telah mengabdikan masanya menduduki tahtanya untuk mempromosikan hubungan luar negeri Jepang setelah kehancuran posisi negara itu akibat sepak terjangnya di Perang Dunia II. Selama masa kekaisarannya, Akihito memposisikan dirinya sebagai duta besar tidak resmi Jepang, mengunjungi berbagai negara yang pernah “disakiti” Jepang dan membangun hubungan baik. Akihito juga beberapa kali mengorbankan protokol istana demi bisa menjangkau langsung rakyatnya untuk memberikan harapan di saat mereka sedang sangat membutuhkannya.
Oleh: J. Berkshire Miller (Foreign Policy)
Tanggal 30 April 2019, momen bersejarah akan terjadi di Jepang. Kaisar Akihito akan mundur dari tahta dan melepaskan gelarnya. Putra sulungnya, Putra Mahkota Naruhito, akan naik tahta.
Transisi ini akan menandai suksesi kekaisaran pertama dalam sejarah Jepang modern yang bukan merupakan akibat dari kematian. Akihito pertama kali menunjukkan keinginannya di depan umum untuk pensiun dalam pesan video langka di musim panas 2016. Dia menegaskan bahwa usianya yang lanjut (saat ini dia berusia 85 tahun) telah membuatnya kesulitan untuk memenuhi tanggung jawabnya. Tahun berikutnya, Parlemen Jepang meloloskan undang-undang yang mengizinkan kaisar untuk turun tahta.
Para pejabat dan perwakilan dari lebih dari 190 negara telah diundang untuk menandai kesempatan itu, perubahan besar yang telah mengubah Jepang sejak tahun 1989, ketika Akihito menjadi kaisar setelah ayahnya, Kaisar Hirohito (dikenal anumerta sebagai Kaisar Showa), meninggal. Ketika Akihito mengambil kendali, ekonomi Jepang adalah yang terbesar kedua di dunia di belakang Amerika Serikat.
Sementara ekonomi Jepang terus turun selama masa jabatannya, orang-orang Jepang sebagian besar tetap kaya, dengan kualitas hidup yang lebih besar seiring tahun-tahun berlalu. Harapan hidup Jepang, misalnya, masih termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.
Baca Artikel Selengkapnya di sini
Oleh: J. Berkshire Miller (Foreign Policy)
Tanggal 30 April 2019, momen bersejarah akan terjadi di Jepang. Kaisar Akihito akan mundur dari tahta dan melepaskan gelarnya. Putra sulungnya, Putra Mahkota Naruhito, akan naik tahta.
Transisi ini akan menandai suksesi kekaisaran pertama dalam sejarah Jepang modern yang bukan merupakan akibat dari kematian. Akihito pertama kali menunjukkan keinginannya di depan umum untuk pensiun dalam pesan video langka di musim panas 2016. Dia menegaskan bahwa usianya yang lanjut (saat ini dia berusia 85 tahun) telah membuatnya kesulitan untuk memenuhi tanggung jawabnya. Tahun berikutnya, Parlemen Jepang meloloskan undang-undang yang mengizinkan kaisar untuk turun tahta.
Para pejabat dan perwakilan dari lebih dari 190 negara telah diundang untuk menandai kesempatan itu, perubahan besar yang telah mengubah Jepang sejak tahun 1989, ketika Akihito menjadi kaisar setelah ayahnya, Kaisar Hirohito (dikenal anumerta sebagai Kaisar Showa), meninggal. Ketika Akihito mengambil kendali, ekonomi Jepang adalah yang terbesar kedua di dunia di belakang Amerika Serikat.
Sementara ekonomi Jepang terus turun selama masa jabatannya, orang-orang Jepang sebagian besar tetap kaya, dengan kualitas hidup yang lebih besar seiring tahun-tahun berlalu. Harapan hidup Jepang, misalnya, masih termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.
Baca Artikel Selengkapnya di sini