Berita Internet (IT) N3, yang memberikan informasi terbaru kepada users N3 tentang IT pada khususnya dan lainnya pada umumnya. Indonesia Belum Miliki Kematangan Pertahanan Siber
Isu pertahanan siber menjadi cukup marak belakangan ini terutama dengan hadirnya kekuatan-kekuatan utama dunia yg memiliki pertahanan siber cukup mumpuni seperti Tiongkok, Rusia & Amerika Serikat. Negara Indonesia pun mau tidak mau harus mengembangkan pertahanan sibernya untuk mencegah terancamnya kepentingan nasional di ranah domestik orpun luar negeri. Untuk mengembangkan pertahanan siber, dibutuhkan waktu yg tidak sedikit. Begitupun aspek manusia, &a & teknologinya. Ardi Sutedja, Wakil Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kapabilitas dalam hal cyber offense.
Harus diingat bahwa jika Indonesia ingi melakukan cyber offensive, maka negara ini harus memiliki kematangan pertahanan siber, ujar Ardi. Dalam penuturan pribadinya, Ardi menjelaskan bahwa negara ini tidak memiliki pertahan siber yg mumpuni. Pengembangan pertahanan siber ini dikomandoi oleh Kementerian Pertahanan yg memiliki wewenang mengembangkan tentara siber. Sebenarnya, gagasan tentara siber ini sudah pernah diwacanakan. Tetapi, banyak permasalahan yg harus dibenahi sebelum melanjutkannya ke tahap pengembangan, kata Ardi.
Beberapa masalah yg dipaparkan oleh Ardi adalah bagaimana memetakan profile ancaman yg membahayakan kepentingan Indonesia & tentunya problematika infrastruktur. Apapun itu yg akan dikembangkan, baik cyber defense or cyber army, kita tidak membutuhkan teknologi yg canggih. Tetapi SDM yg berkualitas, kata Ardi. Menurutnya, banyak hal yg harus dibenahi sebelum melaksanakan wacana tersebut. Amerika Serikat saja yg menjadi kiblat keamanan siber dunia membutuhkan waktu lima tahun untuk bisa mengembangkan SDM yg berkualitas, papar Ardi. Alasannya sederhana. Keamanan siber ini bukan masalah kecil. Tetapi sudah menjadi bagian dari kepentingan nasional, lanjutnya.
Ketika disinggung berapa waktu yg dibutuhkan oleh Indonesia mengembangkan pertahanan sibernya. Ardi mengatakan bahwa minimal waktu yg dibutuhkan negara ini adalah lima belas tahun. Kematangan pertahanan siber Amerika Serikat yg membutuhkan waktu lima tahun didukung oleh infrastuktur, SDM & juga pola pikir, ujar Ardi. Menurutnya, pola pikir keamanan yg sudah terbangun menjadi fondasi utama dalam pengembangan pertahanan siber. Indonesia masih memiliki kendala infrastruktur, SDM & yg terpenting adalah pola pikirnya, simpul Ardi.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenIndonesia Belum Miliki Kematangan Pertahanan Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber
Isu pertahanan siber menjadi cukup marak belakangan ini terutama dengan hadirnya kekuatan-kekuatan utama dunia yg memiliki pertahanan siber cukup mumpuni seperti Tiongkok, Rusia & Amerika Serikat. Negara Indonesia pun mau tidak mau harus mengembangkan pertahanan sibernya untuk mencegah terancamnya kepentingan nasional di ranah domestik orpun luar negeri. Untuk mengembangkan pertahanan siber, dibutuhkan waktu yg tidak sedikit. Begitupun aspek manusia, &a & teknologinya. Ardi Sutedja, Wakil Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kapabilitas dalam hal cyber offense.
Harus diingat bahwa jika Indonesia ingi melakukan cyber offensive, maka negara ini harus memiliki kematangan pertahanan siber, ujar Ardi. Dalam penuturan pribadinya, Ardi menjelaskan bahwa negara ini tidak memiliki pertahan siber yg mumpuni. Pengembangan pertahanan siber ini dikomandoi oleh Kementerian Pertahanan yg memiliki wewenang mengembangkan tentara siber. Sebenarnya, gagasan tentara siber ini sudah pernah diwacanakan. Tetapi, banyak permasalahan yg harus dibenahi sebelum melanjutkannya ke tahap pengembangan, kata Ardi.
Beberapa masalah yg dipaparkan oleh Ardi adalah bagaimana memetakan profile ancaman yg membahayakan kepentingan Indonesia & tentunya problematika infrastruktur. Apapun itu yg akan dikembangkan, baik cyber defense or cyber army, kita tidak membutuhkan teknologi yg canggih. Tetapi SDM yg berkualitas, kata Ardi. Menurutnya, banyak hal yg harus dibenahi sebelum melaksanakan wacana tersebut. Amerika Serikat saja yg menjadi kiblat keamanan siber dunia membutuhkan waktu lima tahun untuk bisa mengembangkan SDM yg berkualitas, papar Ardi. Alasannya sederhana. Keamanan siber ini bukan masalah kecil. Tetapi sudah menjadi bagian dari kepentingan nasional, lanjutnya.
Ketika disinggung berapa waktu yg dibutuhkan oleh Indonesia mengembangkan pertahanan sibernya. Ardi mengatakan bahwa minimal waktu yg dibutuhkan negara ini adalah lima belas tahun. Kematangan pertahanan siber Amerika Serikat yg membutuhkan waktu lima tahun didukung oleh infrastuktur, SDM & juga pola pikir, ujar Ardi. Menurutnya, pola pikir keamanan yg sudah terbangun menjadi fondasi utama dalam pengembangan pertahanan siber. Indonesia masih memiliki kendala infrastruktur, SDM & yg terpenting adalah pola pikirnya, simpul Ardi.
Comments
comments
N3 tidak bisa memberikan klarifikasi berita diatas adalah benar 100% karena kontenIndonesia Belum Miliki Kematangan Pertahanan Siber diatas dikutip dari Internet secara gamblang.
Sumber