Gelandang Takahiro Ogihara kini menjadi salah satu sentral di lini tengah Cerezo Osaka. Jebolan akademi Cerezo ini dinilai sebagai pemain yang memiliki semangat tinggi, dan kecepatan mumpuni.
Pengalamannya bermain bersama Shinji Kagawa, Takashi Inui, dan Hiroshi Kiyatoke membuat Ogihara makin matang. Pemain kelahiran Sakai ini menjalani debutnya sebagai penggawa Cerezo pada 2011. Ia pun menjalani debut laga internasional ketika bertanding melawan Arema Indonesia di Liga Champions Asia 2011.
Kepada reporter lepas Kei Matsubara yang dikutip Goal Jepang, pemain berusia 23 tahun ini pun masih mengingat pengalamannya ketika pertama kali bermain di level internasional. Di laga yang dimenangi Cerezo dengan skor 4-0 itu, Ogihara masuk di menit ke-63 menggantikan Teruyuki Moniwa.
"Sesuai perkiraan saya, cuaca di Asia Tenggara sangat panas. Bisa menjalani debut profesional di luar Jepang merupakan pengalaman luar biasa bagi saya,” ujar Ogihara.
Pada musim ini, Ogihara kembali merasakan atmosfer sepakbola di Asia Tenggara. Kali ini, tim yang dihadapinya adalah klub Thailand Buriram United. Di laga yang berlangsung April lalu, Cerezo bermain imbang 2-2.
"Saya ingat panasnya sangat luar biasa ketika kami ke sana. Fans Buriram United memberikan dukungan kepada timnya seperti tidak ada hari esok. Itu luar biasa. Itu membuat kami tak mudah meraih kemenangan,” ucap Ogihara.
Di sektor gelandang, tak banyak pemain mempunyai tinggi 184 cm. Namun Ogihara tidak terlalu pusing memikirkan hal itu. Menurutnya, ia hanya berusaha memanjakan rekan-rekannya di barisan depan dengan umpan terukur.
Pada musim ini, barisan depan Cerezo berisikan Diego Forlan dan Cacau. Ogihara menilai kehadiran dua pemain tersebut sebetulnya membuat Cerezo mudah menjebol gawang lawan. Hanya saja, ia mengakui bila lini tengah tidak bisa berjalan dengan semestinya.
"Mereka merupakan pemain bertalenta, dan memberikan mereka umpan matang sama saja berarti gol untuk kami. Tapi kami mengalami kesulitan memberikan umpan matang kepada mereka di musim ini. Namun ketika para penyerang dan saya sudah mulai menyatu, semua akan berubah,” tutur Ogihara.
"Bermain bersama Diego sepanjang musim ini, saya melihat dia sebagai pemain berdedikasi dan serius. Selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum pertandingan. Saya mencoba mengikuti sikap dia.”
"Cacau punya kekuatan menakutkan di tendangannya. Dia kerap mencetak gol luar biasa, dan punya kebugaran fisik bagus. Dia juga merupakan pemain yang selalu berada di posisi yang tepat.”
Seperti halnya penggawa Cerezo lainnya, Ogihara pun terlecut untuk berkarir di Eropa. Sukses Kagawa dan Kiyotake membuat ia ingin mengikuti jejak mantan rekan satu timnya tersebut. Apalagi Ogihara menjalankan peran yang tak jauh berbeda.
Setidaknya, pengalaman bersama klub di Liga Champions Asia, dan tim nasional Jepang U-23 memberikan keuntungan bagi Ogihara dalam upaya mengembangkan kemampuan dan karir.
"Melihat rekan-rekan saya ke Eropa, itu menjadi pelecut motivasi saya. Saya sangat ingin bermain di luar Jepang suatu hari nanti, dan saya berharap bisa bermain di Eropa,” ungkap Ogihara.
"Rekan-rekan lama saya yang sudah pergi ke Eropa, termasuk Shinji, Kiyo, Inui, dan Yocihiro [Kakitani] menjadi inspirasi. Begitu juga dengan Yamaguchi Hotaru. Walau dia cedera, dia bermain di posisi saya.”
"Yamaguchi merupakan tipe pemain yang langsung maju ke depan setelah mencuri bola, dan terkesan tak kenal lelah. Dia mampu menjaga staminanya selama 90 menit. Kemampuan menyerang, dan tekniknya, merupakan bakat yang dimiliki seorang gelandang.”
