• Silahkan bergabung dengan chat kami di Telegram group kami di N3Forum - https://t.me/n3forum
  • Welcome to the Nyit-Nyit.Net - N3 forum! This is a forum where offline-online gamers, programmers and reverser community can share, learn, communicate and interact, offer services, sell and buy game mods, hacks, cracks and cheats related, including for iOS and Android.

    If you're a pro-gamer or a programmer or a reverser, we would like to invite you to Sign Up and Log In on our website. Make sure to read the rules and abide by it, to ensure a fair and enjoyable user experience for everyone.

Liga Spanyol RESMI: Inggris Lebih Nikmat Ditonton Ketimbang Spanyol!

Bola

SBOBET
Journalist
Setelah hasil imbang dengan Republik Irlandia pada Juni lalu, sebuah perusahaan televisi yang menyiarkan pertandingan Inggris melempar sindiran dengan meminta maaf pada para pemirsanya via Twitter. "FT: Rep. Irlandia 0-0 Inggris. Kami mohon maaf." Ketika ejekan itu menarik Roy Hodgson dalam perdebatan apakah itu merupakan pertandingan paling membosankan di dunia, sang pelatih menolak. "Saya tak punya komentar soal itu."

Hodgson bisa saja dimaafkan karena implikasi dari kejadian itu, telah menyinggung performa anak buahnya yang dianggap bermain membosankan. Pada saat itu Inggris sedang setengah jalan dalam kesempurnaannya di kualifikasi Euro 2016. Penampilan mereka juga tak mendapat keraguan, karena baru saja menang 2-0 di Swiss.

Dan setelah melalui kualifikasi yang kesannya hanya formalitas karena mereka membabat habis semua lawan, Inggris mampu memberi bukti. Mereka membuktikan segalanya, kecuali permainan yang membosankan.

SIMAK JUGA
20 Timnas Eropa Paling Menarik
Apa Itu Goal Thrill List?
Cristiano Ronaldo Bikin Portugal Membosankan

Ya, konklusi di Grup E kualifikasi memaparkan The Three Lions sukses menggelontorkan 31 gol -- di mana jumlah itu hanya lebih sedikit dari Polandia -- dan hanya kebobolan tiga, sehingga membuat mereka punya selisih gol di angka 28. Angka itu adalah yang terbaik di kualifikasi.

Lima tim lainnya (Spanyol, Jerman, Belanda, Swiss, dan Belgia) memang punya penguasaan bola yang lebih baik dari Inggris. Namun Wayne Rooney cs mampu tampil lebih efektif lewat rerata 60 persen penguasaan bola dan akurasi umpan yang mencapai 89 persen. Soal tembakan ke gawang, mereka juga hanya kalah dari Jerman dan Polandia.

Singkatnya Inggris mampu tampil lebih efisien dalam permainan. Itulah alasan mengapa tim asuhan Hodgson bisa duduk di atas Spanyol, dalam Goal Thrill List yang dianalisis Opta. Dalam ranking timnas Eropa yang dibuat berdasar alogaritma berbasis tembakan, hanya Jerman (5,09) yang punya Thrill Factor lebih tinggi ketimbang Inggris (3,94).



Selain itu juga hanya Jerman dan Belgia yang punya percobaan mencetak gol lebih tinggi selama kualifikasi. Inggris sendiri punya tujuan konstan dalam menghasilkan gol - tapi apakah esensi dari sepakbola menarik? Sementara Spanyol harus melalui 1.588 operan untuk mencetak 11 gol dan 12 upaya mencetak gol yang lebih sedikit dari Inggris. Pertanyaannya adalah, apakah La Furia Roja yang lebih banyak berputar-putar di belakang layak disebut sebagai tim paling menarik?

Tentu saja argumen pembelanya adalah Spanyol melakukan gaya permainan tersebut untuk membuat lawan kelelahan berlari mengejar mereka. "Death Football" begitu Hodgson menyebut gaya sepakbola tersebut. Spanyol memang untuk kesekian kalinya kembali berhasil membunuh Inggris, dalam duel uji coba bulan lalu. Namun, orang-orang masih menganggap bahwa Inggris kini lebih baik dari Spanyol. Masalahnya apakah Tim Matador harus menggunakan pendekatan yang lebih penetratif, guna membuat penguasaan bola mereka jadi lebih efektif?

