO. Apalagi setelah banyaknya penggunaan smartphone dan tablet dalam pekerjaan, menambah daftar teknologi yang harus diatur oleh para CIO, serta banyaknya celah baru yang bisa dimasuki peretas.
Insiden yang dialami Target telah membuat para CIO perusahaan mulai dari ritel, banking dan obat-obatan lebih berhati-hati dan meminta lebih banyak dana dan sumber daya manusia untuk melawan ancaman digital.
Studi dari Ponemon Institute yang disponsori oleh Hewlett-Packard menemukan bahwa rata-rata kerugian yang dialami oleh perusahaan di Amerika Serikat pada tahun 2013 adalah 11,6 juta dollar AS untuk setiap perusahaan, dan jumlah ini meningkat 26 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menurut survey dari Dewan Eksekutif CIO, para ahli security mengharapkan kenaikan dana sebesar 8 persen untuk computer security.
Bagi sebagian besar perusahaan, peretasan terhadap Target adalah insiden besar yang telah mengubah cara pandang mereka terhadap keamanan data. Banyak CIO yang mengaku mendapatkan banyak dukungan, tetapi juga pengawasan yang lebih ketat dari CEO dan jajaran eksekutif perusahaan. Jika mereka lengah dan membiarkan hackers menyerang, mereka terancam kehilangan pekerjaan.
Sumber