Setelah diluncurkan di Amerika pada bulan April 2015, 3DR Solo akhirnya tiba di Indonesia. Perangkat yg dijuluki sebagai drone pintar ini, didatangkan dari Amerika Serikat ke tanah air oleh Halo Robotics sebagai distributor resmi.
Dengan adanya distributor resmi, Solo hadir dengan layanan purna jual. Pengguna pun tak perlu khawatir jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan pada drone-nya.
Setiap produk yg kami bawa terjamin dengan layanan penuh & dukungan di Indonesia, jelas Eli Mosselle, Direktur Halo Robotics, saat acara peluncuran Solo di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain jaminan servis, apa lagi yg ditawarkan Solo buat pehobi drone Indonesia? Dan mengapa Solo dijuluki sebagai drone pintar?
Kompatibilitas tinggi dengan GoPro
Pengguna Solo dapat memanfaatkan drone ini untuk merekam video / memotret dengan action cam GoPro. Menurut Colin Guinn, Chief Revenue Officer 3DR yg hadir mendemonstrasikan kemampuan Solo, pengguna dapat mengontrol GoPro dari aplikasi 3DR.
3DR memang menyediakan aplikasi iOS & Android. Lewat aplikasi tersebut, pengguna bisa melihat bidikan kamera dari layar smartphone / tablet, sekaligus mengakses fungsi seperti memulai / menghentikan rekaman GoPro-nya sendiri terpasang pada gimbal khusus, yg hanya kompatibel dengan GoPro HERO seri tertentu.
Fitur pintar
Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa predikat pintar melekat pada drone ini. Ternyata memang banyak fitur yg dirancang untuk memudahkan pengguna.
Aplikasi 3DR Solo menawarkan beberapa fungsi pintar yg membuat aerial videography menjadi lebih mudah. Fungsi bernama Orbit, misalnya, akan menginstruksikan drone untuk berputar mengelilingi sebuah objek, sehingga pengguna dapat merekam video dengan gerakan memutar yg halus.
Lalu ada juga fungsi Cable Cam. Melalui fungsi ini, drone dapat diatur agar bergerak maju & mundur dari titik A ke titik B, seakan-akan terpasang pada kabel virtual. Sementara dengan fungsi Follow, drone akan bergerak mengikuti subjek yg sedang direkam.
Fungsi-fungsi di atas berjalan secara otomatis. Pengguna hanya perlu men-tap beberapa kali pada layar. Coling mengklaim pengguna awam yg belum pernah menerbangkan drone pun bisa merekam video dengan kualitas sinematik ala film-film Hollywood.
Mudah diterbangkan
Menurut Colin, Solo dirancang agar mudah diterbangkan. Menerbangkan Solo dapat dilakukan dengan menekan satu tombol saja. Begitu juga untuk mebuatnya mendarat, sehingga pengguna tidak perlu khawatir terjadi kerusakaan pada drone karena terbanting saat mendarat.
Pada remote control-nya, terdapat kenop untuk mengatur rotasi & sudut kemiringan kamera secara manual. Kenop tersebut terdapat pada bahu remote, seperti posisi tombol L & R pada gamepad. Namun, angle pengambilan gambar ini pun dapat diatur agar berjalan secara otomatis. Dengan begitu, pengguna bisa lebih fokus menerbangkan drone-nya saja.
Baja juga: Kumpulan Perusahaan Pembuat Drone yg Perlu Kamu Ketahui
Info zona larangan terbang
Kehadiran drone bukan tanpa polemik. Terutama karena ada pengguna yg menerbangkan drone pada wilayah terlarang, seperti bandar udara. Dijelaskan oleh Colin, dalam waktu dekat 3DR akan merilis pembaruan software yg berisi informasi zona larangan terbang di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Data tersebut nantinya akan sinkron dengan pusat data dari sebuah perusahaan yg menyediakan layanan tersebut. Selain daftar lokasi larangan terbang, terdapat juga info acara yg tengah digelar di lokasi tertentu. Misalnya di stadion olah raga.
Jika stadion dalam keadaan kosong, pengguna boleh menerbangkan drone. Namun, jika di stadion itu sedang berlangsung sebuah acara, misalnya konser musik / pertandingan sepakbola, aplikasi 3DR Solo akan memberi notifikasi larangan terbang.
Sejumlah produsen drone lain seperti DJI & Parrot juga sudah mulai mengaplikasikan fitur serupa. Fungsinya hanya sebatas notifikasi, bukan menonaktifkan drone agar tidak bisa diterbangkan. Jadi semuanya kembali lagi pada pengguna, apakah mereka akan tetap menerbangkan drone / tidak setelah mendapat notifikasi, ujar Colin.
Dukungan pihak ketiga
Ini mungkin fitur Solo yg paling menarik. 3DR membuka kesempatan bagi pihak ketiga untuk membuat aksesori & aplikasi untuk digunakan pada Solo. Saat ini, aksesori resmi dari 3DR baru berupa gimbal yg hanya kompatibel dengan GoPro HERO. Ke depannya, akan ada lebih banyak lagi aksesori serupa.
Beberapa produk yg sedang dalam pengembangan adalah gimbal untuk PIXPRO SP360, kamera 360 derajat buatan Kodak, serta kacamata dengan teknologi augmented reality dari Epson. Eli juga memberi sedikit bocoran, bahwa 3DR akan memamerkan sejumlah aksesori baru untuk Solo pada ajang Consumer Electronic Show 2016 mendatang.
Secara keseluruhan, impresi awal Tech in Asia terhadap 3DR Solo cukup positif. Drone ini menawarkan kemudahan penggunaan, membuatnya cocok buat pemula, baik itu yg baru belajar menerbangkan drone / belum pernah sama sekali. Walau sayangnya harga yg ditawarkan relatif tinggi, yaitu di angka Rp17 juta. Dengan membayar harga tersebut, pengguna masih perlu merogoh kocek untuk aksesori gimbal yg dijual terpisah.
Solo tampaknya lebih menarik buat pengguna profesional, yg akan menggunakannya untuk merekam video / memotret dari udara. Terutama karena melihat akan ada banyak aksesori Made for Solo yg dapat meningkatkan kemampuan drone ini.
Satu hal lagi, tidak seperti kebanyakandrone yg beredar di Indonesia,3DR Solo dijamin dengan layanan purna jual. Ini menjadi nilai jual yg sulit ditandingin merek lain yg sudah duluan tersedia di negara kita.
Nah, bagaimana dengan kamu? Apa pendapatmu tentang 3DR Solo?
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar 3DR)
Dikutip dari sini