Bagaimanapun harus diakui jika gaya permainan Spanyol itu adalah yang terbaik dalam sedekade terakhir. Berporos pada Barcelona asuhan Pep Guardiola, mayoritas pemain Spanyol memenangkan gelar bersama Barca, utamanya Liga Champions 2009 dan 2011. Mereka mengalahkan tim asal Inggris, Manchester United, lewat permainan masterclasses.



Serupa Barca, Spanyol terkena imbasnya dengan mereka menjuarai Euro 2008 dan Piala Dunia 2010. Mereka bahkan jadi tim pertama yang yang menjuarai Euro dua kali beruntun, saat melakukannya pada 2012. Namun tak dapat disangkal, jika kejenuhan mulai dirasakan terutama ketika Guardiola memutuskan mundur pada musim 2011/12. Barca kala itu kurang dalam hal penetrasi untuk menyempurnakan penguasaan bolanya.

Kejenuhan itu juga muncul secara tegas di Piala Dunia 2014 lalu. Secara mengenaskan Spanyol harus terhenti di babak fase grup, kendati dua tahun sebelunya berhasil mencabik-cabik Italia di final Euro.

Tim asuhan Vicente del Bosque memang berhasil memulihkan diri, dengan lolos kualifikasi Euro 2016 secara mudah lewat status juara Grup C. Namun apa yang mereka pentaskan tak lagi menarik perhatian. Gaya Sergio Ramos cs tetap sama, sementara musuh terus-menerus mempelajari untuk mengantisipasinya. Sepakbola terus berubah, tapi tidak bagi Spanyol.

Kasus ini berbeda dengan kondisi terkini Barca. Di bawah Luis Enrique, Blaugrana mampu mengalirkan bola dengan lebih efektif ke depan, untuk mendapat hasil yang lebih efisien. Sementara Spanyol masih menggunakan cara lama.

Tentu saja keberadaan pemain sekelas Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar akan jadi pembeda besar. Spanyol hanya punya Diego Costa yang tak kunjung keluar dari keterpurukan di Piala Dunia 2014 lalu, atau Paco Alcacer yang memang masih muda tapi terasa tak bisa mendaki ke level yang lebih tinggi lagi. Selain itu masalah Spanyol juga tak hanya taktikal, tapi juga filosofi.



Patut dicatat pula bahwa Jerman -- yang menempati gup paling kompettif dan sulit di kualifikasi Euro lalu -- sanggup mengimbangi statistik penguasaan bola Spanyol (67 persen) dan akurasi operan (93 persen). Perbedaan besarnya adalah tim asuhan Joachim Low punya 39 percobaan mencetak gol lebih banyak dari Spanyol (bahkan Ukraina dan Bosnia & Herzegovina juga punya tembakan ke gawang yang lebih banyak ketimbang La Roja).

Tentu saja melepaskan tembakan jarak jauh tanpa tujuan yang jelas memang masuk hitungan. Namun di sini Jerman, yang merupakan juara dunia, punya tujuan yang jelas dalam taktiknya melakukan banyak tembakan. Hal itu membuat lawan kebingungan apakah harus merapatkan barisan guna menahan tembakan, atau justru melebar untuk mengihindari umpan tipuan. De Panzer punya ahlinya dalam taktik tersebut dalam diri Toni Kroos dan Mesut Ozil. Sementara 'tiki-taka' Spanyol kini sudah mudah diprediksi.

Legenda Jerman, Franz Beckenbauer, jauh-jauh hari lalu menyesalkan perubahan yang dibawa Guardiola ketika melatih Bayern Munich. Ia enggan melihat Bayern bermain seperti Barca. "Kita akan terlihat seperti tim yang tak ingin dilihat, yakni Barcelona. Bayern bakal selalu berputar setelah tak menemukan celah di setengah lapangan. Jika saya yang di sana, maka saya akan mengintip sedikit saja celah untuk melakukan tembakan jarak jauh. Cara itu lebih efisien," papar sang legenda.

Spanyol kini masih seperti Barca di era Guardiola. Namun dalam situasi krusial ini mereka harus mencontoh versi terbaru Los Cules yang lebih berani melancarkan tusukan, pendekatan yang sedikit pragmatis, menyalin mental Jerman dan yang lebih ekstrem, bermain layaknya Inggris!

liga spanyol table, klasemen, seri b, malam ini, terkini, divisi 2, RESMI: Inggris Lebih Nikmat Ditonton Ketimbang Spanyol!
 
Top