"Sekarang prioritas saya adalah memperlihatkan performa terbaik untuk memberikan hasil bagus bagi Cerezo. Dengan melakukan itu, maka saya berharap bisa masuk skuat Jepang di Piala Dunia nanti [2018]. Saya berharap makin berkembang dari hari ke hari.”
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, WAWANCARA: Takahiro Ogihara Terkenang Debut Di Malang
Pengalamannya bermain bersama Shinji Kagawa, Takashi Inui, dan Hiroshi Kiyatoke membuat Ogihara makin matang. Pemain kelahiran Sakai ini menjalani debutnya sebagai penggawa Cerezo pada 2011. Ia pun menjalani debut laga internasional ketika bertanding melawan Arema Indonesia di Liga Champions Asia 2011.
Kepada reporter lepas Kei Matsubara yang dikutip Goal Jepang, pemain berusia 23 tahun ini pun masih mengingat pengalamannya ketika pertama kali bermain di level internasional. Di laga yang dimenangi Cerezo dengan skor 4-0 itu, Ogihara masuk di menit ke-63 menggantikan Teruyuki Moniwa.
"Sesuai perkiraan saya, cuaca di Asia Tenggara sangat panas. Bisa menjalani debut profesional di luar Jepang merupakan pengalaman luar biasa bagi saya,” ujar Ogihara.
Pada musim ini, Ogihara kembali merasakan atmosfer sepakbola di Asia Tenggara. Kali ini, tim yang dihadapinya adalah klub Thailand Buriram United. Di laga yang berlangsung April lalu, Cerezo bermain imbang 2-2.
"Saya ingat panasnya sangat luar biasa ketika kami ke sana. Fans Buriram United memberikan dukungan kepada timnya seperti tidak ada hari esok. Itu luar biasa. Itu membuat kami tak mudah meraih kemenangan,” ucap Ogihara.
Di sektor gelandang, tak banyak pemain mempunyai tinggi 184 cm. Namun Ogihara tidak terlalu pusing memikirkan hal itu. Menurutnya, ia hanya berusaha memanjakan rekan-rekannya di barisan depan dengan umpan terukur.
Pada musim ini, barisan depan Cerezo berisikan Diego Forlan dan Cacau. Ogihara menilai kehadiran dua pemain tersebut sebetulnya membuat Cerezo mudah menjebol gawang lawan. Hanya saja, ia mengakui bila lini tengah tidak bisa berjalan dengan semestinya.
"Bermain bersama Diego sepanjang musim ini, saya melihat dia sebagai pemain berdedikasi dan serius. Selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum pertandingan. Saya mencoba mengikuti sikap dia.”
"Cacau punya kekuatan menakutkan di tendangannya. Dia kerap mencetak gol luar biasa, dan punya kebugaran fisik bagus. Dia juga merupakan pemain yang selalu berada di posisi yang tepat.”
Seperti halnya penggawa Cerezo lainnya, Ogihara pun terlecut untuk berkarir di Eropa. Sukses Kagawa dan Kiyotake membuat ia ingin mengikuti jejak mantan rekan satu timnya tersebut. Apalagi Ogihara menjalankan peran yang tak jauh berbeda.
Setidaknya, pengalaman bersama klub di Liga Champions Asia, dan tim nasional Jepang U-23 memberikan keuntungan bagi Ogihara dalam upaya mengembangkan kemampuan dan karir.
"Melihat rekan-rekan saya ke Eropa, itu menjadi pelecut motivasi saya. Saya sangat ingin bermain di luar Jepang suatu hari nanti, dan saya berharap bisa bermain di Eropa,” ungkap Ogihara.
"Rekan-rekan lama saya yang sudah pergi ke Eropa, termasuk Shinji, Kiyo, Inui, dan Yocihiro [Kakitani] menjadi inspirasi. Begitu juga dengan Yamaguchi Hotaru. Walau dia cedera, dia bermain di posisi saya.”
"Yamaguchi merupakan tipe pemain yang langsung maju ke depan setelah mencuri bola, dan terkesan tak kenal lelah. Dia mampu menjaga staminanya selama 90 menit. Kemampuan menyerang, dan tekniknya, merupakan bakat yang dimiliki seorang gelandang.”
"Sekarang prioritas saya adalah memperlihatkan performa terbaik untuk memberikan hasil bagus bagi Cerezo. Dengan melakukan itu, maka saya berharap bisa masuk skuat Jepang di Piala Dunia nanti [2018]. Saya berharap makin berkembang dari hari ke hari.”
liga indonesia isl, live score, wikipedia, pes 2013, divisi 1, 2014, super, WAWANCARA: Takahiro Ogihara Terkenang Debut Di Malang